PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI
MELALUI MENDENGAR
OLEH
MELDA
ATIKA NANDA
1142113005
ABSTRAK
Perkembangan
kemampuan berbahasa yang baik serta terarah harus ditanamkan pada anak sedini
mungkin, karena bahasa adalah alat untuk menyatakan fikiran dan perasaan
sekaligus alat komunikas antar manusia, bahasa merupakan modal
bagi setiap anak untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar, untuk itulah pada
perkembangan anak usia dini bahasa sangat perlu untuk dikembangkan
mengingat sangat pentingnya bahasa bagi kita semua. Permasalahan pada hasil
pembelajaran anak usia dini kelompok A Masih terdapat anak yang belum mampu
untuk berkomunikasi secara baik dengan teman maupun dengan ibu guru didalam
kegiatan sehari - hari. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk
mengetahui aktivitas guru dan anak serta peningkatan hasil belajar
dalam penerapan metode bercerita panggung boneka untuk meningkatkan
perkembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini kelompok A.
PENDAHULUAN
Pendidikan anak
usia dini (4-6 tahun), adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut
(Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2009 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 14). Lembaga ini tersebut turut serta dalam program pendidikan nasional
(PAUD) yaitu suatu upaya untuk meletakkan dasar pendidikan kearah sikap,
pengetahuan, ketrampilan, berbahasa
serta kesehatan jasmani dan rohani yang
nantinya sangat diperlukan dalam hidup
bermasyarakat serta menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Salah satu
aspek perkembangan yang sangat penting untuk dapat berkomunikasi dan hidup
bermasyarakat adalah aspek perkembangan bahasa karena bahasa
merupakan alat untuk menyatakan fikiran dan perasaan,
sekaligus alat komunikasi antar manusia.
Menurut para ahli jiwa berfikir, bahasa adalah juga alat utama untuk
berfikir. Anak usia 3-6 tahun dalam
perkembangannya sedang mengalami fase peralihan dari masa egosentris kepada masa sosial. Ia mulai sadar, bahwa
lingkungannya tidak selalu menyetujui keinginannya sehingga
ia harus menyesuaikan diri kepada tuntutan lingkungan itu. Dalam masa ini anak-anak sering mengalami
konflik-konflik, yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang alam dan
masyarakat sekitarnya, norma-norma yang berlaku, dan kurang kemampuan berbahasanya Mengingat
hal-hal tersebut di atas maka pendidikan
berbahasa pada anak usia dini pertama tama ditujukan kepada kesanggupan
menyampaikan fikiran kepada orang lain, pembendaharaan kata yang cukup luas
meliputi nama dan sifat-sifat benda yang ada di dalam lingkungannya, kesanggupan untuk menangkap perkataan
orang lain serta keberanian untuk mengeluarkan
pendapat. Diharapkan melalui pendidikan bahasa di Lingkungan
pendidikan anak usia dini akan berhasil dibina perkembangan kepribadian anak,
baik segi emosional, sosial dan
intelektualnya.
PEMBAHASAN
Bahasa adalah alat
bantu manusia yang luar biasa. Dengan bahasa kita mengekspresikan pikiran dan
perasaan kita kepada orang lain selain itu melalui bahasa pula kita dapat
menyimpan ide dan Segala hal yang kita pelajari di masa lampau. Penguasaan
bahasa sabagai alat komunikasi harus melalui proses perkembangan tersendiri. Bahasa
bukan hanya sekedar pengeluaran bunyi
atau pembelajaran kata bayi yang baru dilahirkan. Sesungguhnya telah
mengeluarkan bunyi/suara melalui tangis dan tawanya. kemudian mereka mengeluakan bunyi–bunyian, seperti “ vokal “ yang seakan mengajak kita
untuk bicara. Akan tetapi Sampai tahap itu kita masih tidak mengerti apa yang
sesungguhnya dikatakan oleh bayi tersebut.
Dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita merupakan upaya untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menyampaikannya
dalam bentuk bercakap-cakap, tanya jawab atau menceritakan kembali apa yang telah didengarkan dan dialaminya.
Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa merupakan hal yang sangat penting
dalam perkembangan seorang anak. Melalui bahasa anak dapat mengungkapkan
keinginan dan Pemikirannya mengenai suatu hal kepada orang lain. melalui
pembelajaran tentang perkembangan bahasa aspek-aspek apa yang dibutuhkan dalam berbahasa serta kemudian
mengkhususkan untuk melihat perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun.
Menurut Howard
sesungguhnya Bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat bawaan.
Kemampuan menggunakan bahasa bersifat instinktif (naluriah), akan tetapi
kapasitasnya pada setiap orang berbeda, tergantung jenis bahasa spesifik apa
yang mereka gunakan. Seorang anak yang dilahirkan di tengah-tengah orang dewasa
yang berbahasa indonesia mereka akan selalu mendengarkan bahasa tersebut
sehingga mereka akan berbicara dengan bahasa indonesia. begitu pula yang
terjadi bila anak tersebut dilahirkan di tengah orang dewasa yang berbahasa
inggris maka ia pun akan berbahasa inggris.
Bahasa
dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk yaitu bicara, tulisan dan
gesture/gerakan. Bicara adalah
ekspresi oral dari bahasa. Organ manusia yang berperan adalah mulut dan
tenggorokan. Terkadang pengguna istilah bahasa
dan bicara ini tertukar atau disamakan artinya. Sebagai
contoh adalah burung beo yang dapat diajar berbicara bahasa manusia. mereka dapat bicara, tetapi tidak memiliki
bahasa (dalam arti bahasa manusia) karena sesunggunya mereka tidak mengerti
arti dan pengguna bahasa dalam bicara mereka mulai seperti bicara mengoceh (bicara) tanpa bahasa yang
benar yang memiliki arti sehingga tentu saja tidak dapat dimengertikan oleh
orang lain.
Bahasa juga dapat hadir tanpa bicara , contohnya
adalah orang bisu–tuli karena ia tidak dapat mendengar ekspresi oral dari bahasa
maka ia tidak dapat bicara. salah satu teori
mengenai pembelajaran bahasa
menyatakan bahwa bahasa di pelajari melalui imitasi. istilah penting dalam
perkembangan berbahsa ini adalah komunikasi. Komunikasi adalah proses
pengiriman dan penerimaan informasi, ide,
perasaan atau pesan .
Bruber (1981) mengatakan fungsi komunikasi sebagai
alat untuk melakukan interaksi sosial. komunikasi ini meliputi tingkah laku
yang digunakan untuk menyapa orang lain, untuk menarik dan mempertahankan
perhatian orang lain, dan untuk menjaga pertukaran perhatian antara anak dan
orang dewasa. Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses yang
secara berturut – turut dimulai dari mendengar, berbicara membaca dan menulis.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa dan bicara adalah bagian
yang terintegrasi dari suatu proses komunikasi.
Perkembangan
Bahasa Anak melalui mendengar dan memahami
0 – 3 bulan
-
Diam
dan seakan mendengarkan ketika ada suara di dekatnya
-
Tampak
mengenali suara yang berbeda dari orang yang berbeda (khususnya suara ibu)
-
Sejak
3 bulan anak sudah dapat mempertimbangkan dan berespon apabila diajak bicara
4 – 6 bulan
-
Mulai
dapat menyimpan pola suara dan menggabungkan suara dengar artinya, misalnya
namanya saat menyebutkan
-
Dapat menggerakkan mata dan kepala ke arah
sumber suara
-
Memperhatikan
mainan yang mengeluarkan suara
7 – 1 tahun
-
Mulai
menikmati permainan
-
Mulai
mnegenali kata-kata sederhana , misalnya nama-nama benda
-
Mulai
berespon terhadap permintaan “ ayo....... kesini “
1 – 2 tahun
-
Mulai mnegikuti permintaan atau
perintah dan memahami pertanyaan yang sederhana
-
Mulai suka mendengarkan lagu dan
cerita yang sederhana
2 – 3 tahun
-
Mulai bisa mengikuti dua perintah yang
berbeda misalnya “ ayo ... . botolnya
diambil lalu berikan ke mama “
-
Mulai bisa menceritakan
pengalamannya
KESIMPULAN
Kemampuan mendengarkan
juga sudah dimiliki oleh bayi yang baru lahir. telinga bagian dalam dan tengah
mencpai ukuran pendengaran orang dewasa
pada Segala yang terjadi pada bayi secara alamiah itu secara bertahap menuju ke
pematangan kemampuan berbahasa. tahap-tahap dalam proses perkembangan disoroti
dari segi sosial, bunyi dan kata.
Menurut Hulit dan
howard (1997), beberapa tahapan mengenai pendengaran yaitu dengan, otak mngirimkan
intruksi dalam bentuk implus saraf ke organ-organ yang berperan dalam proses
komunikasi, misalnya otot-otot mulut, otot-otot wajah yang membantu
mengekspresikan pembicaraan, dan bahkan otot-otot tangan dan jari ikut membantu
dukungan komunikasi non vebal. Berpindahnya bunyi atau suara dari mulut
pembicara ke telinga pendengar, melalui gelombang suara yang berjalan di udara.
Pada pendengar, mekanisme pendengaran dapat diaktifkan, partikel, partikel-partikel
gelombang suara masuk kedalam gelombang telinga. Otak pendengar mulai bekerja
menganalisis dan menginterprestasi implus saraf sehingga pendengaran memahami
pesan dan pembicara.
Referensinya mana, ya?
BalasHapus