Selasa, 19 April 2016

PEMBELAJARAN SAINS BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

ARTIKEL


Oleh
Loise Febriasi Pinarsinta Hutapea (1143113016)
Reguler B





Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD)
Fakultas Ilmu Pendidikan
T. A. 2014



Pendahuluan 


Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam meamsuki pendidikan lebih lanjut. Maksudnya pendidikan yang berlangsung pada anak usia dini dilakukan melalui ransangan yang menjadikan anak mampu belajar dan mempersiapkan diri dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini  memberi pengetahuan yang bersifat awal atau pengenalan akan pelajaran-pelajaran yang nantinya di temukan anak dalam pendidikan selanjutnya.
Anak usia dini merupakan anak yang berumur 0 sampai 6 tahun. Dalam rentang usia tersebut anak mengalami perkembangan secara dinamis. Oleh sebab itu, pendidikan anak usia dini dilaksanakan tidak hanya mempersiapkan anak dalam menghadapi pendidikan lanjut melainkan mengembangkan aspek yang berkaitan dengan proses tumbuh-kembang anak tersebut. Aspek-aspek yang berkaitan dengan proses tumbuh-kembang anak adalah aspek fisik-motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek sosial-emosional, dan aspek nilai agama dan moral. Salah satu aspek yang menentukan proses perkembangan anak usia dini adalah aspek kognitif.
Aspek kognitif adalah aspek yang menyangkut daya pikir anak. Hal ini juga menyangkut seberapa baiknya kemampuan anak dalam memahami suatu hal melalui daya pikirnya. Disamping itu, contoh lain yang menyangkut aspek kognitif adalah penalaran anak, maksudnya sudah sejauh mana anak paham dengan pembelajaran yang ia lakukan. Dalam keberlangsungan program pendidikan anak usia dini biasanya menekankan pada aspek kognitif.. Oleh sebab itu, salah satu pelajaran yang menumbuhkan aspek kognitif pada anak adalah melalui pelajaran sains di PAUD.

Tetapi demi pemenuhan pengembangan aspek kognitif anak usia dini dalam proses pembelajaran sains yang dilakukan dalam program pendidikan anak usia dini sering sekali tidak mementingkan karakeristik anak. Hal tersebut menyebab masalah yang serius dan akan berkesinambungan sampai anak sudah memasuki pendidikan lanjutan dasar atau bahkan lebih jauh lagi. Masalah ini dapat ditakatan sebagai masalah dari sebuah pembelajaran yang dilakukan sebagai pemenuhan namun sama sekali tidak memihak pada anak.
Oleh karena itu, pemaparan akan permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya bertujuan untuk memberikan jawaban tentang pengertian dan proses yang seharusnya terjadi dalam pembelajaran sains yang memihak pada anak di pendidikan anak usia dini bagi pendidik. Dan manfaat yang diperoleh melalui tujuan tersebut adalah anak dapat paham dengan pembelajaran sains yang memihak dengan karakter diri anak dan pengembangan aspek kognitf anak yang berkembang secara biasa dapat terangsang melalui pembelajaran sains yang di dasari oleh karakter perkembangan anak usia dini.

Kajian Teori


Siapakah Anak itu ?

Berdasarkan tinjauan para ahli ada dua hal yang menjadi dasar yang berkenaan dengan siapakah anak itu sebenarnya, antara lain sebagai berikut:
Tinjauan Anak Berdasarkan Dimensi Usia Kronologis
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa masa kanak-kanak berada pada rentang usia 1 sampai 7 tahun. Sedangkan menurut Solehuddin (2000) menyatakan bahwa batas kronologia anak usia dini berkisar 0 sampai 8 tahun. Menurut Fawzia Aswin Hadis (1994),masa kanak-kanak dikenal sebagai masa usia prasekolah atau usia taman kanak-kanak yang berkisar 3 sampai 6 tahun.
Tinjauan Anak Berdasarkan Sudut Pandang Filosofis
Menurut Montessori, anak bukan sekedar fase kehidupan yang dilalui seseorang untuk mencapai kedewasaan lebih dari itu,anak merupakan kutub tersendiri dari dunia kehidupan manusia. Sedangkan menurut Erikson, anak adalah mahluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif dan selalu berupaya untuk mengkontrol lingkunganya.
Tinjauan Anak Berdasarkan Karakteristik perkembangannya
Menurut mustaffa (2002) karakter anak adalah sebagai berikut:
Menggunakan semua indra untuk menjelajahi benda
Rentang perhatian masih pendek
Mulai mengembangkan keterampilan berbahasa
Menempatkan diri sebagai pusat di dunianya sendiri
Mulai tertarik dengan mekanisme kerja berbagai hal
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan dari ketiga tinjauan yang berkaitan dengan anak adalah sesungguhnya anak adalah individu yang suatu saat akan mencapai kedewassan dan mengalami hal yang menarik dalam rentang hidupnya selama anak usia dini dan seiring dengan itu kemampuan anak berkembang pesat dengan segala keunikan yang dimiliki anak.

Pengertian Sains

Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu scienta artinya pengetahuan. Namun berdasarkan batasan etimologi, para ahli memandang sains sebagai pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis.
Sains merupakan aktivitas menenukan hukum-hukum alam Kemeney (Harry, 1983) menyatakan bahwa substansi lainnya dari sains adalah sains yang dianggap sebagai cara berpikir yang benar, penalaran logis untuk menarik kesimpulan khusus dari berbagai fenomena yang bersifat umum (Aristoteles, Sembiring: 2000).
Prinsip Pembelajaran Sains di PAUD
Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya dapat ditanamkan pada anak sedini mungkin menurut Jamaris dalamYulianti (2010:24). Selain itu pemahaman anak mengenai sains akan lebih berfungsi, jika yang dikembangkan dengan seksama melalui kegiatan pembelajaran di PAUD.
Dengan demikian, melalui kajian teori ini dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan anak usia dini dengan pembelajaran sains dan demi mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah karakteristik yang berkaitan dengan AUD agar hasil dari pembelajaran tersebut maksimal dicapai oleh anak usia dini.



Hasil Pembahasan


Melalui kajian teori yang menyangkut pengertian anak menurut beberapa ahli dan pengertian sains serta prinsip sains di PAUD dari beberapa ahli menjadikan sebuah bahan penting demi terwujudnya pembelajaran sains yang maksimal pada anak usia dini maka dibutuhkan karakteristik perkembangan anak usia dini agar proses pembelajaran yang dilakukan memiliki nilai tersendiri dan menguntungkan anak usia dini tersebut.
Karakteristik perkembangan anak usia dini sangat bermacam namun menurut Bredekamp, dkk (dalam Solehuddin, 2002)menyatakan bahwa karakteristik perkembangan anak usia dini antara lain sebagai berikut :
Anak bersifat unik
Masing-masing anak berbeda antara satu dengan yang lain. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang yang berbeda dalam kehidupannya masing-masing. 
Mengekspresikan perilakunya secara spontan
Pada umumnya perilaku yang ditampilkan anak biasanya didasari dengaan kenyataan/ kebenaran anak dan tidak ditutup-tutupi.
Aktif dan energik
Anak senang melakukan aktifitas yang dihadapkan dengan sebuah kegiatan yang menantang.
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Anak banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya terhadap hal-hal yang baru. Pada umumnya anak akan merasa puas bila ia didengarkan dan di berikan jawaban akan apa yang ingin diketahui olehnya.
Eksploratif dan berjiwa petualang
Rasa ingin tahu yang kuat akan terdorong dengan keinginan anak yang inginn berpetualang dan menjelajah demi mendapatkan sebuah pengalaman atau hal yang baru.
Kaya akan fantasi
Anak usia dini sesunguhnya masih menyukai hal-hal yang bersifat imajinatif.
Masih mudah frustasi
Anak usia dini pada umumnya mudah menangis, marah, bila keinginannya tidak  terpenuhi.
Karakteristik anak usia dini menurut Richard D. K (1996) memiliki kesamaan dengan karakteristik yang di kemukakan oleh Wahyuni (2011) karakter anak usia dini adalah sebagai berikut :
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Merupakan pribadi yang unik
Suka berfantasi dan berimajinasi
Masa paling potensial untuk belajar
Menunjukkan sikap egosentris
Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Sebagai bagian dari mahluk sosial
Peniru ulung

Jika seorang pendidik menjadikan karakteristik anak sebagai pedoman maka dalam pelaksanaan pembelajaran sains yang dilakukan pada anak usia dini akan baik. Ditambah lagi jika peran guru selama pembelajaran sains berlangsung anak dijadikan sebagai subjek belajar karena dengan begitu setiap anak diyakini memiliki potensi untuk diaktualisasikan ( Amien. 1987). Disamping itu, menurut R. Rohadi (1988), para guru dalam melaksanakan pembelajaran sains adalah menempatkan aktivitas nyata anak dengan berbagai objek yang dipelajari yang merupakan hal utama untuk dapat dikembangkan. Sehingga tidak akan terjadi pertumbuhan sikap pasif anak melainkan sikap antusias dan rasa ingin tahu terhadap sains.
Untuk lebih mewujudkan pengembangan dari pembelajaran sains pada anak usia dini berikut ada beberapa peran guru dalam mengembangkan program pembelajaran sains antara lain sebagai berikut :
  • Guru sebagai perencana

Perencana maksudnya menentukan alternatif-alternatif yang terkait dengan program sains.
  • Guru sebagai inisiator 

Maksudnya guru sebagai pembuka gagasan atau inisiatif di saat kegiatan yang dilakukan anak penuh konsentrasi.
  • Guru sebagai fasilitator

Guru punya kewajiban memberi kemudahan dan keleluasaan terhadap anak untuk melakukan kegiatan sains dengan menciptakan suasana kondusif, pemenuhan alat dan bahan, serta penyediaan waktu yang cukup untuk beraktifitas bagi anak.
  • Guru sebagai observer

Maksudnya mengamati aktivitas anak atau berupa pengamatan intensitas maupun kesulitan anak selama pembelajaran sains dengan begitu guru mengetahui saat-saat yang tepat untuk memberikan bantuan anak.
  • Guru sebagai elaborator

Maksudnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang merangsang anak, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar sains yang dilakukan semua anak.
  • Guru sebagai motivator

Guru mampu memberikan dukungan, mendorong, dan member penguatan terhadap kegiatan pembelajaran sains anak.
  • Guru sebagai antisifator

Peran guru dlam hal ini adalah guru mampu memprediksi faktor-faktor  yang diduga akan berpengaruh pada anak,terutama yang akan mencelakakan anak.
  • Guru sebagai model

Maksudnya guru dapat menunjukkan cara, sikap, dan ketekunan yang terkait dengan penggunaan perangkat sains.


  • Guru sebagai evaluator

Guru melakukan pengamatan yang tepat dan benar dan mencatat secara akurat serta membuat laporan yang sesuai dengan pola perkembangan anak.
  • Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak

Maksudnya jika guru memahami perilaku anak maka anak akan senang bila gurunya aktif dalam kegiatan sains bukan sebagai penonton.
Dengan beberapa jenis peran guru dalam pembelajaran sains tersebut, pendidik dalam mewujudkan program pembelajaran sains yang sungguh sehingga dapat merekat pada anak dibutuhkan metode-metode pembelajaran sains di Taman Kanak-kanak antara lain sebagai berikut :
  • Metode bermain, yaitu metode dengan menggunakan bermain sebagai sarana anak berlatih, mengeksploitasi, dan merekayasa yang dilakukan secara berulang-ualng denganmenggunakan atau tanpa menggunakan alat untuk memperoleh informasi, kesenangan, dan mengembangkan daya imajinasinya. Kaitannya dalam pembelajaran sains adalah karena bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi anak maka pendidik menstimulasi anak dalam mengajarkan pembelajaran sains tersebut melalui bermain.
  • Metode karyawisata, yaitu mengajak anak mengunjungi suatu objek secara langsung untuk memberikan  pengalaman pembelajaransains yang lebih nyata.
  • Metode bercakap- cakap, yaitu penyampaian pelajaran melalui kegiatan bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
  • Metode bercerita/ mendongengkan, yaitu pemberian pengalaman pembelajaran sains dengan cerita lisan baik membaca langsung melalui buku maupun menggunakan ilustrasi.
  • Metode demonstrasi, yaitu dalam pengajaran sains pada anak guru menunjukan dan menjelaskan suatu cara-cara atau hal-hal yang terkait dengan sains.
  • Metode proyek, maksudnya pemberian pengalaman pembelajaran sains dengan memberi permasalahan yang harus dipecahkan secara berkelompok.
  • Metode pemberian tugas, yaitu dengan memberikan tugas kepada anak.

Oleh sebab itu, pendidik mampu mengubah kebiasaan yang mengarah ke hal yang positif dengan melihat karakteristik anak, lalu dengan begitu pendidik dapat memulai dengan berperan sebagai guru yang sesuai keinginan murid dan penggunaan metode pengajaran sains yang tepat berdasarkan karakteristik perkembangan anak usia dini.


Jadi proses yang dilakukan seorang pendidik demi terwujudnya pembelajaran sains yang maksimal pada murid adalah sebagai berikut :
Mengamati perkembangan anak 
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah grafik per anak atau dengan melakukan interaksi kepada orang tua/ wali murid.
Berinteraksi dengan anak
Hal ini dilakukan dengan berdialog langsung dan tentunya sebagai seorang pendidika akan lebih cepat memahami karakter murid tersebut.
Menyimpulkan 
Setelah melakukan kedua tahapan yang menjadikan pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak usia dini. Dalam tahap ini pendidik menyimpulkan hasil yang sudah didapat dari perkembangan anak dan interaksi yang dilakukan.
Memulai mengajarkan sains sesuai karakteristik perkembangan anak usia dini.
Pendidik sudah dapat memulai pengajaran pembelajaran sains yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Namun dalam keadaan awal anak-anak akan bertanya dikeadaan pembelajaran yang sudah berbeda tapi seiring dengan waktu anak akan paham dan secara langsung pembelajaran sains yang dilakukan berdasarkan karakteristik anak usia dini telah berhasil dilakukan.




Kesimpulan dan Saran

Dengan begitu, kesimpulan yang terdapat dalam pembelajaran sains berdasarkan karakteristik perkembangan anak usia dini adalah setiap proses pembelajaran dengan menjadikan murid sebagai subjek akan mewujudkan proses yang maksimal pada murid maupun pada pendidik.
Hal ini terkait dengan sains dengan ruang lingkup pembelajaran yang kaya sehingga membutuhkan kerjasama antar guru dan murid sehingga aspek kognitif anak usia dini berkembang. Sedangkan saran yang berkaitan dengan topik ini adalah melalui tulisan ini pendidik mampu merubah sebuah konsep pengajaran ke arah yang positif deni terwujudnya proses pembelajaran sains yang berguna dan menjadi bekal anak di kemudian hari. 










Daftar Pustaka

Nasriah. Husrial Syah, Dedy. 2013. Konsep Dasar PAUD. Medan: Unimed Press
Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Indeks
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdilnas
Salim, Embun. Hariyanti Diah Prasetyawati, Dwi. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Inkuiri Pada Kelompok B di TK Mojokerto 3 Kedaung Seragen. (http://e- jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/paudia/article/download/511/464) Diakses (Rabu, 22 April 2015. 15: 53).
Febriasi, Loise. Sianipar, Raya. 2015. Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Sains TK Kelompok A dan TK Kelompok B di Sturdy School Medan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar