Oleh Kelompok III
Ayu Kemala
Nurdini
Miftahul Zannah
Reguler B PG PAUD 2014
Fakultas Ilmu Pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa
“pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut”. Arti penting mendidik anak sejak dini
dilandasi dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan
(the golden age) ketika seluruh fungsi dan kemampuan anak sedang berkembang
dengan pesat.
Dunia anak adalah bermain, karena
bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan
tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Dengan bermain
anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi
motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai sosial dan sikap hidup.
Bermain dapat membawa harapan dan ambisi tentang dunia yang memberikan dan
memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Melalui bermain
anak akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami
dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak.
Dalam era globalisasi seperti saat
ini, komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat, tidak hanya orang
dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Sehingga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran bagi anak dengan memanfaatkan permainan edukatif yang dapat
diinstal di komputer.
Menurut Isenberg dan Jacobe dalam
Suratno (2005), alat permainan yang optimal adalah alat permainan yang mampu
merangsang dan menarik minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis
kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas tertentu saja atau
yang disebut sebagai "open-ended plaything". (Delima, 2015)
Mengingat pentingnya kesesuaian
games yang diberikan kepada anak dengan tahapan perkembangannya untuk itu ada
beberapa hal yang perlu direview dari setiap games-games yang bisa di download
kapan saja di jejaringan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kesesuaian games Butterfly dengan tahapan perkembangan anak
2. Bagaimana
kelengkapan dari multimedia games Butterfly
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari review games ini adalah
sebagai berikut
1. Untuk
mengetehui seberapa penting menyesuaikan games dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhan anak
2. Untuk
mengetahui bagaimana kelengkapan dan kecocokan multimedia dari sebuah games
terhadap anak usia dini
3. Sebagai
bahan referensi untuk memberikan games kepada anak usia dini khususnya didunia
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori-Teori Pendidikan Anak Usia Dini
Beberapa teori
yang mendasari pelaksanaan
pendidikan anak usia dini dalam (Armstrong, 2000) antara lain :
a. Howard Gardner (1943)
Teori Howard Gardner muncul dalam jaman kita hidup sekarang ini. Ia mengatakan bahwa pada
hakekatnya setiap anak adalah anak yang cerdas. Kecerdasan bukan hanya dipandang
dari factor IQ saja, tetapi juga ada kecerdasan-kecerdasan
lain yang akan
mengantarkan anak pada kesuksesan.
b. John Bowlby (1907 – 1990)
Teori Bowlby yang tekenal adalah tentang teori attachment. Dia mengemukakan perkembangan
attachment
bayi. Attachment yang dimaksud adalah keteraturan, kesenangan,
keinginan untuk melekat
terhadap orang-orang yang diakrabi.
Salah satu attachment bayi adalah menangis ketika ditinggalkan pengasuhnya
dan
tersenyum ketika pengasuhnya
datang atau memberi makan. Menurut Bowlby meskipun respon
sosial bayi pada
awalnya tanpa diskrimisasi.
Anak yang kehilangan kesempatan untuk
memperoleh hubungan sosial dengan orang lain akan
mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Bila anak kehilangan
kesempatan untuk megembangkan hubungan anak dengan lingkugan sosial selama periode bayi, maka mungkin hubungan
sosial anak akan
menjadi menyimpang seletah dewasa.
Bayi yang kehilangan kontak yang memuaskan dengan
manusia lain mereka akan kesulitan untuk
mengembangkan tingah laku sosial yang sesuai. Ada dua ketekunan pada usia dini yaitu „separate enciety”
dan stager anciety”. anak-anak yang sering
ditinggal, petama anak akan menangis dan menolak semua bentuk pengasuhan, berkembang
melalui periode despair; menjadi quiet, menarik diri dan
pasif..
Pengasuh hendaknya memiliki
pola yang tidak berbeda dengan orangtuanya. Orangtua harus memberikan perhatian, kasih sayang dan perasaan aman pada bayi
agar anak berkembang dengan baik.
c. Jean Piaget (1907 – 1980)
Piaget merumuskan tahap perkembangan
intelektual anak dalam 3 tahap yaitu ; (a) tahap sensori motorik (usia 0 – 2 tahun). Pada tahap ini anak berpikir
adalah memahami
diri
dan
lingkungannya melalui kesan-kesan sensori dan gerakan-
gerakan motoriknya. Pikiran anak berkembang dengan pesat, berpikir anak belum sistematis, sering meloncat-loncat dari satu ide ke ide lain, dan belum logis, salah
satu
simbul yang digunakan adalah
bahasa, sehingga
bahasa anak berkemabang
dengan pesat.
Mereka mulai mengunakan simbol ketika mereka menggunakan
objek atau tindakan untuk
menggambarkan sesuatu benda yang hilang (Ginsburg dan Opper, dalam Crain, 1992). Anak berpikir melalui kesan-kesan yang diterima sensorinya, seperti
melalui melihat, mendengar,
meraba, mencium, mengecap,
membau dan melalui gerakan-gerakan yang dilakukan.
Untuk mengembangkan
berpikir anak dalam periode berpikir sensori motorik adalah memberikan stimulasi melalui sensori-sensori anak. Misalnya untuk mengembangkan berpikir anak melalui
indera penglihatan adalah memperlihatkan kepada bayi berbagai warna, berbagai bentuk, berbagai pola/ukuran, benda yang bergerak dan memberikan kebebasan untuk bergerak, menjangkau, memanipulasi benda, dll.;
(b) Tahap preoperational
konkret (usia 2 – 6 tahun). Pada usia ini anak menurut Piaget sudah mulai berpikir secara mental meskipun belum sempurna. Pada usia
ini
hayalan masih
mendominasi
pikiran anak, anak sering menghayalkan sesuatu sebagaimana kenyataan. Ciri utama berfikir anak usia dini
adalah berpikir egosentris, kemampuan merekam tinggi,
rasa ingin tahu tinggi,
sering melakukan dusta hayal, animistik, anak
sudah dapat menggunakan simbol-simbol sedehana untuk menyatakan perasaan dan pikirannya.
Ide-ide Piaget ini memiliki implikasi dalam
pendidikan anak usia dini,
khususnya dalam pengembangan berpikir anak usia dini. Pertama, menekankan bahwa anak adalah individu yang mampu
membangun
pengalamannya sendiri, oleh karena itu proses pendampingan harus berorientasi pada anak, melalui proses eksplorasi,
intervensi dan membangun pengalaman anak sendiri melalui aktivitas bebas.
Menurut Piaget belajar untuk anak harus melalui proses aktif menemukan dan
harus sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Pendidikan dimulai melalui
anak
belajar melalui pengetahuan
langsung dan interkasi sosial
Berdasarkan beberapa teori diatas, bahwa anak memiliki
beberapa kecerdasan atau lingkup pengembangan yang siap untuk dikembangkan diantaranya
adalah kognitif, sosial-emosional, seni, dan fisik motorik. Salah satu upaya
untuk mengembangkan kecerdasan tersebut adalah melalui games berbasis komputer.
Untuk itu diperlukan reviev games komputer yang bisa di download kapan saja di
jejaringan sosial agar games-games tang diberikan kepada anak sesuai dengan
tahapan perkembangan usianya.
2. Tinjauan Tentang Permainan (Games)
a. Pengertian Games
Game adalah permainan yang menggunakan media elektronik, merupakan
sebuah hiburan berbentuk
multimedia
yang di buat semenarik mungkin
agar pemain bisa mendapatkan sesuatu sehingga adanya kepuasan batin. Bermain game merupakan salah satu sarana pembelajaran. Game edukasi dibuat dengan tujuan
spesifik sebagai alat
pendidikan, untuk belajar mengenal warna, mengenal huruf datau angka, matematika, sampai belajar bahasa asing.
b. Manfaat Game untuk AUD
Adapun manfaat games
berbasis komputer untuk anak usia dini dalam Rohman Nanan (2010) diantaranya
sebagai berikut :
o
Mengembangkan teknologi komputer kedalam permainan edukatif
untuk pendidikan anak usia dini.
o
Merancang desain untuk permainan anak yang edukatif dan interaktif.
o
Menambah Alat Permainan Edukatif
(APE) untuk
meningkatkan performa pendidik dalam mengajar.
o
Mengembangkan pengetahuan anak dengan game edukatif yang sesuai.
o
Membuat suasana belajar yang menyenangkan.
o
Anak usia dini akan mendapatkan pengalaman
yang berbeda
dengan
permainan edukasi lainnya sehingga dapat meningkatkan kreatifitasnya.
o
Memperkenalkan teknologi komputer kepada anak sejak usia dini.
o
Memperkenalkan internet kepada anak sejak usia dini.
c. Prinsip Game edukasi untuk AUD
Menurut Foremen dalam
Delima Rose (2015) beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam
aplikasi sebuah game edukasi adalah:
o
Individualization
Materi pembelajaran (pengetahuan) dibuat sesuai dengan kebutuhan individual dari pembelajar, sedangkan game mengadopsi level individual dari pemain.
o
Feedback
Active
Adanya feedback yang sesuai dengan cepat untuk memperbaiki
pembelajaran dan
mengurangi ketidaktahuan
pembelajar terhadap materi yang disampaikan,
sedangkan game menyediakan feedback dengan
cepat dan konstektual.
o
Active
Learning
Adanya kecenderungan untuk menyertakan pelajar secara aktif dalam menciptakan
penemuan dan pengetahuan baru yang membangun, sedangkan game menyediakan
suatu lingkungan yang membantu terjadinya penemuan baru tersebut.
o
Motivation
Pelajar termotivasi
dengan reward yang diberikan dalam aktivitas permainan, sedangkan game melibatkan pengguna untuk mencapai tujuan.
o
Social
Pengetahuan
merupakan suatu proses partisipasi sosial, sedangkan game dapat
dimainkan dengan orang lain (seperti game multiplayer) atau melibatkan
komunitas
dari
pecinta game yang sama.
o
Scaffolding
Pelajar secara berangsur-angsur ditantang dengan
tingkat kesulitan
yang
makin tinggi dan dapat melangkah lebih maju untuk mencapai kemenangan dari permainan, sedangkan game dibangun secara multi level, pemain tidak bisa bergerak ke level yang lebih tinggi sampai dia mampu menyelesaikan permainan di level
yang ada.
o
Assessment
Setiap individu mempunyai kesempatan untuk menilai pelajaran mereka sendiri atau membandingkannya dengan orang lain.
3. Tinjauan Tentang Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang
berarti banyak, bermacam-macam,
dan
medium (Bahasa Latin) yang berarti
sesuatu yang
dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.
Kata medium dalam American
Heritage Electronic Dictionary (1991)
juga diartikan
sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone,
2005/2006).
Multimedia
adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu
(tool)
dan
koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Hofstetter 2001). Multimedia sering
digunakan dalam dunia
hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh
dunia Game.
Multimedia juga dapat diartikan sebagai
penggunaan beberapa media
yang berbeda dalam menyampaikan informasi berbentuk
teks, audio, grafik, animasi, dan
video.
4. Games Untuk Anak Usia Dini
Game yang direview
dalam pembahasan ini adalah games berbasisi aplikasi komputer dengan nama games
‘Butterfly’.
Game ini sangat
bermanfaat untuk perkembangan motorik anak, kognitif anak serta social
emosionalnya. Dimana pada game ini anak akan menjalankan kursor(mouse) sehingga
motoriknya akan bekerja, anak akan berusaha untuk menghabiskan bunga dalam
waktu yang cepat dan mengarahkan kursor pada bunga sehingga ini akan melatih
kerja indra penglihatan anak. Games Butterfly ini cocok dimainkan untuk anak usia
5-6 tahun dimana pada usia ini anak sudah mulai menuju ke tahapan berfikir
konkrit. Sehingga sesuai dengan tahapan perkembngan usianya.
B. Pembahasan Games Butterfly
Games
Butterfly ini cocok dimainkan untuk anak usia 5-6 tahun dimana pada usia ini
anak sudah mulai menuju ke tahapan berfikir konkrit. Sehingga sesuai dengan
tahapan perkembngan usianya. Games butterfly ini cocok untu mengembangkan
kecerdasan kognitif dan motorik halus anak.untuk lebih jelasnya berikut
dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari games ini :
1. Kelebihan
Butterfly
merupakan game yang sangat mudah jika
dimainkan anak usia dini dan tidak sulit. Dari butterfly game bisa membantu
mengembangkan motrik halus pada anak serta melatih konsentrasi anak melalui musik yang di dengar dari game
tersebut sambil memainkan game tersebut. Kupu-kupu pada butterfly game menarik
perhatian anak, dan yang menarik bagi anak kupu kupu pada game ini digerakkan
oleh anak. Dan bunga bunga yang ada pada butterfly game membuat menarik karna
anak bisa membuat berbagai bentuk pola melalui bunga- bunga tersebut. Selain itu
games Butterfly juga dilengkapi dengan musik yang dapat merngsang kecerdasan
auditori anak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Howard Gardner bahwa
anak memiliki beberapa kecerdasan yang dapat di kembangkan salah satunya adalah
kecerdasan audio-visual.
2. Kekurangan
Game terlalu mudah dimainkan dan
kurang menantang game permainan pada game tersebut tidak bervariasi sama
seperti itu sampai akhir permainan, tak ada bagian dari permainan tersebut yang
membuat anak tertantang untuk memainkannya sehingga lama kelamaan membuat anak
menjadi bosan memainkan game tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Secara
keseluruhan games Butterfly sudah sesuai dengan tahapan perkembangan anak,
yakni cocok untuk nak usia 5-6 tahun
2. Games
Butterfly dapat meningkatkan kecerdasan kognitif, motorik halus dan audio anak
3. Kekurangan
dari games Butterfly adalah kurang menantang anak dan sangt mudah sekali untuk
dimainkan
B. SARAN
Sebaiknya
game yang diberikan pada anak ialah game dimana anak bisa belajar dan
merangsang aspek perkembangannya. Dan pada game ini sebaiknya bisa divariasikan
dengan beberapa strategi dalam memainkannya sehingga membuat jadi lebih menarik
tidak sama saja dari awal sampai akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong. (2000). Multiple Intelegences In The
Class Room. Batam: Interaksa.
Delima, r. (2015). identifikasi kebutuhan pengguna
untuk aplikasi permainan edukai bagi anak usia 4 sampai 6 tahun. teknik
informatika dan sistem informasi, 40.
Rohman, N. (2010). Membangun Aplikasi Game Edukatif
Sebagai Media Belajar nak Anak. Computech Dan Bisnis, 5.
Bagaimana jawaban dengan pertanyaan (Rumusan masalah ke-2) "Bagaimana kelengkapan dari multimedia games Butterfly?"
BalasHapusGambar pendukung belum ada
BalasHapus