Manajemen Pembelajaran Sentra Dan Lingkaran
Disusun oleh :
Fitriani
1141113010
Fakultas Ilmu Pendidikan
Reguler-A PG-PAUD 2014
Abstrak
Metode
Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling) adalah suatu proses pembelajaran
dengan konsep pembelajaran konstruktif yang bertujuan untuk merangsang seluruh
aspek kecerdasan anak usia dini melalui bermain yang terencana dan terarah. Di dalam
pembelajaran di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini terdapat sentra belajar anak
yang tersebar kedalam enam aspek perkembangan anak usia dini seperti bahasa,
kognitif, social-emosional, fisik-motorik, NAM, dan seni. Dalam pembelajaran dengan Metode Sentra, kurikulum tidak diberikan secara klasikal,
melainkan individual, disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing anak.
Di setiap Sentra, kemampuan klasifikasi anak dibangun secara terus-menerus agar
mereka bisa memiliki konsep berpikir yang benar, kritis, dan analitis. Manajemen
pembelajaran Seling diantaranya tentang (1) sejarah; (2) sentra-sentra
yang ada; (3) perencanaan; (4) pengorganisasian; (5) pelaksanaan; dan (6)
penilaian dalam pembelajaran Seling.
Kata kunci : Manajemen
pembelajaran sentra
PENDAHULUAN
Manajemen
PAUD sendiri dapat diartikan sebagai suatu manajemen pendirian pada pendidikan
anak usia dini. Persyaratan untuk memasuki dunia PAUD ialah peserta didik
berusia dini (0-6 tahun), ada penyelenggara dari badan hukum, ada pengelola
PAUD, serta adanya tenaga kerja pendidik PAUD. Sarana prasarana PAUD yang harus
disediakan antara lain ialah memiliki kurikulum, memiliki program kegiatan
belajar-bermain dan mengajar (PKBM), dan tersedia sumber dana untuk pelaksanaan
atau operasional pendidikan. Penyelenggaraan PAUD dimaksudkan untuk membantu
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dari seluruh
aspek kepribadian anak meliputi nilai-nilai moral/agama, social-emosional,
fisik-motorik, bahasa, dan seni.
Pelaksanaan model pembelajaran
sentra pada anak usia dini berlandaskan pada Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, diantaranya Pasal 2 Ayat (1)
Tentang Hak Anak yang berbunyi: Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan,
asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di
dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.
Area bermain akan menyebabkan anak
kurang tertarik memasuki sentra- sentra yang disiapkan oleh guru sehingga
aktivitas belajar sambil bermain anak tidak optimal. Terbatasnya
ruangan-ruangan yang tersedia menjadi kendala dalam menempatkan sentra- sentra
main yang sesuai dengan kebutuhan. Di sisi lain, tuntutan masyarakat atau orang
tua yang masih tinggi terhadap penekanan pada peningkatan kemampuan akademik,
baik dalam hal hafalan- hafalan maupun kemampuan baca tulis dan berhitung,
sehingga menganggap bahwa pendekatan ini hanya bermain saja tanpa meningkatkan
prestasi dan keberhasilan.
Sentra dan Lingkaran merupakan salah
satu pendekatan dalam pembelajaran bagi anak usia dini yang memberi kesempatan
anak untuk bermain aktif dan kreatif di sentra-sentra pembelajaran yang
tersedia guna mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan
minat masing- masing. Dalam penerapannya manajemen pembelajaran sangat
diperlukan untuk memudahkan guru mengelola, mengatur dan menata berbagai
kegiatan dan bahan main untuk menghasilkan program yang paling baik dan
memberikan lingkungan belajar yang peka, bersahabat, member kesempatan kepada
anak dan mendukung perkembangan positif. Saat ini, pembelajaran Sentra dan
Lingkaran masih kurang maksimal, dikarenakan pendekatan ini masih belum
tersebar luas di kalangan pengelola PAUD dan masyarakat luas.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Manajemen Pembelajaran
Kamaludin
(1989:3) menyatakan manajemen adalah penyelesaian tujuan-tujuan melalui
usaha-usaha orang lain. Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan
material. Pendapat lain tentang manajemen dikemukakan oleh Fattah (2008:1) yang
menyatakan “manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien”. Istilah lain dari manajemen,
yaitu pengelolaan. Manajemen merupakan kata dalam bahasa Inggris, yakni
management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan
(Djamarah dan Zain, 2006:175). Sedangkan menurut Arikunto (1992:8) pengelolaan
adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat
berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Di sisi lain, pendapat yang
serupa dikemukakan oleh Rahayu (2011:1) yang menyatakan, bahwa “pengelolaan
diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain”.
Pembelajaran
merupakan tindakan atau kegiatan yang difokuskan pada hal-hal khusus yang
dipelajari oleh peserta didik (Smith dan Ragan dalam Setyosari, 2001:2).
Jadi,
Manajemen pembelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam pendidikan karena
program pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis, diberikan kepada
peserta didik. Secara operasional, manajemen pembelajaran merupakan pelaksanaan
fungsifungsi manajemen pada komponen pembelajaran, yaitu: siswa, guru, tujuan,
materi, metode, sarana/ alat dan evaluasi. Ruang lingkup dalam manajemen
pembelajaran dapat terlihat dari kegiatan manajemen pembelajaran.
b. Sejarah Model Pembelajaran Sentra
Model
pembelajaran Sentra dikembangkan oleh Pamela Phelps di Florida, Amerika
Serikat, sejak tahun 70-an. Metode ini diadopsi dan dibawa ke Indonesia oleh
drg. Wismiarti Tamin, pendiri Sekolah Al-Falah di Ciracas, Jakarta Timur, 1996.
Model
pembelajaran sentra dan saat lingkaran atau “Beyond Center
and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra, sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran.
and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra, sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran.
Model yang dikembangkan Creative Curiculum mengelola
kegiatan pembelajaran yang seimbang antara
bimbingan guru dengan inisiatif anak. Pembelajaran menekankan pada dukungan
pengembangan minat, potensi dan kekuatan anak. Bermain dipandang sebagai kerja
sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan ide hingga
tuntas menyelesaikan hasil karyanya“start and finish”.
Model bermain. pembalajaran sentra adalah pendekatan
pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran”(circle times) dan
sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak
dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan
sebelum dan sesudah
Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang
dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan
lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik
dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya
disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara
tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD
dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam
tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran
dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).
c. TUJUAN SISTEM SENTRA
1. Anak
dapat belajar berbagai kemampuan dalam satu waktu.
2. Merangsang
inisiatif anak untuk memilih kegiatan.
3. Mengasah
kemandirian dan rasa percaya diri anak.
4. Belajar
kehidupan dunia secara langsung, berkomunikasi, memutuskan, bekerjasama,
melakukan dengan langsung.
d.
Macam-Macam
Sentra Pembelajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
1. Sentra balok
Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep
bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian, bahasa, dan
kreativitas. Bermain balok selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dan
bangunan yang dibangun anak digunakan untuk bermain peran.
Alat dan bahan main Sentra Balok: balok-balok dengan berbagai bentuk dan ukuran , balok aksesoris untuk main peran, lego berbagai bentuk, kertas dan alat tulis.
Alat dan bahan main Sentra Balok: balok-balok dengan berbagai bentuk dan ukuran , balok aksesoris untuk main peran, lego berbagai bentuk, kertas dan alat tulis.
2. Sentra main peran kecil (Mikro)
Main peran kecil mengembangkan kemampuan berpikir abstrak,
kemampuan berbahasa, social - emosional,
menyambungkan
pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru dengan menggunakan alat
main peran berukuran kecil.
Alat dan Bahan Sentra Main Peran Kecil (Mikro):
1. berbagai miniatur mainan
2. berbagai mainan alat rumah tangga
3. berbagai mainan mini alat kedokteran
4. berbagai mainan mini alat transportasi
5. berbagai mainan mini alat tukang
3.
Sentra Main Peran Besar (Makro)
Sentra main peran mengembangkan kemampuan mengenal lingkungan
sosial, mengembangkan kemampuan bahasa, kematangan emosi dengan menggunakan
alat main yang berukuran besar sesuai dengan ukuran sebenarnya. Alat dan bahan
Sentra Main Peran Besar (Makro):
1. mainan untuk pasar-pasaran
2. mainan untuk rumah-rumahan
3. mainan untuk dokter-dokteran
4. mainan untuk kegiatan pantai
5. mainan untuk tukang-tukangan
6. mainan untuk kegiatan nelayan
7. mainan salon-salonan
4.
Sentra Imtaq
Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan
keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak. sentra Imtaq untuk
satuan PAUD umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap menghormati agama
5. Sentra Seni
Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni
kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada
kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di
sentra seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan
kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan
lainnya.
6.
Sentra Persiapan
Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan keaksaraan awal
pada anak. penggunaan buku, alat tulis dapat dilakukan di semua sentra, tetapi
di sentra persiapan lebih diperkaya jenis kegiatan bermainnya. Pada kelompok
anak paling besar yang segera masuk sekolah dasar, frekuensi main di sentra
persiapan lebih banyak.
7.
Sentra
Bahan Alam
Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains,
matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang
berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam
anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai
pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang ada
disekitar. Perhatikan
keamanannya. Bahan dan alat yang digunakan harus bebas dari bahan beracun atau
binatang kecil yang membahayakan.
8. Sentra Memasak
a.
Sentra memasak
kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenal berbagai bahan makanan dan
proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep
matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang perkembangan kognitif,
sosial-emosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama.
b.
Model-model
tersebut di atas merupakan hasil penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak usia dini yang berlangsung
bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli
dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas model-model tersebut mampu
membantu anak dalam belajar. Setiap model model memiliki kekuatan dan keunggulan
masing-masing. Oleh karena itu, apa pun model yang digunakan, anak bisa bermain
nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan perilaku baiknya.
Contoh
sentra tersebut diatas bukan merupakan standar keharusan. Pengadaan sentra
dapat diatur flexible, sesuai dengan kemampuan fasilitas sekolah. Pengadaan
sentra idealnya bersinergi dengan perwujudan visi dan misi sekolah yang tetap
mengacu pada tingkat perkemabangan anak..
Setiap sentra hendaknya memiliki tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan mendukung tiga
jenis main, artinya, jika pendidik
merencanakan kegiatan dalam sentra seni, dengan kegiatan melukis dengan jari (finger
painting) misalnya, maka dalam kegiatan ini, anak di arahkan dalam kegiatan
yang melatih sensorimotoriknya, yakni gerakan jari tangannya saat melukis,
mendapatkan kebebasan berekpresi (main perannya) dan juga dilatih motorik
kasarnya sebagai bagian dari main pembangunan. Seluruh kegiatan tersebut pada
akhirnya akan mengembangkan aspek pembelajaran melalui pengembangan agama,
moral kognitif, bahasa, fisik serta sosial emosi anak sesuai dengan tema yang
dipilih sebagai kerangka pembelajaran dan bertujuan mengoptimalkan pengembangan potensi multiple
intelegence (kecerdasan jamak) anak PAUD.
Dengan pendekatan BCCT proses
pembelajaran di PAUD diharapkan mampu berjalan secara alamiah dalam bentuk
kegiatan yang ditujukan agar anak belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar
mengetahui ilmu yang ditransfer oleh pendidik saja. Pembelajaran yang berpusat
pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator dan
menyeimbangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, untuk mengasah
kecerdasan jamak (multiple intelligence) serta pengembangan
karakter anak secara holistik sejak dini merupakan ciri dari metode BCCT ini.
Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat
minat yang memiliki standart operasional prosedur yang baku dan memiliki
pijakan-pijakan dalam proses pembelajarannya selain itu penerapan BCCT tidak
bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi
setempat.
1.
Keunggulan BCCT
Kurikulum BCCT diarahkan untuk
membangun pengetahuan anak yang digali oleh anak itu sendiri. Anak didorong
untuk bermain di sentra-sentra kegiatan. Sedangkan pendidik berperan sebagai
perancang, pendukung dan penilai kegiatan anak. Pembelajaran bersifat
individual, sehingga rancangan, dukungan , dan penilaianyapun disesuaikan
dengan tingkatan perkembangan di kebutuhan tiap anak.
Semua tahapan perkembangna anak dirumuskan dengna rinci dan
jelas, sehingga guru memiliki panduan dalam penilaian perkembangan anak.
Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas. Dari penataan
lingkungan main sapai pada pemberian pijakan-pijakan.
Setiap anak memperoleh dukungan
untuk aktif, kereatif, dan berani mengengambil keputusan sendiri tanpa mesti
tahu membuat kesalahan. Setiap tahap perkembangna bermain anak dirumuskan
secara jelas, sehingga dapat menjadi acuan bagi pendidik melakukan penilaian
perkembangan anak. Penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara
bertahap, sesuai situas dan kondisi setempat.
PROSEDUR PEMBELAJARAN SENTRA
1. Penataan Lingkungan Main
- Sebelum anak datang, pendidik menyiapkan
bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan
yang telah disusun.
2. Pendidik menata alat dan bahan main
yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
3. Penataan alat main harus
mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2. Penyambutan Anak
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seseorang
pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan
untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan
dimulai. Sebaiknya para orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak.
3. Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan
Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh anak
dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan
pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan music, atau sebagainya.
Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta bersama anak
(mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.
4. Transisi
- Setelah selesai main pembukaan,
anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran,
atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang.
Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau
ke kamar kecil.
- Sambil menunggu anak minum atau
ke kamar kecil, masing-masing pendidik siap di tempat bermain yang sudah
disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.
5. Kegiatan Inti Di Masing-Masing
Kelompok
a. Pijakan
pengalaman sebelum main
Pendidik dan anak didik duduk
melingkar, Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak
hadir hari ini (mengabsen). Lalu berdoa sebelum belajar, mintalah anak secara
bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini. Pendidik
menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak. Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang
akan dilakukan anak.
Dalam memberi pijakan, pendidik
harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan
rencana belajar yang sudah disusun.
Pendidik menyampaikan bagaimana
aturan main, memilih teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat,
kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah
dimainkan.
b. Pijakan pengalaman selama anak main
Pendidik berkeliling diantara
anak-anak yang sedang bermain. Memberi contoh cara main pada anak yang belum
bisa menggunakan bahan/alat. Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang
pekerjaan yang dilakukan anak. Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas
cara main anak. Memberikan bantuan pada anak yang
membutuhkan.
c. Pijakan pengalaman setelah main
Bila waktu main habis, pendidik
memberitahukan saatnya membereskan.
Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik bisa
membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
Saat membereskan, pendidik
menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat
mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya. Bila
anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik.
Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik
menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan
menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan
gagasan dan pengalaman mainnya.
6. Makan Bekal Bersama
Usahakan setiap pertemuan ada
kegiatan makan bersama. Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada
anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau memberi makan
pada temannya. Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.
Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik.
Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke
tempat sampah.
7. Kegiatan Penutup
Setelah semua anak berkumpul
membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi.
Pendidik menyampaikan rencana kegiatan esok hari, dan menganjurkan anak untuk
bermain yang sama dirumah masing-masing. Pendidik meminta anak yang sudah besar
secara bergiliran untuk memimpin doa penutup. Untuk menghindari berebut saat
pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk
keluar dan bersalaman terlebih dahulu.
PENERAPAN KEGIATAN SENTRA DENGAN
SISTEM MOVING CLASS
Pada setiap
Sentra, untuk setiap anak dikembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu Nilai-nilai
Agama, Moral, Kognisi,
Afeksi, Bahasa, Sosial emosional, seni dan Psikomotor. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan didalam sistem pembelajaran dengan model sentra :
1.
Guru
sentra berbeda dengan guru kelas.
2.
Guru
sentra membuat kegiatan untuk semua kelompok kelas dengan membedakan tingkat
kesulitannya.
3.
Untuk
mempermudah gunakan sistem moving class / anak berpindah
Kelas.
Mengingat banyaknya Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang harus disusun oleh guru PAUD dalam setiap kegiatan belajar,
sistem kegiatan belajar dengan SENTRA berbentuk moving class, dirasa
cukup efektif dan efisien bagi pelaksaan PAUD. Karena dari 1 (satu)
RKH yang di susun oleh guru 1 sentra dapat di gunakan di setiap kegiatan
pembelajarannya pada kelas berbeda namun guru harus menyesuaikan Tingkat
Perkembangan Anak sesuai dengan Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Moving class,
dapat dilaksanakan secara fleksibel, sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
lingkungan dan fasilitas sekolah. Bisa guru sentranya yang berpindah kelas
(dengan sistem buka tutup sentra) atau muridnya yang berpindah kelas (apabila
kemampuan fasilitas sekolah memadai dengan setting ruangan khusus untuk setiap
sentra).
EVALUASI
PEMBELAJARAN SENTRA DAN LINGKARAN
Pada
proses evaluasi, guru dihadapkan pada tugas untuk menunjukkan bahwa peserta
didiknya bertambah perkembangan dan kemampuan- kemampuan yang telah mereka
pelajari dengan membuat penilaian. Penilaian pada anak usia dini terutama pada
pembelajaran sentra dan lingkaran dilakukan untuk mengetahui apakah anak
memahami konsep-konsep yang telah direncanakan dan disampaikan pada waktu main.
tugas untuk menunjukkan bahwa peserta didiknya bertambah perkembangan dan
kemampuan- kemampuan yang telah mereka pelajari dengan membuat penilaian.
Penilaian pada anak usia dini terutama pada pembelajaran sentra dan lingkaran
dilakukan untuk mengetahui apakah anak memahami konsep-konsep yang telah
direncanakan dan disampaikan pada waktu main.
Sangat
penting bagi guru untuk dapat mengamati secara cermat dan membuat penilaian
yang akurat, karena berdasarkan hasil penilaian tersebut guru menyusun rencana
pembelajaran untuk setiap anak.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa penilaian pembelajaran sentra dan lingkaran dilakukan
sejak pertama anak tiba di sekolah sampai pulang kembali ke rumah. Penilaian
tersebut berupa penilaian terhadap tingkat pencapaian perkembangan anak yang meliputi aspek perkembangan anak
yaitu nilai-nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan social-emosional.
Penilaian didapat melalui pengamatan guru terhadap tingkah laku anak yang
dikumpulkan dalam catatan pengamatan guru dan juga dari hasil kerja anak dalam
bentuk porto folio.
Pada
Permendiknas nomor 58 tahun 2009 dijelaskan tentang standar tingkat
perkembangan anak adalah “Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu.
Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai
KESIMPULAN
Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran
yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle
times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk
bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang
dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau arena
bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi
sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi
dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang.
Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah
kelompok di setiap PAUD. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan
secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok
usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak
dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain
peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).
Selama
proses pembelajaran, guru dilarang melakukan “3M”: tidak boleh melarang, menyuruh, marah/ menghukum. Basis
pembelajaran adalah bermain sambil belajar. Suasana belajar-mengajar dibangun
untuk memberikan rasa nyaman dan bahagia (happy learning). Untuk mencapai
suasana tersebut, guru bersama murid duduk dalam lingkaran, supaya posisi mata
guru sejajar dengan mata para murid, sehingga tidak ada jarak hierarkial. Maka,
di kelas pun tidak ada papan tulis, sebab guru tidak memerlukannya. Materi ajar
disampaikan secara interaktif dan kongkret, dengan menempatkan murid sebagai
pusat. Guru pun menyapa para murid dengan sebutan “teman.” Ketika memasuki
kelas, guru tidak datang dengan sikap “akan mengajar apa kepada anak hari ini”
melainkan “aku akan belajar apa dari anak hari ini.” Metode ini membangun
“kecerdasan jamak” secara bersamaan dan berimbang: kecerdasan
logika-matematika, bahasa, tubuh (kinestetik), ruang (spasial),
kemandirian (intrapersonal), kepedulian sosial (interpersonal),
musik. Seluruh potensi kecerdasan itu dibangun melalui sentra-sentra (wahana)
bermain yang meliputi tiga jenis main: main pembangunan, sensorimotor dan main
peran.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Lestari Kusuma Putri Annisa, Ulfatin
Nurul, Maret 2016. “Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Berjenjang untuk
meningkatkan Kompetensi Guru PAUD”, Volume 25,Number 01,
ap.Fip.um.ac.id>jurnal-mp. Diakses 20 April 2016
Ø Mahyumi. “Pembelajaran Agama di
Sentra Iman dan Taqwa Taman Kanak-kanak”, Jurnal Pesona PAUD,Volume 01, no 01.
Ejournal.unp.ac.id>article>view file. Diakses 24 April 2016
Ø Khairuddin,
2014, “Pengelolaan
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Desa
Lamgugob Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”,Volume 17, No 1, Jurnal Mentari, http: //ejournal. unmuha. ac.id/ index.
php/ mentari /article/view/242. Diakses 29 april 2016
Ø Rindaningsih,
ida , Juni 2012, “Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis (Beyond
Center And Circle Time) Bcct Pada PAUD” , Vol. 1, No. 2, http://journal.umsida.ac.id/files/RindaningV1.2.pdf,
Pedagogia, diakses tanggal 21 april 2016
Ø Pranitasari, suci,yulia, 18 Juni 2014, “Strategi
Pembelajaran Sentra untuk PAUD” , : http://www.kompasiana.com/yuliasucip/strategi-pembelajaran-sentra-untuk-paud_54f6f61aa33311a00b8b4589,
diakses 20 april 2016
Ø Samino. 2011. Manajemen
Pendidikan. Kartasura: Fairus Media.
Ø Yoto.1997.Manajemen Pendidikan dan
Pelatihan. Malang:Departemen
Ø Wau,Yasaroto,dkk. 2012. Manajemen
Pendidikan Anak Usia Dini. Medan: Unimed Press
Ø Carner, Kathy. 2007. Permainan
Berbasis Sentra Pembelajaran: Erlangga
Ø Sofa. “Penerapan model pembelajaran
sentra untuk anak usia dini”. Diakses 19 April2016.https://massofa.wordpress.com/2013/05/22/penerapan-model-pembelajaran-sentra-untuk-anak-usia-dini/
Ø Maslikhah,eli
, 25 Januari 2011, “Manajemen BCCT
Terintegrasi Nilai-nilai Islam , http://elimaslikhah.blogspot.co.id/2011/01/manajemen-bcct-terintegrasi-nilai-nilai.html, diakses 25 april 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar