ARTIKEL : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK-ANAK USIA TIGA, EMPAT, DAN LIMA TAHUN
Oleh : Yusri
E. Siahaan
Nim : 1143113037
Kegiatan-kegiatan yang ditekuni oleh
anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun bisa sama, tapi proses yang terjadi dalam
kegiatan dan hasil-hasil kegiatan mereka bisa berbeda. Bentuk dan ukuran anak
–anak usia tiga, empat dan lima tahun berbeda-beda. Mereka tumbuh dan
berkembang dalam banyak cara. Secara
fisik, mereka berubah, tumbuh lebih tinggi dan sering “tampang-tampang bayi”
mereka sirna. Menjelang usia tiga tahun, anak-anak beralih dari tingkat anak
yang dapat berjalan. Bahasa dan perbendaharaan kata mereka bertambah dengan
cepat. Anak usia tiga, empat dan lima tahun mempunyai sasa ingin tahu yang
tinggi. Misalnya, anak usia tiga tahun sering sekali bertanya, misalnya
“mengapa es dingin”, “mengapa burung bisa terbang”, “mengapa pesawat bisa terbang” mereka
dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan karena mereka ingin tahu. Anak usia tiga,
empat dan lima tahun sangat suka tertawa, lari-lari, dan bermain.
Berikut dipaparkan perkembangan fisik,
emosi, bahasa, kognitif, dan sosial yang khas pada anak usia tiga, empat dan
lima tahun
.
Perkembangan Fisik
Anak-anak
usia tiga, empat dan lima tahun penuh tenaga dan tak henti-hentinya bergerak.
Waktu bertumbuh, mereka mengembangkan dan memperhalus ketrampilan gerak motorik
kasar dan halus. Anak-anak usia tiga tahun mengalami banyak pertumbuhan di
bidang perkembangan fisik tatkala mereka mengupayakan keselarasan gerak setiap
hari. Lari, lompat dan panjat menjadi semakin otomatis dan bukan merupakan
tindakan yang sadar atau bertujuan. Anak usia tiga tahun masih sedikit
bertatih-tatih dan sering jatuh dan bagun lagii dan mencoba lagi. Sedangkan
gerak-gerak tubuh anak-anak usia empat dan lima tahun sering menjadi lebih
serasi. Anak-anak usia empat dan lima
tahun bisa berlari mulus dan berhenti dengan mudah. Mereka juga suka melompat
dengan satu kaki dan melompat dengan dua kaki sekaligus. Mereka mulai melontar
bola agak gampang dan menggunakan tangan untuk menangkap, sering meleset.
Anak-anak usia ini mulai mengembangkan keseimbangan dan rasa keseimbangan
mereka. Mereka menikmati naik sepeda tiga roda, mendorong dan menarik gerobak,
dan lari cepat berkeliling di sekitar kereta dorong kecil.
Perkembangan Emosi
Anak-anak usia
tiga, empat, dan lima tahun mengungkapkan sederetan emosi dan mampu menggunakan
secara serasi ungkapan seperti sedih, bahagia, dan sudah bisa membedakan
perasaan-perasaan mereka. Dalam tahun prasekolah ini, situasi emosi anak-anak
sangat bergantung keadaan dan bisa berubah secepat mereka beralih dari kegiatan
satu ke kegiatan lain. Karena anak-anak berkembang dari tahun ke tahun ada
peningkatan internalisasi dan pengaturan terhadap emosi mereka. Anak usia pra
sekolah (3-5 tahun) mulai mencapai ketrampilan-ketrampilan kognitif dan bahasa
yang baru, mereka belajar untuk mengatur emosi-emosi mereka dan menggunakan
bahasa untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka dan perasaan orang lain.
Gejolak
perasaan anak-anak usia tiga, empat, dan limat tahun sebagian ebsar ada di
permukaan, gejolak perasaan mereka sangat berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu.
Jika mereka
merasakan sesuatu, mereka ungkapkan itu, jika mereka inginkan sesuatu, mereka
usahakan mengambilnya. Menunda keseanngan dan mengendalikan perasaan hati
sering merupakan tantangan. Keingintahuan mereka yang alami sering menimbulkan
masalah. Anak-anak usia empat tahun sering lebih banyak menggunakan sarana fisik
guna menyelesaikan konflik ketimbang pakai kata-kata untuk merundingkan
kebuthan mereka. Mengajarkan kepada anak-anak tentang cara yang sesuai untuk
mengungkapkan emosi mereka merupakan tonggak epnting dalam perkembangan mereka.
Konflik yang timbul dari kebutuhan dua anak yang memperebutkan satu benda, itu
wajar, anak-anak sedang belajar cara memecahkan konflik lewat cara yang bisa
diterima lingkungan sosial.
Perkembangan Bahasa
Bagi anak usia
para sekolah antara 3-5 tahun tibalah masa pertumbuhan dahsyat di bidang
bahasa, perbendaharaan kata meluas adn struktur semantik dan sintaksis bahasa
mereka menjadi semakin rumit. Perubahan dalam hal bahasa ini mewakili
perkembangan kemampuan kognitif. Anak-anak menjadi pemikir yang lebih rumit
dan, sejalan dengan pertumbuhan mereka, perubahan ini tercermin pada bahasa
mereka. Anak-anak usia tiga tahun emiliki sekitar 900 sampai 1000 kata dan
sekitar 90% dari apa yang mereka ucapkan dapat dipahami. Dengan mudah mereka
bisa memproduksi kalimat tiga kata. Bahasa menjadi meksnisme utama dalam
membuat kebutuhan, perasaan, dan pikiran mereka diketahui orang lain. Anak usia
tiga tahun muali mengerti dan merespon banyak pertanyaan, seperti “Kau buat
apa?” dan “Kenapa kaulakukan itu?”. Anak usia ini juga mulai mengajukan banyak
sekali pertanyaan.
Penguasaan
bahasa anak-anak semakin lama semakin berkembang, pada anak usia lima tahun
berkembang terus, dan perbendaharaan kata-kata mereka meluas sampai 5.000 –
8.000 kata. Jumlah kata dalam kalimat
bertambah, dan struktur kalimat menjadi lebih rumit. Anak-anak usia 5 tahun
juga senang bicara. Mereka juga belajar kebiasaan bercakap-cakap dan agak
jarang memotong percakapan, belajar antri, danmendengarkan orang lain yang
sedang bicara. Bukan tidak biasa bagi anak-anak usia ini untuk belajar
kata-kata sulit yang terkait denga hal-hal yang mereka minat.
Salah satu
perubahan kognitif penting di tahun-tahun pra sekolah terajdi antara anak-anak
usia tiga ke empat tahun adalah perkembangan pikiran simbolik. Pikiran simbolik
adalah kemampuan menghadirkan secara mental atau simbolis objek, konkret,
tindakan, dan peristiwa (Piaget, 1952). Tanda paling nyata dari perkembangan
pikiran simbolis pada anak-anak usia empat thaun ialah perambahan yang
signifikan dalam penggunakan mereka akan permainan khayalan.
Anak-anak usia
tiga tahun memiliki daya ingat yang baik atas barang-barang di dalam
pengalaman langsung mereka. Bagaimanapun, merkea belum mengembangkan strategi
efektif yuntuk mengingat informasi dalam jangka waktu lebih lama. Oleh karena
itu, struktur dan rutinitas penting bagi kehidupan anak usia ini. Struktur dan
rutinitas ini memungkinkan mereka untuk mengantisipasi dan meramal apa yang
akan mereka lakukan dan apa yang diharapkan dari mereka. Sedangkan pada anak
usia empat tahun mereka mulai mengembangkan kemampuan ingatan mereka. Mereka
bisa secara mendadak ingat apa yang mereka lakukan pada akhir pekan lalu,
mereka mulai mengembangkan makna tentang apa yang nyata dan apa yang tidak
nyata. Dan ketika anak berusia 5 tahun mereka mulai tumbuh dengan cara berfikir
secara egosentris, mereka mulai sadar akan perasaan dan sudut pandang orang
lain. Pada usia ini, anak-anak bisa mulai mengerti bahwa mereka bisa bahagia
bila orang lain tidak bahagia dan mulai menerima bahwa orang lain tidak harus
melakukan permainan tepat seperti permainan yang sedang mereka lakukan, mereka
mulai mengerti kesukaan dan ketidaksukaan anak-anak lain.
Perkembangan Kognitif
Anak
usia tiga, empat tahun dianggap pemikir pra-operasional yang artinya bahwa
mereka hanya percaya pada kinerja konkret objek bukannya pada gagasan, mereka
fokus hanya pada satu relasi pada suatu waktu, dan mereka sering melihat
hal-hal hanya dari satu segi pandangan mereka sendiri (piaget, 1969)
Anak
usia tiga tahun mempunyai daya ingat yang baik atas barang-barang didalam
pengalaman langsung mereka, akan tetapi kekaguman mereka terhadap suatu hal
atau kekaguman mereka terhadap barang-barang mereka tidak pernah hilang.
Misalnya saja, jika anak memiliki satu buku bergambar. Meskipun buku-buku
tersebut sudah 40 kali dibolak, balik mereka tetap merasa gembira dan tidak
menunjukka rasa bosan, hal tersebut menunjukka bahwa ingatan mereka yangbelum
berkembang penuh.
Usia
empat tahun biasanya dipenuhi dengan sikap mereka yang masih egosentris, yang
artinya kecenderungan lebih menyadari sudut pandang mereka sendiri dari pada
sudut pandang orang lain (piaget, 1952). Sifat ini menjelaskan mengapa anak
usia empat tahun sulit untuk melihat dunia ini sebagai mana orang lain
melihatnya. Seperti, mereka sangat sulit memahami, megapa orang lain tidak
bahagia sewaktu dia bahagia, sedih sewaktu dia sedih, lapar sewaktu dia lapar.
Anak
usia lima tahun penuh dengan pertanyaan tentang bagaimana benda bekerja. Namun
penalaran mereka masih konkrit. Misalnya sangat sulit bagi anak usia lima tahun
memikirkan bahwa paus dan manusia merupakan mamalia. Begitu juga dengan
memahami konsep waktu. Memahami konsep waktu merupakan suatu tantangan bagi
mereka. mereka berbicara tentang hal-hal yang terjadi dimasa silam, namun
kemarin dan minggu lalu merupakan waktu yang sama bagi mereka. jika anak
menanyakan seberapa lama perjalanan dari sekolah kekebun binatang, maka guru
dapat mengatakan waktu dia dari rumah sampai kesekolah. Anak-anak lima tahun lebih pasti dengan apa
yang nyata daripada apa yang palsu.
Perkembangan Sosial
Walau anak-anak usia tiga, empat dan lima tahun bertumbuh, mereka semakin
menjadi makhluk sosial. Pada usia tiga tahun, perkembangan fisik anak-anak
emungkinkan mereka untuk bergerak kian kemari secara mandiri dan mereka ingin
tahu tentang lingkungan mereka dan orang-orang di dalamnya. Ketramplan kognitif
berkembang dan anak-anak mampu mengetahui orang-orang yang akrab dan rang yang
tidak akrab.
Anak-anak usia tiga tahun memperlihatkan minat yang
semakin ebsar terahdap anak-anak lain dan orang-orang dewasa, tetapi sering
lebih senang berada bersama orang dewasa atau bermain sendiri di dekat
anak-anak lain. Anak-anak usia empat dan lima tahun sedang menjadi mkhluk
sosial dan sering lebih suka ditemani anak-anak lain daripada ditemani orang
dewasa, anak-anak mulai mengungkapkan kesukaan mereka untuk bermaind engan
beberapa ank lebih dari pada dengan anak-anak lain. Bermain dan ada bersama
aspek penting dari perkembangan sosial bagi anak-anak usia empat dan lima
tahun. Hubungan sosial bisa mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosi
anak-anak. Anak yang ditolak secara sosial akan menjadi anak yang tidak
bahagia. Menolong anak-anak supaya rukun satu sama lain akan memajukan sikap
positif dan menanamkan rasa cinta belajar pada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Carol
seefeldt, Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :PT Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar