Selasa, 17 Mei 2016

REVIEM GAME “MARBEL BELAJAR ANGKA”



REVIEM GAME
“MARBEL BELAJAR ANGKA”
Oleh :
KELOMPOK 7 :
1.    Aprilia Tiara Putri ( 1141113001 )
2.    Fitriani ( 11411130)
3.    Novita Fadillah ( 1141113024 )
4.    Siti khodijah ( 1141113027 )
                                           Dosen pembimbing : Drs. Dwi Budiwiwaramulja, M.Sn
REGULER A 2014
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015/2016
 
BAB I
PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun yang sangat membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya ( Nasriah,Dedi Husrizal Syah,  2013).
Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.Melalui kegiatan bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.
Melalui kegiatan bermain yang mengandung edukasi, daya pikir anak terangsang untuk merangsang perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan fisik.Setiap anak memiliki kemampuan dan ketertarikan bermain yang berbeda tergantung dari perkembangan anak. Dari permainan juga biasanya akan menimbulkan fantasi-fantasi besar oleh anak, dan tentu akan semakin menambah rasa ketertarikan anak pada mainan tersebut.
Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 2004:32) menyatakan bahwa bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah, suatu dunia anak-anak.
Dalam blog Mike Febriani (2012) Bermain dengan menggunakan alat permainan dapat memenuhi seluruh aspek kebahagiaan anak. Pada saat anak merasakan senang, maka pertumbuhan otak anak pun kian meningkat sempurna sehingga akan makin memudahkan anak dalam melakukan proses pembelajarannya. Oleh karena itu alat permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Dalam era Globalisasi anak sangat senang dalam permainan (game) yang ada di handphone atau computer , mereka sangatlah senang menggunakannya, bagi mereka game merupakan hal yang menarik bagi diri anak. Desain game yang menarik juga menambah semangat anak dalam memainkan permainan game tersebut. Jadi game merupakan suatu alat yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dan perkembangan teknologi yang ada , game merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi anak , serta dapat menjadi alat refhreshfing penghilang penat dari segala rutinitas keseharian yang telah kita lalui.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai review game Marbel Belajar mengenal angka . Game ini merupakan game yang mengajarkan anak tentang angka .Oleh karena itu, apabila ingin memperkenalkan  dengan dunia internet, maka kenalkanlah berbagai aplikasi yang baik dan cocok bagi usia dan tahap perkembangannya. Salah satu aplikasi yang sering digunakan adalah aplikasi game edukatif.Games edukatif sendiri adalah permainan yang dirancang dan dibuat untuk merangsang daya pikir anak termasuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah. Karena di masa yang akan datang anak akan dihadapkan dengan ribuan permasalahan yang semakin komplek. 

b.    Rumusan Masalah
a.    Apa  yang dimaksud dengan Game edukatif ?
b.    Untuk Usia Berapa Game Marbel Belajar angka ?
c.    Bagaimana Metode yang digunakan dalam game Marbel Belajar Angka ?
d.   Apa Kelebihan dan kekurangan game tersebut?

c.    Tujuan dan Manfaat
Game  ini dapat mengasah otak anak usia dini dalam mengenal angka , anak tidak hanya sekedar bermain tetapi melalui permainan ini anak memperoleh pengetahuan dan pengenalan tentang angka.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.           Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Ada dua tujuan dilaksanakannya PAUD, yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta.Tujuan utama dilaksanakannya PAUD adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasanya. Karena itu tujuan utama PAUD adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin yang meliputi aspek-aspek fisik, psikis dan social secara menyeluruh yang merupakan hak anak. (Nasriah,Dedi Husrizal Syah,  2013).

B.            Game Edukatif
Definisi game pertama kali dibuat oleh filsuf, Ludwig Wittgenstein. Dalam karyanya yang berjudul Philosophical Investigations, ia berpendapat bahwa unsur-unsur permainan terdiri dari bermain, aturan, dan kompetisi. Roger Caillois, mendifinisikan permainan sebagai kegiatan yang harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)   menyenangkan,
2)   terpisah, dibatasi waktu dan tempat,
3)   pasti, hasil kegiatan tidak terduga,
4)   non-produktif, partisipasi tidak mencapai sesuatu yang berguna,
5)   diatur oleh peraturan,
6)   fiktif, disertai dengan kesadaran realitas yang berbeda.

Sedangkan Katie Salen dan Eric Zimmerman mendifinisikan permainan sebagai sebuah sistem di mana pemain terlibat dalam konflik buatan, ditentukan oleh aturan yang menghasilkan hasil yang terukur.
Menurut blog Maya Dikiria Permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk Permainan tradisional dan “modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975).Atas dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif.Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan “asli” yang khusus dirancang (by design) untuk pendidikan ataukah permainan “lama” yang diberi nuansa atau dimanfaatkan (by utilization) untuk pendidikan.

C.            Prinsip Game Edukasi 
Menurut Foremen beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam aplikasi sebuah game edukasi adalah: 
·         Individualization : Materi pembelajaran (pengetahuan) dibuat sesuai dengan kebutuhan individual dari pembelajar, sedangkan game mengadopsi level individual dari pemain 
·         Feedback Active : Adanya feedback yang sesuai dengan cepat untuk memperbaiki pembelajaran dan mengurangi ketidaktahuan pembelajar terhadap materi yang disampaikan, sedangkan game menyediakan feedback dengan cepat dan konstektual.
·         Active Learning : Adanya kecenderungan untuk menyertakan pelajar secara aktif dalam menciptakan penemuan dan pengetahuan baru yang membangun, sedangkan game menyediakan suatu lingkungan yang membantu terjadinya penemuan baru tersebut. 
·         Motivation : Pelajar termotivasi dengan reward yang diberikan dalam aktivitas permainan, sedangkan game melibatkan pengguna berjam-jam untuk mencapai tujuan. 
·         Social : Pengetahuan merupakan suatu proses partisipasi sosial, sedangkan game dapat dimainkan dengan orang lain (seperti game multiplayer) atau melibatkan komunitas dari pecinta game yang sama. 
·         Scaffolding : Pelajar secara berangsur-angsur ditantang dengan tingkat kesulitan yang makin tinggi dan dapat melangkah lebih maju untuk mencapai kemenangan dari permainan, sedangkan game dibangun secara multi level, pemain tidak bisa bergerak ke level yang lebih tinggi sampai dia mampu menyelesaikan permainan di level yang ada. 
·         Transfer : Pelajar mengembangkan kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dari satu orang ke orang yang lain, sedangkan game, sedangkan game mengijinkan pemain untuk menstransfer informasi dari suatu konteks ke konteks yang lain 
·         Assessment : Setiap individu mempunyai kesempatan untuk menilai pelajaran mereka sendiri atau membandingkannya dengan orang lain
D.           Manfaat Game Edukasi
1.      Permainan edukatif dapat membantu anak dalam mengembangkan dirinya.
2.      Permainan edukatif mampu minengkatkan kemampuan berkomunikasi bagi anak.
3.      Permainan edukatif mampu membantu anak dalam menciptakan hal baru atau memberi inovasi pada suatu permainan.
4.      Permainan edukatif mampu meningkatkan cara berpikir pada anak.
5.      Permainan edukatif mampu meningkatkan perasaan anak.
6.      Permainan edukatif mampu meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
7.      ermainan edukatif mampu merangsang imajinasi pada anak.
8.      Permainan edukatif dapat melatih kemampuan bahasa pada anak
9.      Permainan edukatif dapat membentuk moralitas anak.
10.  Permainan edukatif dapat mengembangkan sosialisasi pada anak.

Dalam menentukan permainan edukatif, orang tua atau pendidik harus pintar pintar dalam memilih, karena tidak semua yang harganya mahal dan modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu hanya menanamkan sifat konsumtif pada anak.Selayaknya orang tua dirumah dan pendidik di sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak.
E.             Syarat-Syarat Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Permainan Edukatif
Permainan edukatif harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan, dan sosialisasi. Selain itu alat permainan edukatif harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak akan mudah frustasi, atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan.
Dalam memilih permainan edukatif, guru dan orang tua harus memperhatikan kelayakan dan kemanan mainan tersebut.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan edukatif diantaranya:
1.    Desain Mudah dan Sederhana
Sebaiknya desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani dengan kerumitannya.
2.    Multifungsi
Permainan edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas dan keinginan anak.
3.    Menarik
Permainan edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
4.    Berukuran besar
Permainan edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar.
5.      Awet dan sesuai kebutuhan
Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
6.      Mendorong Anak untuk bermain bersama
Sebaiknya memilih anak yang memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap kreativitasnya.
7.      Mengembangkan Daya Fantasi
Permainan
 edukasi  diharapkan   mampu  mengembangkan  daya fantasi  dan  imajinasi  anak.
Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya.Bila bersuara, suaranya harus jelas.Alat permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak.Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti.Selain itu pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
F.             Prinsip-Prinsip Pada Media Permainan Edukatif
1.      Prinsip Produktivitas
Permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri anak sebagai pengguna dan pemain dalam permainan itu sendiri. Sehingga dari permainan itu akan mengena dan tersimpan di memori anak sehingga suatu saat anak mampu menginovasi atau menciptakan sesuatu yang baru.

2.      Prinsip Aktivitas
Permainan edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak. Sehingga permainan edukatif mampu mengembangkan motorik kasar dan motorik halus pada anak.
3.      Prinsip Efektivitas Dan Efisiensi
Prinsip ini menjadi tolak ukur dari efek permainan edukatif yang digunakan. Jadi dalam hal ini guru sebagai fasilitator dituntut cerdas untuk memilih permainan edukatif yang memiliki muatan pendidikan dan cocok untuk anak.
4.       Prinsip Kreativitas
Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Meskipun permainan itu mudah dan murah, tapi anak akan tetap memiliki rasa penasaran untuk membongkar atau merusaknya.
5.      Prinsip Mendidik Dengan Menyenangkan
Permainan eduukatif harus memperhatikan sisi kemampuan anak. Dari permainan diharapkan anak merasa senang dengan permainan yang dimainkan namun, tanpa disadari ternyata permainan yang dikembangkan bermanfaat untuk mengembangkan IQ, EQ danSQ
G.           Dampak Permainan Edukatif Bagi Anak
·         Mampu melatih konsentrasi pada anak
Semakin dini usia anak semakin terbatas pencurahan perhatiannya. Oleh karena itu permainan dan pengajaran yang menggunakkan alat dan media yang baik akan membantu mempertahankan daya tangkap murid.
·         Mengajar dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja, mungkin bisa tersampaikan atau salah paham. Namun dengan bantuan alat dan media yang baik, guru bisa menjelaskan dalam waktu cepat dan mencapai indikator kebnerhasilan belajar lebih cepat.
·         Menambah daya pengertian dan ingatan
Dalam menjelaskan sesuatu jika menggunakkan media yang tepat tentu akan lebih mudah dimengerti dan memperdalam pengalaman belajar serta ingatan siswa. Melalui indera penglihatan dan pendengaran murid dapat memahami perbedaan arti, warna , serta bentuk.
·         Membuat proses belajar menyenangkan
Cara mengajar yang monoton tentu akan membosankan. Tetapi bila didisampaikan dalam bentuk yang berbeda, media yang berbeda tentu akan menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar anak.
·         Membangkitkan emosi anak
Menyampaikan suatu materi dengan media-media yang menarik tentunya akan lebih berhasil daripada menggunakan ceramah saja. Dengan media yang menarik tentu akan membangkitkan emosi anak, perhatian pada materi dan juga pada media tersebut.
·         Mampu Mengatasi Keterbatasan Bahasa
Perbedaan kebudayaan sering menimbulkan kesalahpahaman, namun dengan media mampu mengatasi kesalahpahaman akan keterbatasan anak-anak untuk mengerti suatu bahasa.
·         Meningkatkan rasa sosialisasi pada anak
Permainan yang edukatif tentunya tidak boleh melupakan muatan-muatan pendidikan bagi anak. Dengan model permainan kelompok tentu akan menumbuhkan rasa sosial pada anak.
·         Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak
Dengan permainan edukatif pasti merangsang anak untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Paling tidak dengan permainan edukasi akan menimbulkan banyak pertanyaan dan imajinasi yang tentunya akan ditanyakan pada guru, orangtua atau teman sebayanya.
Game yang kami analisi dalam makalah ini adalah Marbel. Marbel adalah aplikasi pendidkan khusus untuk anak-anak usia 2 s/d 8 tahun. Bersama Marbel, anak-anak bisa belajar banyak hal dengan cara yang menyenangkan. Tersedia materi pembelajaran yang akan membantu anak-anak dalam belajar mengenal sesuatu misalnya saja huruf, angka, buah, sayur, hewat, alat-alat transpotasi, warna, dan masih banyak lainnya. Yang paling menarik dari marbel adalah : Permainan edukasi yang menyenangkan. Ada berbagai macam permainan yang akan menguji kemampuan mereka. Permainan itu terdiri dari : tepat cepat, ketangkasan, daya ingat, kecerdikan, asah otak dan masih banyak lainnya. Marbel dilengkapi dengan gambar dan animasi yang menarik, musik orisinil, serta narasi panduan yang berguna bagi anak-anak yang belum lancar membaca.
Marbel Angka merupakan bagian dari berbagai seri game edukasi karya Educa studio. Game yang ditujukan untuk anak-anak ini akan membantu orang tua untuk bisa mengenalkan angka kepada anak-anaknya dengan cara yang menyenangkan. Apalagi sekarang ini ada kecenderungan dimana anak kecil sudah kenal gadget dan tak bisa lepas dari perangkat tersebut. Maka Marbel Angka bisa menjadi salah satu alternatif aplikasi yang tepat untuk diberikan kepada anak kita.
Game Marbel Angka ini secara umum dibagi jadi dua mode. Yang pertama mode belajar dan yang kedua mode bermain. Dua tipe permainan ini sepertinya sudah menjadi template untuk banyak seri Marbel sehingga mudah dimengerti oleh para orang tua nih. Di mode belajar, kita bisa memilih kumpulan angka yang bisa dipelajari. Model belajarnya adalah di tiap kelompok angka, akan diperlihatkan visual dari sebuah angka beserta pengucapannya. Dengan begitu, anak bisa belajar mengenal angka secara visual maupun cara penyebutannya. Lalu untuk mode bermain, di sini anak bisa melatih ingatannya akan angka-angka yang sudah dipelajari sebelumnya. Menariknya, Marbel Angka memberikan cukup banyak mini game untuk membantu anak kita belajar angka. Ada enam buah permainan yang bisa kita mainkan mulai dari mencocokan suara dengan angka, tebak bayangan angka, hingga permainan melompat dengan cara memilih angka yang sesuai dengan petunjuk suaranya.


METODE
1.      Kajian pustaka
Studi pustaka dengan mengambil kumpulan data melalui beberapa jurnal berbagai pendapat dari  ahli dan teori  yang disimpulkan sebagai penalaran dan di deskriftifkan oleh tim penulis.
2.      Hasil wawancara
Hasil wawancara dengan mengambil sample anak berusia 5 tahun mengenai bagaimna anak memainkan suatu permaianan yang ada di gadget.



PEMBAHASAN
Kelebihan
Dari game Marbel Angka mempunyai kelebilahan yaitu:
1.      Game ini sangat cocok untuk menarik minat anak dalam mengenal angka dengan banyaknya warna serta metode-metode yang menarik yang ada pada game tersebut.
2.      Game ini sangat cocok untuk membantu anak dalam mengenaal angka.
3.      Game ini dapat mengasah otak anak dalam mengingat angka.
4.      Game ini dapat melatih anak dalam ketepatan, kecepatan, ketangkasan dalam menjawab dari permainan marbel tersebut.
5.      Game ini memiliki suara music/kata-kata yang keluar dari game tersebut sehigga menarik minat anak dengan mendengar suara music dan kata-kata yang diucapkan.
Kekurangan
Dari game Marbel Angka mempunyai kekurangan yaitu:
1.      Dalam geme ini hanya terdapat pembelajaran mengenai angka saja.
2.      Kurangnya fariasi game jadi membuat anak membosankan.
3.      Dalam game ini suara yang diucapkan juga kurang jelas.





BAB III

KESIMPULAN

Game Marbel Angka merupakan game sederhana yang bisa membantu anak-anak untuk belajar mengenal angka dengan metode yang seru. Melalui Marbel Angka, anak bisa belajar sambil bermain.

SARAN

Sebagai guru atau pendidik maupun orang tua  kita harus teliti dan tepat memilih permainan yang pantas untuk anak usia dini. Dengan sebuah permainan anak juga  bisa belajar tanpa harus membawa buku atau selalu di depan buku. Semaraknya dengan perkembangan zaman munculnya gadget kita dapat memanfaatkan game yang ada dalam aplikasi gadget tersebut, dengan ketentuan pendidik maupun arangtua harus memilih permainan yang edukatif serta selalu mengawasi anak selama anak memainkan gadget. Orang tua dan pendidik harus memikirkan dampak positif maupun negatif bagi anak.
















DAFTAR PUSTAKA :

mayadikiria./2011/05/22/permainan-edukatif-sebagai-media-belajar-anak-usia-dini-more-53,wordpress.com https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.marbelangka

Partini.2012. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Permainan Tebak Angka Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di Sdlb N Manggis Ganting Bukittinggi (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas D I C).E-JUPHEku.Volume 1 No.2.Padang



1 komentar:

  1. Gambar atau ilustrasi pendukung belum ada, dan daftar pustaka diutamakan dari jurnal serta hasil penelitian

    BalasHapus