Selasa, 03 Mei 2016

PENGENALAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI MELALUI KETERAMPILAN PROSES








 OLEH:
MIFTAHUL ZANNAH
(1143113022)
REGULAR B PG. PAUD/2014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan sains kepada anak usia dini dengan cara mengajarkannya dan melakukan kegiatan kreativitas dan pengetahuan anak serta keterampilan motorik pada anak. Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang objek alam dengan metode ilmiah,untuk anak usia dini objek yang harus diajarkan meliputi benda-benda di sekitar anak dan benda-benda yang sering menjadi perhatian anak sepertimengenalkan anak tentang Air, udara, bunyi, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri. Berbagai contoh gejala alam seperti hujan, angin, petir, kebakaran, hewan yang beranak, tumbuhan yang berbuah juga menarik perhatian bagi anak, karena anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Objek-objek tersebut dipelajari melalui metode ilmiah, yang bagi anak TK perlu disederhanakan. Observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi sederhana dapat dilakukan anak. Anak dapat  melakukan proses sains lainnya, seperti melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, dan melakukan klasifikasi. Produk sains untuk anak TK lebih dominan berupa pengetahuan tentang fakta-fakta dan gejala peristiwa tentang benda-benda alam yang ada di sekitarnya.
Kata kunci : pengenalan sains, keterampilan proses



PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG


Menurut Piaget (1972), perkembangan kognitif anak usia TK (5-6 tahun) sedang dalam masa peralihan dari fase Pra-operasional ke fase Konkret operasional. Cara berpikir konkret berpijak pada pengalaman akan benda-benda konkret, bukan berdasarkan pengetahuan atau konsep-konsep abstrak (Wolfinger, 1994). Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda yang ada disekitarnya.
Pengenalan sains dengan metode yang tepat dan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dapat menumbuhkan minat anak mencintai sains sejak dini, anak mampu berpikir kritis, kreatif dan terampil. Anak yang mempunyai minat terhadap sains di harapkan agar menyenangi juga pelajaran sains di tingkat pendidikan selanjutnya.
Nugraha (2005: 5) mengartikan bahwa Sains merupakan suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan, yang menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Pembelajaran sains untuk anak bertujuan agar dapat mengembangkan peserta didik secara utuh baik pikirannya, hatinya, maupun jasmaninya, serta mengembangkan intelaktual, emosional dan fisik jasmani, serta kognitif, afektif dan fisikomotor
        Kebanyakan di sekolah TK sekarang ini tidak mengajarkan sains kepada anak, padahal sains sangat perlu di kenalkan untuk anak sejak dini supaya mereka mengenal apa yang terjadi sekitarnya dan anak mampu memahami informasi yang ada di lingkungannya. Dengan adanya pembelajaran sains anak bisa bereksplorasi,dan dapat meningkatkan kemampuan perkembangan anak terutama kognitifnya, mengajarkan sains untuk anak usia dini tidak perlu mengkajinya sampai dalam cukup secara sederhana saja,dengan mengenalkan sains untuk anak usia dini guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari karena anak punya minat dan rasa ingin tahu yang tinggi.

A.            PEMBAHASAN

Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang objek alam dengan metode ilmiah,untuk anak usia dini objek yang harus diajarkan meliputi benda-benda di sekitar anak dan benda-benda yang sering menjadi perhatian anak seperti mengenalkan anak tentang Air, udara, bunyi, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri.
Menurut Ernest Hagel (Indrawati:1995) sains mencakup dari 3 aspek pertama, dari aspek tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua,sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu merupakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan  atau mengetahui penyebab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori-teori dari objek yang diamati.
Sains merupakan disiplin ilmu yang mempelajari obyek alam dengan
metode ilmiah (Sund, 1989). Untuk anak TK, obyek tersebut meliputi benda-benda
di sekitar anak dan benda-benda yang sering menjadi perhatian anak. Air, udara,
bunyi, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan dirinya sendiri merupakan obyek-obyek
sains yang sering menjadi perhatian anak. Berbagai gejala alam seperti hujan,
angin, petir, kebakaran, hewan yang beranak, tumbuhan yang berbuah
Dengan adanya  pembelajaran sains di TK sangat bermanfaat bagi anak, dapat meningkatkan perkembangan kemampuan terutama aspek kognitif anak serta aspek-aspek lainnya. Anak juga dapat mengetahui berbagai konsep-konsep sains,memiliki pengetahuan yang luas. Anak  memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi untuk memecahkan suatu masalah, dengan memperkenalkan sains kepada anak, anak dapat bereksplorasi melalui percobaan-percobaan dan anak dituntut untuk berfikir supaya dapat memecahkan suatu masalah dari hasil  pengamatannya sendiri.
        Program pembelajaran sains suatu produk, yaitu di arahkan pada perencanaan dan kegiatan sains yang dapat mengenalkan dan menggali hasil-hasil sains secara lebih bermakna, utuh dan fungsional bagi anak usia dini. Isi program pembelajaran sains pada suatu produk meliputi penguasaan suatu fakta,konsep prinsip, hukum dan teori (carin dan sund,1989; Sinardi, 1998).
Untuk anak TK keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil melakukan kegiatan bermain. Melalui proses sains anak dapat melakukan percobaan sederhana untuk melatih anak  berpikir secara logis. Pengenalan sains pada anak lebih menekankan pada proses daripada produk. Sains memungkinkan anak untuk melakukan  eksplorasi  terhadap berbagai benda  baik benda hidup maupun tak hidup , dan gejala peristiwa dalam pemecahan suatu  masalah. Proses sains di kenal dengan metode ilmiah yang secara garis besar meliputi 1)observasi, 2) menemukan masalah, 3) melakukan percobaan, 4) menganalisis data, 5) mengambil kesimpulan.
Dalam mempelajari sains banyak topik-topik yang di pakai oleh guru untuk mengenalkan sains pada anak usia dini, tetapi topik yang mudah di pahami  dan diamati  anak yang menampilkan hubungan sebab akibat itulah yang di senangi anak daripada topic yang bersifat abstrak.
Wolfinger (1994) mengidentifikasi beberapa topik yang disukai anak sebagai
berikut.

1. Mengenal gerak

Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, seperti memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Mobi-mobilan, berbagai macam bola, dan benda-benda yang dapat menggelinding, dengan papan datar dan miring merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak.

2. Mengenal benda cair

Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru dapat
mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman
tentang air. Berbagai kegiatan bermain dengan air seperti benda-benda yang tembus
dan tidak tembus air, tenggelam dan terapung, dan aliran air sangat disukai anak.
Air memiliki karakteristik yang unik. Dengan kegiatan sederhana anak mengenal
karakteristik air, seperti meneteskan air di koin, mencampur air dengan sabun, dan
benda-benda lain yang larut dan tidak larut dalam air. Minyak, alcohol, dan benda
cair lainnya memiliki sifat yang berbeda dengan air.

3. Tenggelam dan terapung

Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas
plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Suruh anak memakai rompi
plastik agar tidak basah. Tujuan kegiatan ini ialah agar memberi pengalaman
kepada anak bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang terapung di air. Anak
sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam.
Anak akan melihat bahwa tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran
benda. Ajak anak mengubah bentuk benda agar benda yang tenggelam dapat
terapung.

4. Larut dan tidak larut

Sebagian benda larut dalam air dan sebagian lainnya tidak. Gula, garam, dan warna
pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan,
maka tidak akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semuanya.
Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir, dan minyak goreng. Jika
benda tersebut dicampur dalam air maka tidak membentuk larutan, tetapi
membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan
akan terlihat adanya endapan.

5. Mengenal timbangan (neraca)

Neraca sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab-akibat karena
hasilnya tampak secara langsung. Jika beban di satu lengan timbangan ditambah,
maka beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu.
Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa
jenis yang lebih kecil di banding besi dan batu. Batu dan besi yang berukuran lebih
kecil lebih berat dibanding kapas atau spon saat ditimbang.

6. Bermain dengan gelembung sabun

Anak amat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan
satu sendok gliserin pada 2 liter larutan sabun akan diperoleh larutan sabun yang
menakjubkan yang tidak mudah pecah sehingga dapat digunakan untuk membentuk
gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuk lainnya dari busa.

7. Mencampur warna dan zat

Secara teoretis, warna terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Warna primer
meliputi warna merah, kuing, dan biru. Warna sekunder dibentuk dengan
mencampur dua atau lebih warna primer. Misalnya warna kuning dan biru dicampur
dapat menghasilkan warna hijau. Anak-anak senang bermain dengan warna-warna
tersebut.

8. Mengenal benda-benda lenting

Benda-benda dari karet pada umumnya memiliki kelenturan, sehingga mampu
melenting jika dijatuhkan atau dilempar. Demikian pula benda dari karet yang diisi
udara, seperti bola basket, bola voli, dan bola plastik. Anak sangat senang bermain
dengan benda-benda tersebut.

9. Bermain dengan udara

Udara tidak kelihatan, sehingga sulit bagi anak untuk mengenalnya. Melalui
berbagai kegiatan sederhana, guru dapat mengenalkan udara untuk membantu anak
menyadari bahwa udara itu ada, meskipun tidak kelihatan. Berbagai kegiatan seperti
balon roket, roket dari soda kue, dan laying-layang merupakan kegiatan menarik
bagi anak yang terkait dengan udara.

10. Bermain dengan bayang-bayang

Bayang-bayang merupakan salah satu fenomena yang menarik dan kadang
menakutkan bagi anak. Mengenalkan bayang-bayang akan membuat anak tidak
merasa takut dengan bayang-bayang. Bayang-bayang timbul jika ada cahaya yang
mengenai benda. Ukuran bayang-bayang dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil
dari bendanya, tergantung posisi benda, sudut sinar, dan sumber cahayanya.

11. Melakukan percobaan sederhana

Anak sangat antusias untuk melakukan percobaan dan ingin tahu hasilnya.
Menanam biji, sebagian disiram air dan yang lain tidak, misalnya, dapat dijadikan
percobaan yang menarik bagi anak. Anak senang mengamati bagaimana biji
berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru. Anak mulai sadar bahwa
tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh.

12. Mengenal api dan pembakaran

Kegiatan yang menggunakan api harus dibawah pengamatan guru secara langsung
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Anak suka mengamati sesuatu yang
terbakar dan perubahan benda akibat terbakar. Anak akan menyadari ada benda
yang mudah terbakar dan adapula yang sulit terbakar.

13. Mengenal es

Es bisa menjadi air dan air dapat menjadi es. Kelak anak mengenal bahwa es adalah
air yang membeku. Proses tersebut membantu anak mengenal asal mula suatu
benda, suatu proses menuju objek permanen (object permanency) dan hubungan
sebab-akibat. Es yang dimasukkan dalam gelas yang diisi air dingin dan air panas
akan mencair dalam waktu yang berbeda. Percobaan sederhana tersebut melatih
anak membuat hubungan logis antarvariabel.

14. Bermain dengan pasir

Bermain pasir dengan menggunakan berbagai kaleng atau takaran akan membantu
siswa memahami konservasi volume. Oleh karena itu di TK sangat disarankan
untuk memiliki bak pasir di mana anak dapat bermain pasir. Anak TK suka sekali
10
main dengan pasir dengan cara membuat berbagai bentuk seperti rumah, jalan,
terowongan, dan istana, suatu kegiatan yang melatih kecerdasan spatial.

15. Bermain dengan bunyi

Bunyi terbentuk oleh udara yang bergetar oleh karena itu bunyi dapat dibuat dengan
cara menggetarkan udara, seperti memukul, meniup, atau menggoyang benda.
Anak-anak suka sekali bermain dengan benda-benda yang mengeluarkan bunyi.
Membuat peluit sederhana dari sedotan minuman atau bermain dengan alat-alat
musik yang menimbulkan bunyi disukai anak-anak.

16. Bermain dengan magnet

Anak TK mungkin masih memandang magnet sebagai barang ajaib (magis), tetapi
mengenalkan fenomena kemagnetan tidak menjadi persoalan. Anak senang sekali
bermain dengan magnet dan menguji benda-benda yang dapat menempel pada
magnet.
          Dengan adanya pembelajaran sains untuk anak usia dini dapat membantu anak berpikir kritis. Melalui keterampilan proses anak dapat melakukan percobaan secara sederhana untuk melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melaltih anak untuk berpikir secara kreatif, dan anak mendapatkan pengetahuan yang banyak dari eksperimen yang telah di lakukan anak, karena mempelajari sains sangat banyak manfaatnya bagi anak.
Menurut hasil penelitian yulianti (2008) menunjukkan bahwa model pembelajaran sains di TK dengan bermain sambil belajar dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir kritis yang di latihkan di antaranya yaitu: 1. Menemukan Kemungkinan-kemungkinan
2. Menemukan Kesalahan
3. Membedakan Fakta dan Opini
4. Memperkirakan penyebab
5. Membuat Keputusan
Dengan di latihnya ke 5 kemampuan tersebut memungkinkan anak dapat berpikir kritis dan membuat anak semakin kreatif dan memiliki banyak pengetahuan dari apa yang telah di telitinya dan dapat membedakan mana yang bersifat fakta ataupun bersifat opini. Misalnya anak berpikir kritis dalam menemukan kemungkinan misalnya air es yang beku mencair dan di letakkan di cangkir, anak menemukan kemungkinan apakah gelasnya bocor.
Adanya pembelajaran sains juga melatih kemampuan motorik anak yaitu dengan anak beraktivitas anak sudah menggunakan bagian tubuhnya atau menggunakan otot-otot kecil seperti tangan misalnya memegang benda-benda untuk melakukan percobaan dan anak akan berpikir kreatif dengan bereksperimen.


KESIMPULAN & SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, masih banyak TK sekarang yang belum ada pembelajaran sains masih sedikit yang menggunakan pembelajaran sains, maka dari itu anak harus di kenalkan pembelajaran sains melalui ketermpilan proses secara sederhana agar anak dapat bereksplorasi dan dapat mengenal alam sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari sains juga banyak manfaat meningkatkan kreativitas anak dan meningkatkan aspek-aspek terutama aspek kognitif  dan melatih anak untuk berpikir kritis. Sebaiknya di berbagai sekolah hendaknya di terapkan pembelajaran sains untuk anak usia dini agar anak mengenal dan mempunyai minat untuk belajar sains, guru harus menerapkan keterampilan proses secara sederhana untuk mempelajari sains dengan mudah untuk anak usia dini agar mereka dapat bereksplorasi di alam sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pebelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Yulianti , Dwi.2010.Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Indeks
Suyanto, Slamet.2005.pembelajaran untuk anak TK. Jakarta:Depdiknas


1 komentar: