Rabu, 18 Mei 2016
Aktivitas berbahasa anak usia dini
AKTIVITAS BERBAHASA ANAK USIA DINI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ERNIS HIASINTA GINTING
NPM : 1143113007
JURUSAN : PG.PAUD
KLS : REG B
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATRA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berpikir , menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa tidak di dapat di kuasai dengan sendirinya melainkan harus dipelajari. Kemampuan berbahasa harus dipelajari sejak usia dini.
Anak usia dini sejak lahir sampai enam tahun cenderung melakukan aktivitas berbahasa dengan cara mendengar dan berbicara. Mereka belum mampu membaca dan menulis secara maksimal. Untuk itu, pengembangan bahasa yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini harus diperhatikan dan diterapkan dengan cara memberi rangsangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang berkaitan dengan bahasa anak khususnya dalam hal berbicara yaitu:
1. Keterbatasan kata-kata yang diketahuinya.
2. Menirukan ucapan atau lafalan yang tidak benar dari orang-orang di sekelilingnya.
3. Mempunyai gangguan alat artikulasi.
4. Kebiasaan menggunakan bentuk bahasa yang hanya dipahami oleh orangtuanya.
5. Dan kesulitan menyesuaikan bahasa dalam berinteraksi dengan teman-temannya.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan:
1. Memahami permasalah bicara anak.
2. Memahami berbagai gangguan bicara anak.
3. Memahami perkembangan bicara pada anak.
4. Memahami strategi pengembangan bicara anak
Manfaat:
1. Mampu menjelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan bicara anak.
2. Mampu menjelaskan ganguan bicara yang dialami anak.
3. Mampu menjelaskan tahapan perkembangan bicara anak.
4. Mampu menjelaskan bagaimana strategi untuk merangsang perkembangan bicara anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
URAIAN TEORI TENTANG PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
A. Teori Pemerolehan Bahasa Behavioristik
Menurut pandangan kaum behaviorisk, bahasa adalahkeseluruhan tingkah laku manusia yang mendasar yang berkembang sejak anak lahir. Pendekatan kaum behavioris dipusatkan pada pola tingkah laku manusia yang diwujudkan melalui hubungan antara stimulus dengan respon s yang berlangsung di sekeliling manusia. Bahasa merupakan seperangkat kebiasaan yang diperolrh melalui proses belajar, sedangkan faktor bawaan hanyalah mrerupakan potensi herediter.Teori akuisisi bahasa berdasarkan konsep behavioris bahwa anak-anak mengakuisisi bahasa melalui hubungan dengan lingkungan, dalam hal ini dengan cara meniru.
B. Teori Pemerolehan Bahasa Mentalistik
Kaum mentalis berpendapat bahwa akuisisi bahasa pada manusia tidak boleh disamakan dengan proses pengenalan yang terjadi pada hewan. Mereka berpendapat bahwa setiap anak yang lahir telah memiliki sejumlah kapasitas atau potensi bahasa. Potensi bahasa ini akan berkembang apabila saatnya tiba.
C. Teori Kuisisi Bahasa Kognitif
Teori kognitif menekankan hasil kerja mental, hasil pekerjaan yang nonbehavioris.para teori kognitif beranggapan bahwa ada prinsip yang mendasari organisasi linguistik yang digunakan oleh anak untuk menafsirkan dang mengoperasikan lingkungan linguistiknya.sem ua ini adalah hasil pekerjaan mental yang meskipun tidak dapat diamati tapi mempunyai dasar fisik.
APAKAH BAHASA ANAK USIA DINI BERKEMBANG MAKSIMAL?
Tidak
UPAYA APA YANG DILAKUKAN GURU UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN BAHASA ANAK?
1. Berkomunikasi secara lisan dengan guru atau pun teman.
guru menyuruh anak untuk menceritakan kembali pelajaran kemaren.
2. Pengenalan huruf.
Guru menyuruh anak untuk menggunting huruf yang sesuai dengan namanya kemudian di tempel di buku gambar.
3. Membaca buku cerita bergambar.
Guru membacakan buku cerita bergambar sambil menunjuk tulisan pada gambar dengan menggunakan penggaris kemudian siswa mendengar dan membaca kembali apa yang telah dibacakan guru.
4. Menulis.
Guru mendikte suatu cerita singkat secara perlahan dan meminta anak menulisnya di kertas dan setelah itu guru mengajak anak untuk membaca tulisannya.
5. Menggambar.
Guru meminta anak untuk menggambar sesuka hati dan setelah itu anak diberi kesempatan untuk mewarnai gambar tersebut sesuka hati pula.
6. Bernyanyi bersama.
Guru meminta anak membentuk kelompok kemudian bernyanyi bersama dengan kelompoknya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. TK RA-AL-AZAR berada di pancur batu. Kami melakukan observasi pada tanggal 16 dan 23 april 2015. TK RA-AL-AZAR buka 08.00-11.00. di TK ini hanya ada dua orang guru, dan guru tersebut juga bukan lulusan S1 PAUD . nama guru di TK A adalah umi Leni alumni dari universitas sumatra utara jususan sastra jepang dan TK B adalah umi Irma yang hanya lulusan SMA.
Kepala sekolah di TK tersebut adalah umi Azar, tapi selama kami melakukan observasi di Tk tersebut kami tidak pernah melihat kehadiran umi Azar di TK tersebut. Ketika kami melakukan wawancara dengan umi Leni tentang umi Azar kepala TK tersebut, umi Leni menjelaskan bahwa umi Azar memang jarang muncul karna sibuk mengurusi bisnisnya. Jadi umi Leni lah yang diberi tanggung jawab dalam pengelolaan TK tersebut.
Di TK A terdiri dari 25 siswa dan di TK B terdiri dari 22 siswa. Di lihat dari standar sarana dan prasarana lokasinya sangat tidak sesuai dengan isi permen 58 dengan persyaratan luas lahan minimal 300 m2. Fasilitas permainan baik diluar maupun didalam kelas tidak begitu lengkap. Bahan-bahan belajar nya juga sangat minim, di TK tersebut hanya terlihat poster bergambar, urutan angka, urutan huruf, dan berbagai hiasan dinding yang dibuat oleh gurunya.
Di TK A tersbut saya menemukan seorang anak yang bernama REHAN. Ia mempunyai gangguan alat artikulasi yaitu celah bibir. sehingga anak tidak mampu mengucapkan berbagai kosa kata secara maksimal, ketidak mampuan mengucapkan bunyi tertentu dibawa anak sejak kecil. Anak tersebut juga belum mampu berbicara dengan benar.
Pada saat berkomunikasi Rehan berbicara terbata-bata tapi hanya pada kalimat awal saja. penggunaan kalimatnya juga masih terbalik-balik. Ketika memuji gurunya memakai kaca mata baru, Rehan berkata
“ca k ka mat ta umi bagus sekali,be l li dimana uminya”? ”.
Saat melihat permen temannya, rehan berkata”a ku mau punya kamu, bo l leh bagi lee han”?”
Ini lah beberapa contoh ketika Rehan berbicara, meskipun demikian teman-temanya sudah mengerti apa maksud rehan ketika berkomunikasi dengan mereka.Rehan juga bisa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran di kelas dengan baik. Ia tidak pernah mengeluh dalam belajar, dan rasa ingin tau Rehan juga tinggi, hal ini di lihat dari pertanyaan-pertanyaan yang di utarakan pada gurunya.
saya juga mewawancarai gurunya tentang bagaimana strategi mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Rehan, guru membantu Rehan dengan cara memberi penguatan positif dan negative, penguatan negative diberikan apabila anak bicara dengan tata bahasa yang salah, dan penguatan positif diberikan apabila anak berbicara dengan benar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka penelitian akan mendeskripsikan pembahasan dari data yang telah di peroleh. Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu menyiapkan seluruh anak PAUD/ RA AL-AZHAR PANCUR BATU di halaman sekolah. Setelah anak berbaris barulah anak masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas guru mengajak anak bercakap-cakap mengenai tema yang akan di ajarkan pada anak, kegiatan bercakap-cakap di iringi dengan bernyanyi dan bertepuk tangan, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti.
Kegiatan inti diawali dengan membaca Iqra terlebih dahulu setelah selesai membaca Iqra guru memperkenalkan pembelajaran pada anak,ketika melakukan pembelajaran sains, guru menggunakan metode bercakap-cakap. Metode ini merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pelajaran yang di ajarkan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa.
Siswa diajak untuk mendengarkan guru bercerita dongeng yang berjudul kancil dan kura-kura.Inti cerita ini kancil yang sombong mengajak kura-kura untuk lomba lari, karna si kancil yakin bahwa ia lebih hebat dan larinya lebih cepat dibandingkan kura-kura. Ketika bertanding si kancil selalu menertawakan kura-kura yang larinya sangat lambat. Dengan sombong si kancil tertidur di sebuah pohon untuk menanti kedatangan kura-kura yang larinya lambat. Ia berfikir bahwa ia akan terbangun sebelum kura-kura melewati garis finis yang telah disediakan. Setelah itu kancil pun tidur dengan puas sehingga ia tidak menyadari kehadiran kancil di garis finis tersebut. Setelah bercerita guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai karakter masing-masing tokoh yang ada dalam cerita dan guru juga meminta masing-masing anak menceritakan kembali tentang cerita yang telah di ceritakan gurunya tersebut.
Anak-anak sangat merasa bahagia ketika mendengarkan gurunya bercerita, mereka juga mampu menjawab pertanyaan guru dan juga mampu menjelaskan kembali cerita tersebut. Setelah itu guru membagikan buku gambar dan cat warna dan meminta anak untuk menggambar sesuka hati, setelah itu guru mendikte nama-nama hewan dan meminta anak menuliskannya serta membacanya bersama-sama.
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran guru memimta seorang anak untuk memimpin lagu tentang hewan dan menyanyikan lagu tersebut bersama-sama seraya melakukan gerakan yang telah di ajarkan guru nya. sebelum bermain guru mengajak anak untuk membaca doa. Saat istirahat anak bermain di lingkungan sekolah selama 15 menit dan setelah selesai bermain guru meminta anak untuk mengeluarkan bekal dan membacakan doa makan bersama-sama.
Pada kegiatan akhir guru meminta anak untuk mengeluarkan buku pr dan guru menuliskan pr mate-matika di papan tulis,setelah itu anak mencatat kembali pr yang telah di buat di papan tulis tanpa di perintah gurunya. Guru juga meminta masing-masing anak untuk menunjuk bagian-bagian tubuh dalam bahasa inggris kemudian anak di ajak bernyanyi beberapa buah lagu lagi untuk membangkitkan semangat anak setelah itu guru membacakan doa pulang.
PEMBAHASAN
Dilihat dari kegiatan pembelajaran, guru masih terlihat canggung dalam melakukan kegiatan pembelajaran, ketika guru bercerita siswa kelihatan serius untuk mendengarkan gurunya, tapi setelah gurunya mendikte nama hewan, menggunting dan menempel huruf, dan kegiatan belajar lainnya, siswa terlihat sangat bosan dan mulai asyik dengan diri sendiri.
Agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik maka pendidik harus mengikuti seminar, kursus, dan rajin bersosialisasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak paud. Pengajar juga harus memilih metode yang cocok dengan tema yang akan di kenalkan untuk anak usia dini. dalam pemilihan suatu metode yang akan di pergunakan dalam program pembelajaran anak usia dini, guru harus mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut.
Metode pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya menantang dan menyenangkan pada anak, dan menumbuhkan rasa ingin tau dan juga melibatkan unsur bermain, bergerak, bernyanyi dan belajar, juga mengembangkan kelima aspek yaitu apek sosial emosional, aspek kognitif, motorik halus dan kasar, aspek bahasa, dan nilai agama. Beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yaitu: metode bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek dan pemberian tugas.
Dalam mengembangkan aspek bahasa banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk aud.
1. berkomunikasi secara lisan.
Untuk melatih anak berkomunikasi, lakukan kegiatan yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan teman-tamannya.
Contohnya seperti: bermain drama, bercerita, bermain pararel dan koperatif.
2. Pengenalan huruf.
dapat dilakukan dengan bermain kartu huruf, menggunting dan menempel huruf.
3. Membaca permulaan .
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku cerit bergambar, dan
Memasang gambar dan kata.
4. Menulis buku permulaan.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara memberi anak kesempatan untuk coret-coret, menulis nama sendiri, mendikte, dll.
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi lisan maupun tulisan. Peranan Bahasa untuk anak yaitu: sebagai sarana untuk berpikir, mendengarkan, dan berbicara. Permasalahan bahasa bagi anak terkait dengan kemauan berbicara, alat pendengaran, bunyi yang didengar, dan artikulasi yang dimiliki anak.
Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia dini adalah: keterbatasan kata-kata yang diketahuinya, menirukan ucapan atau lafalan yang tidak benar dari orang-orang di sekelilingnya, mempunyai gangguan alat artikulasi, kebiasaan menggunakan bentuk bahasa yang hanya dipahami oleh orangtuanya, dan kesulitan menyesuaikan bahasa dalam berinteraksi dengan teman-temannya.
Saran
Dalam mengembangkan aspek bahasa banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk aud.
1. berkomunikasi secara lisan.
Untuk melatih anak berkomunikasi, lakukan kegiatan yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan teman-tamannya.
Contohnya seperti: bermain drama, bercerita, bermain pararel dan koperatif.
2. Pengenalan huruf.
dapat dilakukan dengan bermain kartu huruf, menggunting dan menempel huruf.
3. Membaca permulaan .
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku cerit bergambar, dan
Memasang gambar dan kata.
4. Menulis buku permulaan.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara memberi anak kesempatan untuk coret-coret, menulis nama sendiri, mendikte, dll.
BAB VI
SUMBER BACAAN
1. Pengembangan keterampilan bicara anak usia dini.
2. Pembelajaran untuk anak tk.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
The King Casino
BalasHapusThe king 1xbet 먹튀 casino in https://octcasino.com/ Oklahoma offers casino-roll.com a wide variety herzamanindir.com/ of games. The casino communitykhabar offers several slots, poker, blackjack, and live games to choose from. We will also