Minggu, 01 Mei 2016

Manajemen Pembelajaran Sentra Dan Lingkaran

Manajemen Pembelajaran Sentra Dan Lingkaran

Disusun oleh :
Fitriani
1141113010
Fakultas Ilmu Pendidikan
Reguler-A PG-PAUD 2014

Abstrak
Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling) adalah suatu proses pembelajaran dengan konsep pembelajaran konstruktif yang bertujuan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak usia dini melalui bermain yang terencana dan terarah. Di dalam pembelajaran di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini terdapat sentra belajar anak yang tersebar kedalam enam aspek perkembangan anak usia dini seperti bahasa, kognitif, social-emosional, fisik-motorik, NAM, dan seni. Dalam pembelajaran dengan Metode Sentra, kurikulum tidak diberikan secara klasikal, melainkan individual, disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing anak. Di setiap Sentra, kemampuan klasifikasi anak dibangun secara terus-menerus agar mereka bisa memiliki konsep berpikir yang benar, kritis, dan analitis. Manajemen pembelajaran Seling diantaranya tentang  (1) sejarah; (2) sentra-sentra yang ada; (3) perencanaan; (4) pengorganisasian; (5) pelaksanaan; dan (6) penilaian dalam pembelajaran Seling.

Kata kunci : Manajemen pembelajaran sentra





PENDAHULUAN
Manajemen PAUD sendiri dapat diartikan sebagai suatu manajemen pendirian pada pendidikan anak usia dini. Persyaratan untuk memasuki dunia PAUD ialah peserta didik berusia dini (0-6 tahun), ada penyelenggara dari badan hukum, ada pengelola PAUD, serta adanya tenaga kerja pendidik PAUD. Sarana prasarana PAUD yang harus disediakan antara lain ialah memiliki kurikulum, memiliki program kegiatan belajar-bermain dan mengajar (PKBM), dan tersedia sumber dana untuk pelaksanaan atau operasional pendidikan. Penyelenggaraan PAUD dimaksudkan untuk membantu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dari seluruh aspek kepribadian anak meliputi nilai-nilai moral/agama, social-emosional, fisik-motorik, bahasa, dan seni.
Pelaksanaan model pembelajaran sentra pada anak usia dini berlandaskan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, diantaranya Pasal 2 Ayat (1) Tentang Hak Anak yang berbunyi: Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.
Area bermain akan menyebabkan anak kurang tertarik memasuki sentra- sentra yang disiapkan oleh guru sehingga aktivitas belajar sambil bermain anak tidak optimal. Terbatasnya ruangan-ruangan yang tersedia menjadi kendala dalam menempatkan sentra- sentra main yang sesuai dengan kebutuhan. Di sisi lain, tuntutan masyarakat atau orang tua yang masih tinggi terhadap penekanan pada peningkatan kemampuan akademik, baik dalam hal hafalan- hafalan maupun kemampuan baca tulis dan berhitung, sehingga menganggap bahwa pendekatan ini hanya bermain saja tanpa meningkatkan prestasi dan keberhasilan.
Sentra dan Lingkaran merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bagi anak usia dini yang memberi kesempatan anak untuk bermain aktif dan kreatif di sentra-sentra pembelajaran yang tersedia guna mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan minat masing- masing. Dalam penerapannya manajemen pembelajaran sangat diperlukan untuk memudahkan guru mengelola, mengatur dan menata berbagai kegiatan dan bahan main untuk menghasilkan program yang paling baik dan memberikan lingkungan belajar yang peka, bersahabat, member kesempatan kepada anak dan mendukung perkembangan positif. Saat ini, pembelajaran Sentra dan Lingkaran masih kurang maksimal, dikarenakan pendekatan ini masih belum tersebar luas di kalangan pengelola PAUD dan masyarakat luas.






PEMBAHASAN
a.      Pengertian Manajemen Pembelajaran
Kamaludin (1989:3) menyatakan manajemen adalah penyelesaian tujuan-tujuan melalui usaha-usaha orang lain. Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan material. Pendapat lain tentang manajemen dikemukakan oleh Fattah (2008:1) yang menyatakan “manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien”. Istilah lain dari manajemen, yaitu pengelolaan. Manajemen merupakan kata dalam bahasa Inggris, yakni management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan (Djamarah dan Zain, 2006:175). Sedangkan menurut Arikunto (1992:8) pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Di sisi lain, pendapat yang serupa dikemukakan oleh Rahayu (2011:1) yang menyatakan, bahwa “pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain”.
Pembelajaran merupakan tindakan atau kegiatan yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh peserta didik (Smith dan Ragan dalam Setyosari, 2001:2).
Jadi, Manajemen pembelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam pendidikan karena program pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis, diberikan kepada peserta didik. Secara operasional, manajemen pembelajaran merupakan pelaksanaan fungsifungsi manajemen pada komponen pembelajaran, yaitu: siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana/ alat dan evaluasi. Ruang lingkup dalam manajemen pembelajaran dapat terlihat dari kegiatan manajemen pembelajaran.
b.      Sejarah Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran Sentra dikembangkan oleh Pamela Phelps di Florida, Amerika Serikat, sejak tahun 70-an. Metode ini diadopsi dan dibawa ke Indonesia oleh drg. Wismiarti Tamin, pendiri Sekolah Al-Falah di Ciracas,   Jakarta Timur, 1996.
Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran atau “Beyond Center
and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra, sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran.
Model yang dikembangkan  Creative Curiculum   mengelola kegiatan pembelajaran yang seimbang   antara bimbingan guru dengan inisiatif anak. Pembelajaran menekankan pada dukungan pengembangan minat, potensi dan kekuatan anak. Bermain dipandang sebagai kerja sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya“start and finish”.
Model bermain. pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran”(circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah
Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).




c. TUJUAN SISTEM SENTRA
1.      Anak dapat belajar berbagai kemampuan dalam satu waktu.
2.      Merangsang inisiatif anak untuk memilih kegiatan.
3.      Mengasah kemandirian dan rasa percaya diri anak.
4.      Belajar kehidupan dunia secara langsung, berkomunikasi, memutuskan, bekerjasama, melakukan dengan langsung.





d.      Macam-Macam Sentra Pembelajaran PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

 

1.      Sentra balok

Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian, bahasa, dan kreativitas. Bermain balok selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dan bangunan yang dibangun anak digunakan untuk bermain peran.
Alat dan bahan main Sentra Balok: balok-balok dengan berbagai bentuk dan ukuran , balok aksesoris untuk main peran, lego berbagai bentuk, kertas dan alat tulis. 
2.      Sentra main peran kecil (Mikro)
Main peran kecil mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berbahasa, social - emosional,
 menyambungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru dengan menggunakan alat main peran berukuran kecil.
Alat dan Bahan Sentra Main Peran Kecil (Mikro):
1.      berbagai miniatur mainan
2.      berbagai mainan alat rumah tangga
3.      berbagai mainan mini alat kedokteran
4.      berbagai mainan mini alat transportasi
5.      berbagai mainan mini alat tukang

3.      Sentra Main Peran Besar (Makro)

Sentra main peran mengembangkan kemampuan mengenal lingkungan sosial, mengembangkan kemampuan bahasa, kematangan emosi dengan menggunakan alat main yang berukuran besar sesuai dengan ukuran sebenarnya. Alat dan bahan Sentra Main Peran Besar (Makro):
1.      mainan untuk pasar-pasaran
2.      mainan untuk rumah-rumahan
3.      mainan untuk dokter-dokteran
4.      mainan untuk kegiatan pantai
5.      mainan untuk tukang-tukangan
6.      mainan untuk kegiatan nelayan
7.      mainan salon-salonan

4.      Sentra Imtaq

Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak. sentra Imtaq untuk satuan PAUD umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap menghormati agama

5.      Sentra Seni

Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya.

6.      Sentra Persiapan

Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan keaksaraan awal pada anak. penggunaan buku, alat tulis dapat dilakukan di semua sentra, tetapi di sentra persiapan lebih diperkaya jenis kegiatan bermainnya. Pada kelompok anak paling besar yang segera masuk sekolah dasar, frekuensi main di sentra persiapan lebih banyak.
7.      Sentra Bahan Alam
Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains, matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang ada disekitar. Perhatikan keamanannya. Bahan dan alat yang digunakan harus bebas dari bahan beracun atau binatang kecil yang membahayakan.

8.       Sentra Memasak

a.      Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenal berbagai bahan makanan dan proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama.
b.         Model-model tersebut di atas merupakan hasil penelitian dan penerapan para pakar   pendidikan anak usia dini yang berlangsung bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas model-model tersebut mampu membantu anak dalam belajar. Setiap model model memiliki kekuatan dan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, apa pun model yang digunakan, anak bisa bermain nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya.

Contoh sentra tersebut diatas bukan merupakan standar keharusan. Pengadaan sentra dapat diatur flexible, sesuai dengan kemampuan fasilitas sekolah. Pengadaan sentra idealnya bersinergi dengan perwujudan visi dan misi sekolah yang tetap mengacu pada tingkat perkemabangan anak..
Setiap sentra hendaknya memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan mendukung tiga jenis main, artinya, jika pendidik merencanakan kegiatan dalam sentra seni, dengan kegiatan melukis dengan jari (finger painting) misalnya, maka dalam kegiatan ini, anak di arahkan dalam kegiatan yang melatih sensorimotoriknya, yakni gerakan jari tangannya saat melukis, mendapatkan kebebasan berekpresi (main perannya) dan juga dilatih motorik kasarnya sebagai bagian dari main pembangunan. Seluruh kegiatan tersebut pada akhirnya akan mengembangkan aspek pembelajaran melalui pengembangan agama, moral kognitif, bahasa, fisik serta sosial emosi anak sesuai dengan tema yang dipilih sebagai kerangka pembelajaran dan bertujuan  mengoptimalkan pengembangan potensi  multiple intelegence (kecerdasan jamak) anak PAUD.
Dengan pendekatan BCCT proses pembelajaran di PAUD diharapkan mampu berjalan secara alamiah dalam bentuk kegiatan yang ditujukan agar anak belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang ditransfer oleh pendidik saja. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator dan menyeimbangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, untuk mengasah kecerdasan jamak  (multiple intelligence)  serta pengembangan karakter anak secara holistik sejak dini merupakan ciri dari metode BCCT ini. Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat yang memiliki standart operasional prosedur yang baku dan memiliki pijakan-pijakan dalam proses pembelajarannya selain itu penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi setempat.
1.       Keunggulan BCCT
Kurikulum BCCT diarahkan untuk membangun pengetahuan anak yang digali oleh anak itu sendiri. Anak didorong untuk bermain di sentra-sentra kegiatan. Sedangkan pendidik berperan sebagai perancang, pendukung dan penilai kegiatan anak. Pembelajaran bersifat individual, sehingga rancangan, dukungan , dan penilaianyapun disesuaikan dengan tingkatan perkembangan di kebutuhan tiap anak.
            Semua tahapan perkembangna anak dirumuskan dengna rinci dan jelas, sehingga guru memiliki panduan dalam penilaian perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas.  Dari penataan lingkungan main sapai pada pemberian pijakan-pijakan.
Setiap anak memperoleh dukungan untuk aktif, kereatif, dan berani mengengambil keputusan sendiri tanpa mesti tahu membuat kesalahan. Setiap tahap perkembangna bermain anak dirumuskan secara jelas, sehingga dapat menjadi acuan bagi pendidik melakukan penilaian perkembangan anak. Penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai situas dan kondisi setempat.


PROSEDUR  PEMBELAJARAN SENTRA

1.      Penataan Lingkungan Main
  1. Sebelum anak datang,  pendidik menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun.
2.     Pendidik menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
3.     Penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2.      Penyambutan Anak
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seseorang pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak.
3.     Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan music, atau sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.



4.      Transisi
  1. Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan.   Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil.
  2. Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing pendidik siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.

5.     Kegiatan Inti Di Masing-Masing Kelompok
a.     Pijakan pengalaman sebelum main
Pendidik dan anak didik duduk melingkar, Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen). Lalu berdoa sebelum belajar, mintalah anak secara bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini. Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak. Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
Dalam memberi pijakan, pendidik harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun. Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
b.      Pijakan pengalaman selama anak main
Pendidik berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain. Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat. Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak. Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak. Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.           
c.       Pijakan pengalaman setelah main
Bila waktu main habis, pendidik memberitahukan saatnya membereskan.
Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.  Saat membereskan, pendidik menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya. Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik.
Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya.
6.      Makan Bekal Bersama
Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau memberi makan pada temannya. Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik. Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
7.      Kegiatan Penutup
Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan esok hari, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama dirumah masing-masing. Pendidik meminta anak yang sudah besar secara bergiliran untuk memimpin doa penutup. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk keluar dan bersalaman terlebih dahulu.

PENERAPAN KEGIATAN SENTRA DENGAN SISTEM MOVING CLASS
            Pada setiap Sentra, untuk setiap anak dikembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu  Nilai-nilai Agama,  Moral, Kognisi, Afeksi, Bahasa, Sosial emosional, seni dan Psikomotor. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam sistem pembelajaran dengan model sentra :
1.             Guru sentra berbeda dengan guru kelas.
2.             Guru sentra membuat kegiatan untuk semua kelompok kelas dengan membedakan tingkat kesulitannya.
3.             Untuk mempermudah gunakan sistem moving class / anak berpindah Kelas.
Mengingat banyaknya Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang harus disusun oleh guru PAUD dalam setiap kegiatan belajar, sistem kegiatan belajar dengan SENTRA berbentuk moving class, dirasa cukup efektif dan efisien bagi pelaksaan PAUD. Karena dari 1 (satu) RKH yang di susun oleh guru 1 sentra dapat di gunakan di setiap kegiatan pembelajarannya pada kelas berbeda namun guru harus menyesuaikan Tingkat Perkembangan Anak sesuai dengan Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Moving class, dapat dilaksanakan secara fleksibel, sesuai dengan kemampuan dan karakteristik lingkungan dan fasilitas sekolah. Bisa guru sentranya yang berpindah kelas (dengan sistem buka tutup sentra) atau muridnya yang berpindah kelas (apabila kemampuan fasilitas sekolah memadai dengan setting ruangan khusus untuk setiap sentra).

EVALUASI PEMBELAJARAN SENTRA DAN LINGKARAN

Pada proses evaluasi, guru dihadapkan pada tugas untuk menunjukkan bahwa peserta didiknya bertambah perkembangan dan kemampuan- kemampuan yang telah mereka pelajari dengan membuat penilaian. Penilaian pada anak usia dini terutama pada pembelajaran sentra dan lingkaran dilakukan untuk mengetahui apakah anak memahami konsep-konsep yang telah direncanakan dan disampaikan pada waktu main. tugas untuk menunjukkan bahwa peserta didiknya bertambah perkembangan dan kemampuan- kemampuan yang telah mereka pelajari dengan membuat penilaian. Penilaian pada anak usia dini terutama pada pembelajaran sentra dan lingkaran dilakukan untuk mengetahui apakah anak memahami konsep-konsep yang telah direncanakan dan disampaikan pada waktu main.
Sangat penting bagi guru untuk dapat mengamati secara cermat dan membuat penilaian yang akurat, karena berdasarkan hasil penilaian tersebut guru menyusun rencana pembelajaran untuk setiap anak.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penilaian pembelajaran sentra dan lingkaran dilakukan sejak pertama anak tiba di sekolah sampai pulang kembali ke rumah. Penilaian tersebut berupa penilaian terhadap tingkat pencapaian perkembangan  anak yang meliputi aspek perkembangan anak yaitu nilai-nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan social-emosional. Penilaian didapat melalui pengamatan guru terhadap tingkah laku anak yang dikumpulkan dalam catatan pengamatan guru dan juga dari hasil kerja anak dalam bentuk porto folio.
Pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 dijelaskan tentang standar tingkat perkembangan anak adalah “Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai




KESIMPULAN
Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang.
Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).
Selama proses pembelajaran, guru dilarang melakukan “3M”: tidak boleh  melarang, menyuruh, marah/ menghukum. Basis pembelajaran adalah bermain sambil belajar. Suasana belajar-mengajar dibangun untuk memberikan rasa nyaman dan bahagia (happy learning). Untuk mencapai suasana tersebut, guru bersama murid duduk dalam lingkaran, supaya posisi mata guru sejajar dengan mata para murid, sehingga tidak ada jarak hierarkial. Maka, di kelas pun tidak ada papan tulis, sebab guru tidak memerlukannya. Materi ajar disampaikan secara interaktif dan kongkret, dengan menempatkan murid sebagai pusat. Guru pun menyapa para murid dengan sebutan “teman.” Ketika memasuki kelas, guru tidak datang dengan sikap “akan mengajar apa kepada anak hari ini” melainkan “aku akan belajar apa dari anak hari ini.” Metode ini membangun “kecerdasan jamak” secara bersamaan dan berimbang: kecerdasan logika-matematika, bahasa, tubuh (kinestetik), ruang (spasial), kemandirian (intrapersonal), kepedulian sosial (interpersonal), musik. Seluruh potensi kecerdasan itu dibangun melalui sentra-sentra (wahana) bermain yang meliputi tiga jenis main: main pembangunan, sensorimotor dan main peran.


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Lestari Kusuma Putri Annisa, Ulfatin Nurul, Maret 2016. “Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Berjenjang untuk meningkatkan Kompetensi Guru PAUD”, Volume 25,Number 01, ap.Fip.um.ac.id>jurnal-mp. Diakses 20 April 2016
Ø  Mahyumi. “Pembelajaran Agama di Sentra Iman dan Taqwa Taman Kanak-kanak”, Jurnal Pesona PAUD,Volume 01, no 01. Ejournal.unp.ac.id>article>view file. Diakses 24 April 2016
Ø  Khairuddin, 2014, “Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Desa Lamgugob Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”,Volume 17, No 1, Jurnal Mentari, http: //ejournal. unmuha. ac.id/ index. php/ mentari /article/view/242. Diakses 29 april 2016
Ø  Rindaningsih, ida , Juni 2012, “Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis (Beyond Center And Circle Time) Bcct Pada PAUD” , Vol. 1, No. 2, http://journal.umsida.ac.id/files/RindaningV1.2.pdf, Pedagogia, diakses tanggal 21 april 2016
Ø  Pranitasari, suci,yulia, 18 Juni 2014, “Strategi Pembelajaran Sentra untuk PAUD” , : http://www.kompasiana.com/yuliasucip/strategi-pembelajaran-sentra-untuk-paud_54f6f61aa33311a00b8b4589, diakses 20 april 2016
Ø  Samino. 2011. Manajemen Pendidikan. Kartasura: Fairus Media.
Ø  Yoto.1997.Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Malang:Departemen
Ø  Wau,Yasaroto,dkk. 2012. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini. Medan: Unimed Press
Ø  Carner, Kathy. 2007. Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran: Erlangga
Ø  Sofa. “Penerapan model pembelajaran sentra untuk anak usia dini”. Diakses 19 April2016.https://massofa.wordpress.com/2013/05/22/penerapan-model-pembelajaran-sentra-untuk-anak-usia-dini/
Ø  Maslikhah,eli , 25 Januari 2011, “Manajemen BCCT Terintegrasi Nilai-nilai Islam , http://elimaslikhah.blogspot.co.id/2011/01/manajemen-bcct-terintegrasi-nilai-nilai.html, diakses 25 april 2016

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar