OLEH:
MIFTAHUL ZANNAH
(1143113022)
REGULAR B PG. PAUD/2014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengenalkan sains kepada anak usia dini dengan cara
mengajarkannya dan melakukan kegiatan kreativitas dan pengetahuan anak serta
keterampilan motorik pada anak. Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang
objek alam dengan metode ilmiah,untuk anak usia dini objek yang harus diajarkan meliputi benda-benda di sekitar anak dan
benda-benda yang sering menjadi perhatian anak sepertimengenalkan anak tentang Air,
udara, bunyi, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri. Berbagai contoh
gejala alam seperti hujan, angin, petir, kebakaran, hewan yang beranak,
tumbuhan yang berbuah juga menarik perhatian bagi anak, karena anak memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Objek-objek tersebut dipelajari melalui metode
ilmiah, yang bagi anak TK perlu disederhanakan. Observasi, eksplorasi, dan
eksperimentasi sederhana dapat dilakukan anak. Anak dapat melakukan proses sains lainnya, seperti
melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, dan melakukan klasifikasi. Produk
sains untuk anak TK lebih dominan berupa pengetahuan tentang fakta-fakta dan
gejala peristiwa tentang benda-benda alam yang ada di sekitarnya.
Kata kunci :
pengenalan sains, keterampilan proses
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Piaget (1972), perkembangan kognitif anak
usia TK (5-6 tahun) sedang dalam masa peralihan dari fase Pra-operasional ke
fase Konkret operasional. Cara berpikir konkret berpijak pada pengalaman akan
benda-benda konkret, bukan berdasarkan pengetahuan atau konsep-konsep abstrak
(Wolfinger, 1994). Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran
benda-benda yang ada disekitarnya.
Pengenalan sains dengan metode yang tepat dan
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dapat menumbuhkan minat anak mencintai
sains sejak dini, anak mampu berpikir kritis, kreatif dan terampil. Anak yang
mempunyai minat terhadap sains di harapkan agar menyenangi juga pelajaran sains
di tingkat pendidikan selanjutnya.
Nugraha
(2005: 5) mengartikan bahwa Sains merupakan suatu proses maupun hasil atau
produk serta sebagai sikap. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam semesta secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan proses
penemuan, yang menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains merupakan
proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui ilmu pengetahuan.
Pembelajaran sains untuk anak bertujuan agar dapat mengembangkan peserta didik
secara utuh baik pikirannya, hatinya, maupun jasmaninya, serta mengembangkan intelaktual,
emosional dan fisik jasmani, serta kognitif, afektif dan fisikomotor
Kebanyakan
di sekolah TK sekarang ini tidak mengajarkan sains kepada anak, padahal sains
sangat perlu di kenalkan untuk anak sejak dini supaya mereka mengenal apa yang
terjadi sekitarnya dan anak mampu memahami informasi yang ada di lingkungannya.
Dengan adanya pembelajaran sains anak bisa bereksplorasi,dan dapat meningkatkan
kemampuan perkembangan anak terutama kognitifnya, mengajarkan sains untuk anak
usia dini tidak perlu mengkajinya sampai dalam cukup secara sederhana
saja,dengan mengenalkan sains untuk anak usia dini guru hendaknya menciptakan
pembelajaran yang mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi anak dalam
kehidupan sehari-hari karena anak punya minat dan rasa ingin tahu yang tinggi.
A. PEMBAHASAN
Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang objek
alam dengan metode ilmiah,untuk anak usia dini objek yang harus diajarkan
meliputi benda-benda di sekitar anak dan benda-benda yang sering menjadi
perhatian anak seperti mengenalkan anak tentang Air, udara, bunyi, api, tanah,
tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri.
Menurut Ernest Hagel (Indrawati:1995) sains mencakup
dari 3 aspek pertama, dari aspek
tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan
sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua,sains
sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan
suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu
merupakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, untuk
mendapatkan atau mengetahui penyebab
dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori-teori dari
objek yang diamati.
Sains merupakan disiplin ilmu yang
mempelajari obyek alam dengan
metode
ilmiah (Sund, 1989). Untuk anak TK, obyek tersebut meliputi benda-benda
di
sekitar anak dan benda-benda yang sering menjadi perhatian anak. Air, udara,
bunyi,
api, tanah, tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri merupakan obyek-obyek
sains
yang sering menjadi perhatian anak. Berbagai gejala alam seperti hujan,
angin,
petir, kebakaran, hewan yang beranak, tumbuhan yang berbuah
Dengan adanya pembelajaran sains di TK sangat bermanfaat bagi
anak, dapat meningkatkan perkembangan kemampuan terutama aspek kognitif anak
serta aspek-aspek lainnya. Anak juga dapat mengetahui berbagai konsep-konsep
sains,memiliki pengetahuan yang luas. Anak
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi untuk memecahkan suatu
masalah, dengan memperkenalkan sains kepada anak, anak dapat bereksplorasi
melalui percobaan-percobaan dan anak dituntut untuk berfikir supaya dapat
memecahkan suatu masalah dari hasil
pengamatannya sendiri.
Program pembelajaran sains suatu produk,
yaitu di arahkan pada perencanaan dan kegiatan sains yang dapat mengenalkan dan
menggali hasil-hasil sains secara lebih bermakna, utuh dan fungsional bagi anak
usia dini. Isi program pembelajaran sains pada suatu produk meliputi penguasaan
suatu fakta,konsep prinsip, hukum dan teori (carin dan sund,1989; Sinardi,
1998).
Untuk anak TK keterampilan proses sains hendaknya
dilakukan secara sederhana sambil melakukan kegiatan bermain. Melalui proses
sains anak dapat melakukan percobaan sederhana untuk melatih anak berpikir secara logis. Pengenalan sains pada
anak lebih menekankan pada proses daripada produk. Sains memungkinkan anak
untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda baik benda hidup maupun tak hidup , dan
gejala peristiwa dalam pemecahan suatu
masalah. Proses sains di kenal dengan metode ilmiah yang secara garis
besar meliputi 1)observasi, 2) menemukan masalah, 3) melakukan percobaan, 4)
menganalisis data, 5) mengambil kesimpulan.
Dalam
mempelajari sains banyak topik-topik yang di pakai oleh guru untuk mengenalkan
sains pada anak usia dini, tetapi topik yang mudah di pahami dan diamati anak yang menampilkan hubungan sebab akibat itulah
yang di senangi anak daripada topic yang bersifat abstrak.
Wolfinger
(1994) mengidentifikasi beberapa topik yang disukai anak sebagai
berikut.
1. Mengenal gerak
Anak
sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, seperti memutar,
menggelinding, melenting, atau melorot. Mobi-mobilan, berbagai macam bola, dan
benda-benda yang dapat menggelinding, dengan papan datar dan miring merupakan
permainan yang menyenangkan bagi anak.
2. Mengenal benda cair
Bermain
dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru dapat
mengarahkan
permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman
tentang
air. Berbagai kegiatan bermain dengan air seperti benda-benda yang tembus
dan
tidak tembus air, tenggelam dan terapung, dan aliran air sangat disukai anak.
Air
memiliki karakteristik yang unik. Dengan kegiatan sederhana anak mengenal
karakteristik
air, seperti meneteskan air di koin, mencampur air dengan sabun, dan
benda-benda
lain yang larut dan tidak larut dalam air. Minyak, alcohol, dan benda
cair
lainnya memiliki sifat yang berbeda dengan air.
3. Tenggelam dan terapung
Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas
plastik
dan koran agar air tidak membasahi tempat. Suruh anak memakai rompi
plastik
agar tidak basah. Tujuan kegiatan ini ialah agar memberi pengalaman
kepada
anak bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang terapung di air. Anak
sering
mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam.
Anak
akan melihat bahwa tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran
benda.
Ajak anak mengubah bentuk benda agar benda yang tenggelam dapat
terapung.
4. Larut dan tidak larut
Sebagian
benda larut dalam air dan sebagian lainnya tidak. Gula, garam, dan warna
pada
teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan,
maka
tidak akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semuanya.
Benda
lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir, dan minyak goreng. Jika
benda
tersebut dicampur dalam air maka tidak membentuk larutan, tetapi
membentuk
campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan
akan
terlihat adanya endapan.
5. Mengenal timbangan (neraca)
Neraca
sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab-akibat karena
hasilnya
tampak secara langsung. Jika beban di satu lengan timbangan ditambah,
maka
beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu.
Berbagai
benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa
jenis
yang lebih kecil di banding besi dan batu. Batu dan besi yang berukuran lebih
kecil
lebih berat dibanding kapas atau spon saat ditimbang.
6. Bermain dengan gelembung sabun
Anak
amat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan
satu
sendok gliserin pada 2 liter larutan sabun akan diperoleh larutan sabun yang
menakjubkan
yang tidak mudah pecah sehingga dapat digunakan untuk membentuk
gelembung
raksasa, jendela kaca, atau bentuk lainnya dari busa.
7. Mencampur warna dan zat
Secara
teoretis, warna terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Warna primer
meliputi
warna merah, kuing, dan biru. Warna sekunder dibentuk dengan
mencampur
dua atau lebih warna primer. Misalnya warna kuning dan biru dicampur
dapat
menghasilkan warna hijau. Anak-anak senang bermain dengan warna-warna
tersebut.
8. Mengenal benda-benda lenting
Benda-benda
dari karet pada umumnya memiliki kelenturan, sehingga mampu
melenting
jika dijatuhkan atau dilempar. Demikian pula benda dari karet yang diisi
udara,
seperti bola basket, bola voli, dan bola plastik. Anak sangat senang bermain
dengan
benda-benda tersebut.
9. Bermain dengan udara
Udara
tidak kelihatan, sehingga sulit bagi anak untuk mengenalnya. Melalui
berbagai
kegiatan sederhana, guru dapat mengenalkan udara untuk membantu anak
menyadari
bahwa udara itu ada, meskipun tidak kelihatan. Berbagai kegiatan seperti
balon
roket, roket dari soda kue, dan laying-layang merupakan kegiatan menarik
bagi
anak yang terkait dengan udara.
10. Bermain dengan bayang-bayang
Bayang-bayang
merupakan salah satu fenomena yang menarik dan kadang
menakutkan
bagi anak. Mengenalkan bayang-bayang akan membuat anak tidak
merasa
takut dengan bayang-bayang. Bayang-bayang timbul jika ada cahaya yang
mengenai
benda. Ukuran bayang-bayang dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil
dari
bendanya, tergantung posisi benda, sudut sinar, dan sumber cahayanya.
11. Melakukan percobaan sederhana
Anak
sangat antusias untuk melakukan percobaan dan ingin tahu hasilnya.
Menanam
biji, sebagian disiram air dan yang lain tidak, misalnya, dapat dijadikan
percobaan
yang menarik bagi anak. Anak senang mengamati bagaimana biji
berkecambah
dan tumbuh menjadi tanaman baru. Anak mulai sadar bahwa
tumbuhan
memerlukan air untuk tumbuh.
12. Mengenal api dan pembakaran
Kegiatan
yang menggunakan api harus dibawah pengamatan guru secara langsung
agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Anak suka mengamati sesuatu yang
terbakar
dan perubahan benda akibat terbakar. Anak akan menyadari ada benda
yang
mudah terbakar dan adapula yang sulit terbakar.
13. Mengenal es
Es
bisa menjadi air dan air dapat menjadi es. Kelak anak mengenal bahwa es adalah
air
yang membeku. Proses tersebut membantu anak mengenal asal mula suatu
benda,
suatu proses menuju objek permanen (object permanency) dan hubungan
sebab-akibat.
Es yang dimasukkan dalam gelas yang diisi air dingin dan air panas
akan
mencair dalam waktu yang berbeda. Percobaan sederhana tersebut melatih
anak
membuat hubungan logis antarvariabel.
14. Bermain dengan pasir
Bermain
pasir dengan menggunakan berbagai kaleng atau takaran akan membantu
siswa
memahami konservasi volume. Oleh karena itu di TK sangat disarankan
untuk
memiliki bak pasir di mana anak dapat bermain pasir. Anak TK suka sekali
10
main
dengan pasir dengan cara membuat berbagai bentuk seperti rumah, jalan,
terowongan,
dan istana, suatu kegiatan yang melatih kecerdasan spatial.
15. Bermain dengan bunyi
Bunyi
terbentuk oleh udara yang bergetar oleh karena itu bunyi dapat dibuat dengan
cara
menggetarkan udara, seperti memukul, meniup, atau menggoyang benda.
Anak-anak
suka sekali bermain dengan benda-benda yang mengeluarkan bunyi.
Membuat
peluit sederhana dari sedotan minuman atau bermain dengan alat-alat
musik
yang menimbulkan bunyi disukai anak-anak.
16. Bermain dengan magnet
Anak
TK mungkin masih memandang magnet sebagai barang ajaib (magis), tetapi
mengenalkan
fenomena kemagnetan tidak menjadi persoalan. Anak senang sekali
bermain
dengan magnet dan menguji benda-benda yang dapat menempel pada
magnet.
Dengan adanya pembelajaran sains untuk
anak usia dini dapat membantu anak berpikir kritis. Melalui keterampilan proses
anak dapat melakukan percobaan secara sederhana untuk melatih anak
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melaltih anak
untuk berpikir secara kreatif, dan anak mendapatkan pengetahuan yang banyak
dari eksperimen yang telah di lakukan anak, karena mempelajari sains sangat
banyak manfaatnya bagi anak.
Menurut hasil penelitian yulianti (2008) menunjukkan
bahwa model pembelajaran sains di TK dengan bermain sambil belajar dapat
melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir kritis yang
di latihkan di antaranya yaitu: 1. Menemukan Kemungkinan-kemungkinan
2. Menemukan Kesalahan
3. Membedakan Fakta dan Opini
4. Memperkirakan penyebab
5. Membuat Keputusan
Dengan
di latihnya ke 5 kemampuan tersebut memungkinkan anak dapat berpikir kritis dan
membuat anak semakin kreatif dan memiliki banyak pengetahuan dari apa yang
telah di telitinya dan dapat membedakan mana yang bersifat fakta ataupun
bersifat opini. Misalnya anak berpikir kritis dalam menemukan kemungkinan
misalnya air es yang beku mencair dan di letakkan di cangkir, anak menemukan
kemungkinan apakah gelasnya bocor.
Adanya pembelajaran sains juga melatih kemampuan
motorik anak yaitu dengan anak beraktivitas anak sudah menggunakan bagian
tubuhnya atau menggunakan otot-otot kecil seperti tangan misalnya memegang
benda-benda untuk melakukan percobaan dan anak akan berpikir kreatif dengan
bereksperimen.
KESIMPULAN & SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, masih banyak TK
sekarang yang belum ada pembelajaran sains masih sedikit yang menggunakan
pembelajaran sains, maka dari itu anak harus di kenalkan pembelajaran sains
melalui ketermpilan proses secara sederhana agar anak dapat bereksplorasi dan
dapat mengenal alam sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari sains
juga banyak manfaat meningkatkan kreativitas anak dan meningkatkan aspek-aspek
terutama aspek kognitif dan melatih anak
untuk berpikir kritis. Sebaiknya di berbagai sekolah hendaknya di terapkan
pembelajaran sains untuk anak usia dini agar anak mengenal dan mempunyai minat
untuk belajar sains, guru harus menerapkan keterampilan proses secara sederhana
untuk mempelajari sains dengan mudah untuk anak usia dini agar mereka dapat
bereksplorasi di alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pebelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Yulianti , Dwi.2010.Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Indeks
Suyanto, Slamet.2005.pembelajaran untuk anak TK.
Jakarta:Depdiknas
sangat membantu saya artikel ini, terima kasih atas info ini
BalasHapus