Sabtu, 07 Mei 2016

Menganalisis Model High Scope

Menganalisis Model High Scope


Disusun Oleh :
                            Nama                
: Fitriani
                            Nim                    : 1141113010

REGULER A PG-PAUD 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN




A.    Pendahuluan /Pengantar

Masa emas (golden age) perkembangan,ialah masa usia dini (masa lahir sampai delapan tahun) sebagai saat kritis dalam rentang perkembangan telah dipahami oleh banyak orangtua dan masyarakat. Dampaknya adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD dijalur formal dan non formal.
Persepsi tentang pentingnya golden age,yaitu 80% kapasitas perkembangan dicapai pada usia dini (lahir sampai delapan tahun), sedangkan selebihnya (20%) diperoleh setelah usia delapan tahun belum tepat dan benar. Akibatnya ,banyak orangtua dan guru berlomba dengan waktu untuk memberikan pengalaman belajar melalui “kegiatan atau pembelajaran akademik”. Guru mengajar dengan menjelaskan anak belajar melalui mendengarkan dan mengerjakan tugas yang didominasi lembar atau buku kerja anak.  anak memperoleh pengetahuan justru dari berbagai cara. Sesuai dengan salah satu cirri anak usia dini,yaitu anak sebagai individu yang aktif maka pengetahuan lebih banyak diperoleh dari pengalaman melakukan berbagai aktivitas. Mendengarkan penjelasan guru sedikit sekali membentuk pengetahuan apalagi usia anak yang belum dapat berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama.
Sebenarnya ,banyak pendekatan ,model, dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dilembaga PAUD. Pendekatan,model ,dan metode yang dikemukakan para filsuf,seperti pendidikan model yang dapat diterapkan atau dimodifikasi dan dikembangkan berdasarkan gabungan berbagai filosofi dan teori ahli juga ada,diantaranya model PAUD High Scope. High scope pada mulanya sebagai nama kurikulum yang dikembangkan untuk anak usia tiga-empat tahun. Pada perkembangan berikutnya nama ini berubah menjadi suatu pendekatan. Sesuai dengan namanya ,High Scope digunakan sebagai suatu pendekatan dalam penyelenggaraan PAUD,program ini ditujukan untuk anak yang menghadapi kesulitan (luar biasa) dengan situasi dan program sekolah dari lingkungan miskin di Ypsilanti Michigan. Program ini adalah salah satu pelopor di tahun 1960-an untuk membantu anak-anak mengatasi efek-efek negatif kemiskinan dalam persekolahan, sebuah gagasan yang selanjutnya terwujud dalm program –program Head Start.
Model ini adalah satu dari yang pertama meraih desain eksperimental terpirinci, anak-anak secara acak diberi tugas atau tidak memungkinkan para peneliti melacak dampak program sepanjang kehidupan para peserta. Penelitian ini menunjukan bahwa program prasekolah ini menyediakan begitu banyak manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Yaitu persiapan bersekolah yang lebih baik, keberhasilan dalam bersekolah, dan dalam masa dewasa tingkat pelanggaran hukum yang lebih rendah, tingkat pekerjaan yang lebih tinggi, dan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

Maka dari itu dalam pembelajaran di PAUD guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak, menentukan model dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, mengembangkan atau mengadopsi model dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak serta merancang model dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam lembaga PAUD
B.     Tujuan Pengembangan Model High Scope
Tujuan dari pengembangan High scope Membuat anak memiliki beraneka keterampilan, mencakup pemecahan masalah, interpersonal, dan komunikasi yang sangat penting untuk meraih kesuksesan hidup di masyarakat yang berubah dengan cepat. Kurikulum mendorong inisiatif siswa dengan menyediakan materi, peralatan, dan waktu bagi siswa untuk mengerjakan kegiatan yang mereka pilih. Pada saat yang sama, kurikulum ini juga memberikan kerangka kerja bagi guru untuk membimbing kegiatan mandiri siswa untuk mencapai tujuan belajar kesinambungan. Guru memegang peranan penting dalam kegiatan instruksional untuk memilih materi yang tepat dan sejalan dengan perkembangan, dan mendorong siswa untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah aktif dalam belajar. Interaksi guru- siswa ini - guru membantu siswa mencapai tujuan yang sejalan dengan perkembangan dan juga mendorong siswa untuk menetapkan tujuan-tujuan mereka sendiri- membedakan kurikulum High/ Scope dari kurikulum istruksi – langsung dan kurikulum yang terpusat pada anak.




C.    Manfaat Pengembangan Model High Scope
Membantu anak-anak prasekolah menjadi lebih bebas dan mandiri (independen), bertanggung jawab dan menjadi pembelajar yang mandiri dan percaya diri. Selain itu membantu anak dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan fisik. High scope membantu anak untuk menerapkan kemampuan pemerolehan pemikiran baru dalam jangkauan yang luas dan natural berdasarkan situasi yang ada disekitar anak.

D.    Kajian Pustaka
Pendekatan High/Scope dikembangkan oleh David Weikart. High Scope mulai digunakan tahun 1962. Digunakan studi longitudinal sampai seseorang berusia 40 tahun. Studi ini menyebutkan bahwa anak memiliki hubungan sosial dan emosional yang baik. Program ini melibatkan anak sebagai pembelajar aktif yang memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sendiri aktivitas bermainnya.
High/Scope memiliki komponen penting, yaitu:
1) Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan sebagian besar waktunya di dalam learning center yang   beragam.
2)   Merencanakan-melakukan-mengulang (plan-do-rewind)
Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari, melaksanakan rencana mereka dan mengulang kembali yang telah mereka pelajari.
3)   Pengalaman kunci (key experience)
Pengalaman-pengalaman penting anak dipakai untuk pembelajaran.
4)   Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat kemajuan yang diperoleh anak.
Kurikulum High/Scope berasal dari dua sumber: minat dan pengalaman utama anak, yang merupakan daftar perilaku pembelajaran yang dapat diamati. Pendasaran kurikulum pada minat anak bersifat sangat konstruktivis dan menerapkan filosofi Dewey dan Piaget.

Kelebihan Model Highscope yaitu:
1.      Membantu guru dalam berkonstibusi lebih banyak pada perkembangan anak
2.      Pada model pembelajaran ini, anak dituntut untuk memilih pembelajaran apa yang akan mereka pelajari. Dan dengan anak dibiarkan memilih kegiatan mereka sendiri maka itu akan sangat baik untuk perkembangan kognitif dan bahasa anak dan membuat mereka mengingat materi lebih lama.
3.      Membentuk anak menjadi pembelajar yang aktif.
4.      Membentuk kemandirian anak dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah

Kelemahan Model High Scope Yaitu:
1. Dalam model high scope, anak dan guru adalah mitra kerja dalam artian tidak ada pendidikan moral dalam menghargai guru.
2. Guru harus kreatif menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk   aktif.

a.      Pandangan Para Ahli Mengenai Model High Scope
Program High scope merupakan salah satu model pembelajaran yang merujuk pada teori Piaget. Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi terhadap keberadaan anak pada tahapan perkembangan. Pendekatan ini menenkankan bahwa anak berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu. Program disusun berdasarkan hasil identifikasi pada tugas-tugas perkembangan setiap anak. Tugas guru melaksanakan program sesuai dengan karakteristik anak.  

Menurut HOHMAN, BANET, DAN WEYKERT, 1995), sentral high scope menekankan untuk semua usia bahwa pembelajaran terbaik  melalui pengalaman aktif dengan manusia, bahan, kegiatan, ide. Bahan adalah area altifitas yang terorganisir sehingga anak dapat bahan dengan mudah dan meletakkannya dengan mandiri. Diberbagai macam lingkungan, anak secara natural anak mengikut sertakan diri di berbagai kunci pengembangan/aktifitas yang memelihara perkembangan keterampilan  dan kemampaun penting.

The High/Scope Educational Foundation (Yayasan Penelitian Pendidikan High/Scope) terus mengembangkan dan menerapkan model ini hingga sekarang, memasukkan hasil penelitian berkaitan dengan literasi, matematika, ilmu pengetahuan alam, perkembangan sosial, perkembangan kesehatan dan fisik, seni dan penggunaan komputer, dan membuat orang mengaplikasikan model tersebut kepada situasi dan populasi anak yang baru di seluruh dunia (Epstein, 2007; Hohman, 2002; Hohman & Weikart, 2002).
Jadi dapat disimpulkan Model High scope  memberikan anak untuk belajar aktif sera memberi kebebasan serta anak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran dan memberikan pengalaman dengan orang-orang disekitarnya dengan demikian lingkungan belajar harus dapat mendukung aktivitas belajar anak.  serta dapat membantu anak dalam mengembang kemampuan kognitif.









E.     Komponen Pengembangan
1.      Usia : 3-4 tahun
2.      Prinsip Highscope :
a.       Partisipasi aktif anak dalam memilih, mengatur, dan mengevaluasi kegiatan  belajar, yang dilaksanakan di bawah pengawasan dan bimbingan guru yang seksama dalam lingkungan belajar, dipenuhi dengan berbagai macam materi yang disediakan di berbagai pusat belajar.
b.      Perencanaan harian oleh staf pengajar yang sesuai dengan model kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan observasi anak yang seksama dan
c.       Tujuan dan materi yang sejalan dengan perkembangan anak bagi anak-anak berdasarkan indikator-indikator utama perkembangan High/Scope.
3.      Pendekatan Highscope :
a. Student centered, karena dalam highscope anak terlibat langsung menentukan     aktifitas yang dipilih.
b. Jika dilihat dari pendekatan penataan pembelajaran highscope menerapkan pendekatan kelompok.
4.      Metode Highscope
Metode highscope pembelajaran anak aktif,dimana anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
5.      Strategi Pembelajaran Highscope
Strategi yang diterapkan adalah Plan do review artinya pembelajaran diusahakan  berpusat pada anak dan memunculkan aktifitas belajar aktif .
6.      Setting kelas
Ruang kelas didesain sesuai minat anak yang mana setiap minat memiliki area tersendiri . Setiap area diberikan nama sederhana yang mewakili gambaran dari area  yang diminati anak.





F.     Kesimpulan Dan Rekomendasi

a.      Kesimpulan
Model highscope memberi kebebasan pada anak bahwa sekolah bukan hanya mencetak anak yang sukses secara akademik, tetapi juga memiliki skill melatih kemandirian dan menumbuhkan rasa percaya diri anak , maka dari itu anak dibiasakan untuk merencakan kegiatan mereka sendiri dan orang dewasa adalah fasilitator yang mengarahkan dan mengingatkan mereka. Model highscope juga mengajak anak untuk berempati, berkomunikasi , bekerja sama,dan mengerti orang lain

b.      Rekomendasi
Dalam proses kegiatan belajar guru sebaiknya menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik ,penerapan model high scope dapat menjadi salah satu alternative dalam penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak usia dini , dalam kegiatan pembelajaran guru juga harus menggunakan media yang menarik perhatian anak, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak usia dini.



Daftar Pustaka
Pujiawati,Intan D. “High/Scope : Model Konstruktivis”.5 Desember 2015. http://devyintanpujiawati.blogspot.co.id/2015/06/highscope-model-konstruktivis.html.

Yus,Anita. 2011.Model Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:Kencana.

Maratus,Riska.”Konsentrasi Kajian Taman Kanak-Kanak “Model Pendidikan High Scope”.3 Desember 2015. http://ecemaratus.blogspot.co.id/2013/10/konsentrasi-kajian-taman-kanak-kanak.html.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar