Selasa, 17 Mei 2016

Review Games Berbasis Aplikasi 'Butterfly'



Oleh Kelompok III
Ayu Kemala
Nurdini
Miftahul Zannah

 
Reguler B PG PAUD 2014
Fakultas Ilmu Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Arti penting mendidik anak sejak dini  dilandasi dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the golden age) ketika seluruh fungsi dan kemampuan anak sedang berkembang dengan pesat.

Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai sosial dan sikap hidup. Bermain dapat membawa harapan dan ambisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Melalui bermain anak akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak.
Dalam era globalisasi seperti saat ini, komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi anak dengan memanfaatkan permainan edukatif yang dapat diinstal di komputer.
Menurut Isenberg dan Jacobe dalam Suratno (2005), alat permainan yang optimal adalah alat permainan yang mampu merangsang dan menarik minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas tertentu saja atau yang disebut sebagai "open-ended plaything". (Delima, 2015)
Mengingat pentingnya kesesuaian games yang diberikan kepada anak dengan tahapan perkembangannya untuk itu ada beberapa hal yang perlu direview dari setiap games-games yang bisa di download kapan saja di jejaringan sosial.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kesesuaian games Butterfly dengan tahapan perkembangan anak
2.      Bagaimana kelengkapan dari multimedia games Butterfly

C.    Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari review games ini adalah sebagai berikut
1.      Untuk mengetehui seberapa penting menyesuaikan games dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan anak
2.      Untuk mengetahui bagaimana kelengkapan dan kecocokan multimedia dari sebuah games terhadap anak usia dini
3.      Sebagai bahan referensi untuk memberikan games kepada anak usia dini khususnya didunia pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tinjauan Teoritis

1.      Teori-Teori Pendidikan Anak Usia Dini

Beberapa teori yang mendasari pelaksanaan pendidikan anak usia dini dalam  (Armstrong, 2000) antara lain :

a.       Howard Gardner (1943)

Teori Howard Gardner muncul dalam jaman kita hidup sekarang ini. Ia mengatakan bahwa pada hakekatnya setiap anak adalah anak yang cerdas. Kecerdasan bukan hanya dipandang dari factor IQ saja, tetapi juga ada kecerdasan-kecerdasan lain yang akan mengantarkan anak pada kesuksesan.

b.      John Bowlby (1907 – 1990)

Teori Bowlby yang tekenal adalah tentang teori attachment. Dia  mengemukakan  perkembangan  attachment bayi. Attachment yang dimaksud adalah keteraturan, kesenangan, keinginan untuk melekat  terhadap orang-orang yang diakrabi.  
Salah satu attachment bayi adalah menangis ketika ditinggalkan pengasuhnya dan tersenyum ketika pengasuhnya datang atau memberi makan. Menurut Bowlby meskipun respon  sosial bayi pada awalnya tanpa diskrimisasi. Anak yang kehilangan kesempatan untuk memperoleh hubungan sosial dengan orang lain akan mempengaruhi perkembangan sosial anak.
 Bila anak kehilangan kesempatan untuk megembangkan hubungan anak dengan lingkugan sosial  selama periode bayi, maka mungkin hubungan sosial anak akan menjadi menyimpang seletah dewasa.
Bayi yang kehilangan kontak yang memuaskan dengan manusia lain mereka akan kesulitan untuk mengembangkan tingah laku sosial yang  sesuai. Ada dua ketekunan pada usia dini yaitu separate encietydan stager anciety. anak-anak yang sering ditinggal, petama anak akan menangis dan menolak semua bentuk pengasuhan, berkembang melalui periode despair; menjadi quiet, menarik diri dan pasif.. Pengasuh hendaknya memiliki pola yang tidak berbeda dengan orangtuanya. Orangtua harus memberikan perhatian, kasih sayang dan perasaan aman pada bayi agar anak berkembang dengan baik.

c.       Jean Piaget (1907 – 1980)

Piaget merumuskan tahap perkembangan   intelektual    anak dalam 3 tahap yaitu ; (a) tahap sensori motorik (usia 0 2 tahun). Pada tahap   ini anak berpikir adalah memahami diri dan lingkungannya melalui kesan-kesan sensori dan gerakan- gerakan motoriknya. Pikiran anak berkembang dengan pesat, berpikir anak belum sistematis, sering meloncat-loncat dari satu ide ke ide lain, dan belum logis, salah satu  simbul yang digunakan  adalah  bahasa,  sehingga  bahasa anak berkemabang dengan pesat.
Mereka mulai mengunakan simbol ketika mereka menggunakan objek atau tindakan untuk menggambarkan sesuatu benda yang hilang (Ginsburg dan Opper, dalam Crain, 1992). Anak berpikir melalui kesan-kesan yang diterima sensorinya, seperti melalui melihat, mendengar, meraba, mencium, mengecap, membau dan melalui gerakan-gerakan yang dilakukan.
Untuk mengembangkan berpikir anak dalam periode berpikir sensori motorik adalah memberikan stimulasi melalui sensori-sensori anak. Misalnya untuk mengembangkan berpikir anak melalui indera penglihatan adalah memperlihatkan kepada bayi berbagai warna, berbagai bentuk, berbagai pola/ukuran, benda yang bergerak dan memberikan kebebasan untuk bergerak, menjangkau, memanipulasi benda, dll.; 
 (b) Tahap preoperational konkret (usia 2 6 tahun). Pada usia ini anak menurut Piaget sudah mulai berpikir secara   mental   meskipun   belum   sempurna.   Pada   usia   ini   hayalan   masih mendominasi pikiran anak, anak sering menghayalkan sesuatu sebagaimana kenyataan. Ciri utama berfikir anak usia dini adalah berpikir egosentris, kemampuan merekam tinggi, rasa ingin tahu tinggi, sering melakukan dusta hayal, animistik, anak sudah dapat menggunakan simbol-simbol sedehana untuk menyatakan perasaan dan pikirannya.
 Ide-ide Piaget ini memiliki implikasi  dalam pendidikan anak usia dini, khususnya dalam pengembangan berpikir anak usia dini. Pertama, menekankan bahwa anak adalah individu yang mampu membangun pengalamannya sendiri, oleh karena itu proses pendampingan harus berorientasi pada anak, melalui proses eksplorasi, intervensi dan membangun pengalaman   anak sendiri melalui aktivitas bebas.
 Menurut Piaget belajar untuk anak harus melalui proses aktif   menemukan dan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pendidikan dimulai melalui  anak belajar melalui pengetahuan langsung  dan interkasi sosial
            Berdasarkan beberapa teori diatas, bahwa anak memiliki beberapa kecerdasan atau lingkup pengembangan yang siap untuk dikembangkan diantaranya adalah kognitif, sosial-emosional, seni, dan fisik motorik. Salah satu upaya untuk mengembangkan kecerdasan tersebut adalah melalui games berbasis komputer. Untuk itu diperlukan reviev games komputer yang bisa di download kapan saja di jejaringan sosial agar games-games tang diberikan kepada anak sesuai dengan tahapan perkembangan usianya.

2.      Tinjauan Tentang Permainan (Games)

a.       Pengertian Games

Game adalah permainan yang menggunakan  media elektronik,  merupakan sebuah  hiburan  berbentuk  multimedia  yang  di  buat  semenarik  mungkin  agar pemain bisa mendapatkan sesuatu sehingga adanya kepuasan batin. Bermain game merupakan salah satu sarana pembelajaran.  Game edukasi dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat pendidikan, untuk belajar mengenal warna, mengenal huruf datau angka, matematika, sampai belajar bahasa asing.

b.      Manfaat  Game untuk AUD

Adapun manfaat games berbasis komputer untuk anak usia dini dalam Rohman Nanan (2010) diantaranya sebagai berikut :
o   Mengembangkan   teknologi   komputer   kedalam   permainan   edukatif untuk pendidikan anak usia dini.
o   Merancang desain untuk permainan anak yang edukatif dan interaktif.
o   Menambah   Alat   Permainan   Edukatif    (APE)   untuk   meningkatkan performa pendidik dalam mengajar.
o   Mengembangkan pengetahuan anak dengan game edukatif yang sesuai.
o   Membuat suasana belajar yang menyenangkan.
o   Anak  usia dini akan mendapatkan  pengalaman  yang berbeda  dengan permainan edukasi lainnya sehingga dapat meningkatkan kreatifitasnya.
o   Memperkenalkan teknologi komputer kepada anak sejak usia dini.
o   Memperkenalkan internet kepada anak sejak usia dini.

c.       Prinsip Game edukasi untuk AUD


Menurut Foremen dalam Delima Rose (2015) beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam aplikasi sebuah game edukasi adalah:
o   Individualization
Materi pembelajaran (pengetahuan) dibuat sesuai dengan kebutuhan individual dari pembelajar, sedangkan game mengadopsi level individual dari pemain.
o   Feedback Active
Adanya feedback yang sesuai dengan cepat untuk memperbaiki pembelajaran dan mengurangi   ketidaktahuan   pembelajar   terhadap   materi   yang   disampaikan, sedangkan game menyediakan feedback dengan cepat dan konstektual.
o   Active Learning
Adanya kecenderungan untuk menyertakan pelajar secara aktif dalam menciptakan penemuan dan pengetahuan baru yang membangun, sedangkan game menyediakan suatu lingkungan yang membantu terjadinya penemuan baru tersebut.
o   Motivation
Pelajar termotivasi dengan reward yang diberikan dalam aktivitas permainan, sedangkan game melibatkan pengguna untuk mencapai tujuan.
o   Social
Pengetahuan merupakan suatu proses partisipasi sosial, sedangkan game dapat dimainkan dengan orang lain (seperti game multiplayer) atau melibatkan komunitas dari pecinta game yang sama.
o   Scaffolding
Pelajar  secara berangsur-angsur ditantang dengan  tingkat  kesulitan  yang  makin tinggi dan dapat melangkah lebih maju untuk mencapai kemenangan dari permainan, sedangkan game dibangun secara multi level, pemain tidak bisa bergerak ke level yang lebih tinggi sampai dia mampu menyelesaikan permainan di level yang ada.
o   Assessment
Setiap individu mempunyai kesempatan untuk menilai pelajaran mereka sendiri atau membandingkannya dengan orang lain.

3.      Tinjauan Tentang Multimedia

Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.  Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone,
2005/2006).
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Hofstetter 2001). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game. 
Multimedia juga dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam menyampaikan informasi berbentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video.

4.      Games Untuk Anak Usia Dini

Game yang direview dalam pembahasan ini adalah games berbasisi aplikasi komputer dengan nama games ‘Butterfly’.
Game ini sangat bermanfaat untuk perkembangan motorik anak, kognitif anak serta social emosionalnya. Dimana pada game ini anak akan menjalankan kursor(mouse) sehingga motoriknya akan bekerja, anak akan berusaha untuk menghabiskan bunga dalam waktu yang cepat dan mengarahkan kursor pada bunga sehingga ini akan melatih kerja indra penglihatan anak. Games Butterfly ini cocok dimainkan untuk anak usia 5-6 tahun dimana pada usia ini anak sudah mulai menuju ke tahapan berfikir konkrit. Sehingga sesuai dengan tahapan perkembngan usianya.
B.     Pembahasan Games Butterfly
Games Butterfly ini cocok dimainkan untuk anak usia 5-6 tahun dimana pada usia ini anak sudah mulai menuju ke tahapan berfikir konkrit. Sehingga sesuai dengan tahapan perkembngan usianya. Games butterfly ini cocok untu mengembangkan kecerdasan kognitif dan motorik halus anak.untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari games ini :
1.      Kelebihan
Butterfly merupakan  game yang sangat mudah jika dimainkan anak usia dini dan tidak sulit. Dari butterfly game bisa membantu mengembangkan motrik halus pada anak serta melatih konsentrasi anak  melalui musik yang di dengar dari game tersebut sambil memainkan game tersebut. Kupu-kupu pada butterfly game menarik perhatian anak, dan yang menarik bagi anak kupu kupu pada game ini digerakkan oleh anak. Dan bunga bunga yang ada pada butterfly game membuat menarik karna anak bisa membuat berbagai bentuk pola melalui bunga- bunga tersebut. Selain itu games Butterfly juga dilengkapi dengan musik yang dapat merngsang kecerdasan auditori anak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Howard Gardner bahwa anak memiliki beberapa kecerdasan yang dapat di kembangkan salah satunya adalah kecerdasan audio-visual.
2.      Kekurangan
Game terlalu mudah dimainkan dan kurang menantang game permainan pada game tersebut tidak bervariasi sama seperti itu sampai akhir permainan, tak ada bagian dari permainan tersebut yang membuat anak tertantang untuk memainkannya sehingga lama kelamaan membuat anak menjadi bosan memainkan game tersebut.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1.      Secara keseluruhan games Butterfly sudah sesuai dengan tahapan perkembangan anak, yakni cocok untuk nak usia 5-6 tahun
2.      Games Butterfly dapat meningkatkan kecerdasan kognitif, motorik halus dan audio anak
3.      Kekurangan dari games Butterfly adalah kurang menantang anak dan sangt mudah sekali untuk dimainkan 

B.     SARAN


Sebaiknya game yang diberikan pada anak ialah game dimana anak bisa belajar dan merangsang aspek perkembangannya. Dan pada game ini sebaiknya bisa divariasikan dengan beberapa strategi dalam memainkannya sehingga membuat jadi lebih menarik tidak sama saja dari awal sampai akhir.






DAFTAR PUSTAKA
Armstrong. (2000). Multiple Intelegences In The Class Room. Batam: Interaksa.
Delima, r. (2015). identifikasi kebutuhan pengguna untuk aplikasi permainan edukai bagi anak usia 4 sampai 6 tahun. teknik informatika dan sistem informasi, 40.
Rohman, N. (2010). Membangun Aplikasi Game Edukatif Sebagai Media Belajar nak Anak. Computech Dan Bisnis, 5.



2 komentar:

  1. Bagaimana jawaban dengan pertanyaan (Rumusan masalah ke-2) "Bagaimana kelengkapan dari multimedia games Butterfly?"

    BalasHapus