Rabu, 20 April 2016

Pengaruh Pengalaman Langsung Dalam Menarik Minat Anak Terhadap Pembelajan Sains

Artikel
PENGARUH PENGALAMAN LANGSUNG DALAM  MENARIK MINAT ANAK TERHADAP PEMBELAJARAN SAINS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
( Studi kasus di TK Al – HUDA Jln Bajak I Gg. Wakaf Medan )
oleh : Juli Astri Lestari
 
ABSTRAK
Oleh : Juli astri lestari,Pengaruh Pengalaman Langsung Dalam Menarik Minat Aanak Terhadap Pembelajaran Sains (Studi kasus di TK Al – HUDA Jln Bajak I Gg. Wakaf Medan) Akhir-akhir ini pembelajaran sains pada anak usia dini sudah mulai diterapkan.Namun pada kenyataannya banyak guru maupun pengajar yang tidak menerapkan system pengajaran yang sesuai dengan yang seharusnya.Maksudnya,guru maupun pengajar tidak melibatkan para siswa dalam praktek pengajarannya.Padahal dalam mengembangkan pembelajaran sains murid sebaiknya diminta untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran sehingga memunculkan pengalaman pada anak. Seperti yang kita tahu,Pengalaman merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang dimiliki oleh semua orang.Ada berbagai pengalaman yang terjadi selama jenjang kehidupan pada setiap manusia.  Rumusan Masalah:Bagaimanakah cara menarik minat anak dalam pembelajaran sains ? Bagaimanakah pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains?Apakah pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains? Mamfaat  Observasi:Menjelaskan pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat  anak terhadap pembelajaran sains.Mengidentifikasikan pengaruh langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains.Menjelaskan kejadian di lapangan dengan teori yang sudah ada.Kesimpulan:Pembelajaran sains pada anak usia dini harus menekankan pada media dan pengalaman langsung.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
             Akhir-akhir ini pembelajaran sains pada anak usia dini sudah mulai diterapkan.Namun pada kenyataannya banyak guru maupun pengajar yang tidak menerapkan system pengajaran yang sesuai dengan yang seharusnya.Maksudnya,guru maupun pengajar tidak melibatkan para siswa dalam praktek pengajarannya.Padahal dalam mengembangkan pembelajaran sains murid sebaiknya diminta untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran sehingga memunculkan pengalaman pada anak. Seperti yang kita tahu,Pengalaman merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang dimiliki oleh semua orang.Ada berbagai pengalaman yang terjadi selama jenjang kehidupan pada setiap manusia.
            Pengalaman itu bisa berupa pengalaman yang menyenangkan,mengesankan atau bahkan menyedihkan tergantung pada situasi dan keadaan yang dialami oleh manusia tersebut.Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran tentunya harus di dasarkan pada pengalaman langsung dan melibatkan seluruh indera agar penerimaan informasi yang di berikan dapat diterima secara lebih optimal.Untuk itu dalam menjalankan system pembelajaran sebaiknya guru harus melibatkan semua siswa agar para siswa dapat memahami pembelajaran secara lebih real dan kongret.
Terutama untuk anak usia dini karena pada usia tersebut seorang anak usia dini hanya dapat berpikir secara simbolik dan berpegang pada suatu yang bersifat real atau nyata.Untuk lebih memudahkan anak memahami tema yang ada disekiarnya.Sehingga,guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan proses perkembangan yang dimiliki oleh anak.Untuk lebih lanjut maka dalam jurnal ini akan di bahas “PENGARUH PENGALAMAN LANGSUNG DALAM MINAT ANAK TERHADAP PEMBELAJARAN SAINS”

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah cara menarik minat anak dalam pembelajaran sains ?
2. Bagaimanakah pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains?
3. Apakah pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains?

1.3 MANFAAT OBSERVASI
a.Menjelaskan pengaruh pengalaman langsung dalam menarik minat  anak terhadap pembelajaran sains.
b.Mengidentifikasikan pengaruh langsung dalam menarik minat anak terhadap pembelajaran sains.
c.Menjelaskan kejadian di lapangan dengan teori yang sudah ada.

 
BAB II
DATA HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
NO
PERNYATAAN
PENILAIAN
YA
TIDAK
1
Siswa aktif terlibat secara mental

u
2
Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
ü   

3.
Pembelajaran mendoraong berfikir tingkat tinggi (kritis mengambil keputusan dan kreatif)
ü   

4.
Pembelajaran melayani gaya belajar siswa yang berbeda-beda
ü   

5.
Pembelajaran mendorong untuk multi arah
ü   

6.
Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media (sumber belajar)
ü   

7.
Pemberian tugas bermakna atau mengaktifkan siswa, motivasi, menantang, kontekstual dan mengembangkan aktivitas penyelidikan

ü   
8.
Pengelolaan siswa bervariasi ( klasikal, berkelompok, individu )
ü   

9.
Siswa mencari pengelolaan kelompok dan siswa mencari serta membahas informasi secara aktif

ü   
10.
Bentuk pengelolaan secara klasikal kelompok dan individu sesuai dengan tugas yang diberikan

ü   
11.
Strategi pembelajaran mengagktifkan semua siswa, menumbuhkan kreativitas bahwa berfikir, berbuat, efektif mencapai tujuan dan menyenangkan (atau tidak membuat siswa sters/tertekan/takut salah)
ü   

12.
Variasi penggunaan media dan sumber belajar
ü   

13.
Penugasan menghasilkan karya kelompok individu

ü   
14.
Upaya mendorong siswa menghasilkan karya kelompok
ü   

15.
Ada kesepakatan tata tertib kelas yang perlu dipatuhi
ü   

16.
Penataan tempat duduk memudahkan untuk melakukan kegiatan belajar
ü   

17.
Penggunaan alat dan sumber belajar diatur dengan baik

ü   
18.
Penataan lingkungan belajar di seting secara bervariasi di dalam kelas dan di luar kelas

ü   

            Dalam proses belajar mengajar siswa aktif ikut berperan secara mental saat itu seorang siswa menjawab hewan yang hidup air salah satunya adalah ikan badut guru tersebut tidak mengetahui apa itu ikan badut dan guru tersebut meminta anak untuk menjelaskan apa itu ikan badut,dan anak itu pun menjawab bahwa ia melihatnya dalam serial kartun finding nemo yang ada di televisi.proses pembelajaran juga terkait dengan dengan kehidupan nyata.karena pada saat kami observasi guru sedang menjelaskan tentang air,dan bagaimana wujud air serta sifat air.di sana pembelajaran juga mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam mengambil keputusan.
            Pembelajaran melayani gaya belajar yang berbeda-beda karena guru juga melibatkan semua anak dalam pembelajaran dan meminta pendapat anak tentang tema tersebut,serta memantau anak dalam mengerjakan tugasnya.Pembelajaran yang multiarah dan timbal balik juga memudahkan anak dalam memahami tema yang sedang berlangsung.Hanya saja di dalam proses mengajar guru tidak menggunakan media yang kongkret sebagai medianya.Guru hanya menggunakan gambar atau menggambarnya di papan tulis.
            Di Tk yang kami observasi penggolaan siswa juga bervariasi hanya saja tetap pada posisi kelompok hanya saja penggantian teman kelompok.Strategi yang digunakan dalam pembelajaran tidak begitu efektif karena masih banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pembelajaran karena guru hanya berfokus pada penjelasan dan tidak adanya media konkgret menyebabkan murid kurang tertarik dan sibuk bermain dengan teman-temannya.Didalam kegiatan pembelajaran memang ada peraturan yang sengaja di buat demi keamanan dan kenyaman proses belajar mengajar.Akan tetapi masih banyak pula peraturan yang dilanggar oleh anak-anak karena mereka cenderung tidak ingin terikat dalam peraturan dan hanya ingin bebas bermain terutama bagi siswa yang hiperaktif.Penggunaan alat dan media dan sumber belajar yang minim menyebabkan sumber belajar tidak dapat diatur dengan baik.Pembelajaran juga lebih sering dilakukan didalam kelas.Diluar kelas hanya pada saat jam istirahat dan selesai makan siang.

2.2  PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
            Dari sudut bahasa, sains atau science ,berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan. Dari sudut etimologis yang tepat tentang sains yaitu bahasa Jerman, merujuk kata Wissensschaft, yang memiliki pengertian penetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis.
            Secara konseptual terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang dikemukakan oleh para ahli. Amien (1987), mendefinisikan sains sebagai sebagai bidang ilmu ilmiah, dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam (natural science) . 
            Sedangkan  James Conant (Holton dan Roller:1958), mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut. Abu Ahmadi (1991) memberikan pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan,percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa makro kosmos( alam semesta) dan mikrokosmos( isi alam semesta) khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya. Sedangkan Fisher (1975) mengartikan Sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian.
            Secara analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan mencoba membagi sains berdasarkan dimensi pengkajiannya. Sumaji(1988) menyatakan bahwa secara sempit sains adalah Ilmu Pengetahuan Alam(IPA), terdiri atas phisycal science dan life science. Termasuk physichal science adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorologi dan fisika, sedangkan life science meliputi biologi, zoologi, dan fisiologi. Sedangkan Ernest Hagel(Indrawati:1995) memandang sains dari 3 aspek;pertama dari aspek tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai ilmu alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbegai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu merupakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah,untuk mendapatkan atau mengetahui penyebab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori-teori dari obyek yag diamati.
            Sains ternyata dibentuk karena dua orde( tahapan dan sistem) pengalaman;orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala dan fakta-fakta, sering disebut sebagai orde observasi serta orde kedua didasarkan pada pemahaman atau penafsiran manusia mengenai alam semesta atau disebut sebagai orde konseptual (zen,1981). Sains merupakan aktivitas menemukan hukum-hukum alam Kemeney( Harry,1983). Substansi lainnya dari sains adalah sains dianggap sebagai cara berfikir yang benar, penalaran logis untuk menarik kesimpulan khusus dari berbagai fenomena yang bersifat umum(Aristoteles, Sembiring:2000). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sains itu bukan hanya pengetahuan ilmiah(scientific knowledge), tetapi juga sebagai human enterprise (media penggali keuntungan dari alam) yang melibatkan operasional mental, keterampilan dan strategi, dan sebagainya yang dirancang manusia untuk menemukan jagat raya dan segala isinya(Carin,1975) yang tentunya diperuntukkan bagi pemenuhan segala kebutuhan dan keperluan hidup manusia di dunia ini.
            Maka dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan apabila dikaitkan dengan program pembelajaran sains  yang akan dikembangkan meliputi tiga substansi mendasar, yaitu: pertama, sains sebagai suatau proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, sains sebagai produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum dan teori. Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan khususnya ketika mencari atau mengembangkan penget Mengingat manfaat dialog dan bentuk-bentuk interaksi siswa yang lain serta tujuan  meningkatkan kontruksi makan secara social beberapa  ahli psikologi dan pendidik menyerahkan  agar membentuk suatu pelajar yaitu kelas dimana kita dan siswa secara konsisten saling mebantu dalam belajar (A L. Brown &Campione, 1994; Prawat, 1992; Roggof, Matusov, & White, 1996)
            Dari uraian diatas, akhirnya dapat kita pahami bahwa sains ternyata bukan hanya berisi rumus-rumus atau teori-teori yang kering; melainkan juga mengandung nilai-nilai manusiawi yang bersifat universal dan layak dikembangkan serta dimiliki oleh setiap individu di dunia ini ; bahkan dengan begitu tingginya nilai sains bagi kehidupan, menyebabkan pembekalan sains seharusnya dapat diberikan sejak usia anak masih dini.
            Menurut teori pembelajaran sains, pembelajaran sains pada anak usia dini di TK AL-HUDA jalan Bajak I gg.Wakaf Medan I belum sesuai dengan hasil yang di hanya diharapkan.Karena pembelajaran sains tidak begitu di lakukan dan hanya dominan pada penjelasan guru serta minimnya media pembelajaran menyebabkan kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sains.Karena pada dasarnya pembelajaran sains pada ank usia dini harus menekankan pada pengalaman dan keterlibatan anak pada kegiatan agar menarik minat anak dan anak akan lebih mudah untuk memahami dari tema atau pembelajaran tersebut.
            Untuk itu sebagai guru atau pengajar hendaknya dapat berfikir lebih kreatif dalam menemukan strategi pengajaran yang lebih baik untuk anak usia dini.Agar pencapaian terhadap minat anak terhadap pembelajaran sains dapat diperoleh secara lebih optimal.Dan anak juga akan lebih mencintai lingkungan di sekitarnya serta mencoba menemukan sesuatu hal yang baru dari penemuan kecilnya sehingga anak akan terbiasa dengan berfikir kritis dan mampu menghadapi masalahnya serta mampu mengambil keputusan yang dapat dipertimbangkan dengan berfikir logis dan terjawab oleh akal dan logika.

            Dari uraian diatas, akhirnya dapat kita pahami bahwa sains ternyata bukan hanya berisi rumus-rumus atau teori-teori yang kering; melainkan juga mengandung nilai-nilai manusiawi yang bersifat universal dan layak dikembangkan serta dimiliki oleh setiap individu di dunia ini ; bahkan dengan begitu tingginya nilai sains bagi kehidupan, menyebabkan pembekalan sains seharusnya dapat diberikan sejak usia anak masih dini.




  
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
            Jika kita renungkan secara lebih mendalam pembelajaran sains pada anak usia dini bukanlah pembelajaran yang sulit untuk di terapkan.mengingat ada banyak media sederhana yang dapat kita peroleh secara mudah di sekitar kita.Karena pada dasarnya pembelajaran sains pada anak usia dini hanya sebatas pengenalan dan tidak perlu menjejali anak dengan teori-teori yang sesungguhnya seperti di jenjang sekolah dasar.Guru hanya perlu terus member rangsangan dan stimulus pada anak serta melibatkan anak dalam setiap pembelajaran sains dan media yang kongkret agar anak memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat memunculkan minat terhadap diri anak.

3.2 SARAN
  Sebagai seorang pendidik, maka tugas kita  harus memberikan rangsangan atau stimulus kepada anak didik agar semua peserta didik mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu yang besar untuk mempelajari sains. Karena dengan merangsang keingintahuan dan memberikan  media serta mendorong anak untuk meneliti serta bereksplorasi dengan lingkungannya bukan tidak mungkin kita akan menciptakan generasi saintis yang cemerlang di masa mendatang.




DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Ali.2005.Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
          Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar