Mereview game Coloring Pictures and About Millionaire
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dari
waktu kewaktu banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam kehidupan teknologi
canggih sekarang ini. Dikalangan masrayakat yang ada didesa sekalipun
mengetahui tentang alat – alat teknologi
canggih seperti hp, tablet, laptop dan komputer tidak lagi suatu benda asing
ditelinga mereka. Bahkan menurut persepsi masyarakat itu sudah menjadi
kebutuhan bagi setiap kalangan baik muda maupun yang sudah tua (orang tua)
sekalipun.
Dari
permainan yang dulunya petak umpet, kucing-kucingan, bermain gasing dan
lain-lain. Sekarang permainan sudah berubah menjadi permainan digital. Bermain
games menjadi sarana hiburan dan permainan yang pokok disekitar kita. Permainan
atau yang sering kita sebut dengan game adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan
untuk menghibur diri kita dari rasa jenuh. Seiring berkembangnya IPTEK pada era
modern ini membuat banyak beredarnya berbagai jenis games. Tak hanya untuk
sekedar refreshing namun aplikasi games telah menjadi sebuah bisnis industri
yang sangat besar. Games yang dahulu sering dikaitkan dengan masa kanak-kanak
ternyata telah menyedot perhatian remaja dan bahkan orang-orang dewasa sekarang
ini. Game berarti “hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian
sebagai “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Sementara kata
“game” bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada
target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada
tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan
secara maksimal.
Sama
halnya dengan pengertian diatas, tugas ini akan membahas tentang game
edukatif yang ditujukan bagi seorang
remaja sekolah dan anak - anak.
B. Tujuan dan manfaat
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tentang apa pendapat tentang game
edukatif yang telah diberikan dan dimainkan, dan bagaiamana menurut pendapat
mahasiswa tentang game tersebut. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bermain
game.
C. Perumusan masalah
1. Apa
itu game!
2. Apa
manfaat penting game itu diberikan!
3. Tipe
– tipe dalam menggunakan dari usia!
4. Kelebihan
dan kekurangan dari game!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan teori
Teori-teori ini
dimunculkan dan dikemukakan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Berikut
beberapa teori tentang mengapa Anak bermain, dan penerapan kegiatan bermain
untuk anak yang mengacu pada teori-teori tersebut, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a.
Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria
Montessori. Menurut teori ini bermain dimaksudkan utuk megembangkan fungsi yang
tersembunyi dalam diri seseorang yang tersembunyi dalam diri seseorang
individu. Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya,
sebenarnya kegiatan itu berfungsi untuk latihan menagkap tikus dalam rangka
mempertahankan hidup.
b.
Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut
teori ini, dibedakan antara bermain disatu pihak dengan bekerja dilain pihak
yang membutuhkan suatu keseriusan (seriousness). Apabila seseorang telah lelah
bekerja maka ia memerlukan bermain utuk menghilangkan kepenatan akibat bekerja.
c.
Teori dari pandangan John Huizinga (1938)
seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya sampai pada satu
kesimpulan bahwa kebutuhan bermain adalah yang membedakan manusia dari
hewan, Bahkan melalui permainanya itu terpantul pula kebudayaanya.
d.
Teori dari pandangan Patty Smith Hiil (1932)
memperkenalkan sebuah masa "Bekerja bermain" dimana anak-anak dengan
bebasnya mengekplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada
dilingkunganya, mengambil prakarsa serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri.
e.
Teori Kelebihan Energi (Herbert
Spencer). Bermain dipandang sebagai penutup atau klep keselamatan pada mesein
uap. Energi atau tenaga yang berlebihan pada seseorang perlu dibuang atau
dilepaskan melalui bermain.
f.
Teori dari pandangan Susan Isaacs (1933)
percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain dan mengajak para orang tua untuk
mendukungkegiatan bermain anak sebagai sumber belajar alami yang penting bagi
anak.
g.
Teori dari pandangan Dewey (1938)
percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui
bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang bermakna menggunakan
benda-benda konkret, anak mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam
memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui
interaksi dan teman sebaya dalam bermain.
h.
Teori di atas merupakan pandangan dan pemikiran para
ahli yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai
kelemahan dan kelebihan, jika dilihat kesemua teori tersebut pada dasarnya
dapat saling melengkapi untuk kajian dari konsep bermain dan Permainan anak ini.
Jadi setiap teori sangat bermanfaat dan membantu kita untuk memahami dan
memperdalam pengertian tentang bermain dan permainan anak
B. Pengertian game
Dalam
pengertian yang luas permainan game berarti
“hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian sebagai“kelincahan
intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game” bisa diartikan
sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai oleh pemainnya.
Kelincahan intelektual, pada tingkat
tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara
maksimal.Sejalan dengan makin membanjirnya para penggemar game ini, teknologi piranti
lunak untuk permainan ini pun berkembang kian pesat. Dari sekadar videogame
berbasis PC atau TV yang dimainkan sendiri atau secara bersama(multiplayer) di
sebuah medium yang sama, kini mulai bergerak menuju permainanyang terhubung
secara online. Artinya, seorang pemain (player) akan bisa adustrategi dan
ketrampilan dengan sejumlah pemain lain yang berada di belahan duniayang lain.
Keberadaan internetlah yang memungkinkan hal itu terjadi.
Teori permainan
adalah suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisa interaksi antara
sejumlah pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategi-strategi yang
rasional. Teori permainan pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli
Matematika pada tahun 1944. Teori itu dikemukakan oleh John von Neumann and
Oskar Morgenstern yang berisi : “Permainan
terdiri atas sekumpulan peraturan
yang membangun situasi bersaing
dari dua sampai beberapa orang
atau kelompok dengan memilih strategi
yang dibangun untuk memaksimalkan
kemenangan sendiri atau pun
untuk meminimalkan kemenangan
lawan. Peraturanperaturan menentukan
kemungkinan tindakan untuk
setiap pemain, sejumlah keterangan
diterima setiap pemain sebagai
kemajuan bermain, dan sejumlah
kemenangan atau kekalahan dalam
berbagai situasi.” ( J. Von Neumann and O.
Namun
berberda dengan game ini yang dibutuhkan pemain untuk dapat menggunakan game ini
adalah perangkat lunak game dan tempat untuk menyimpan game. Game ini tidak
membutuhkan jaringan internet agar dapat terhubung dan dapat digunakan oleh
pemainnya.
a.
Prinsip – prinsip game
Menurut
Foremen beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam aplikasi sebuah game
edukasi adalah:
- Individualization : Materi pembelajaran (pengetahuan) dibuat sesuai dengan kebutuhan individual dari pembelajar, sedangkan game mengadopsi level individual dari pemain
- Feedback Active : Adanya feedback yang sesuai dengan cepat untuk memperbaiki pembelajaran dan mengurangi ketidaktahuan pembelajar terhadap materi yang disampaikan, sedangkan game menyediakan feedback dengan cepat dan konstektual.
- Active Learning : Adanya kecenderungan untuk menyertakan pelajar secara aktif dalam menciptakan penemuan dan pengetahuan baru yang membangun, sedangkan game menyediakan suatu lingkungan yang membantu terjadinya penemuan baru tersebut.
- Motivation : Pelajar termotivasi dengan reward yang diberikan dalam aktivitas permainan, sedangkan game melibatkan pengguna berjam-jam untuk mencapai tujuan.
- Social : Pengetahuan merupakan suatu proses partisipasi sosial, sedangkan game dapat dimainkan dengan orang lain (seperti game multiplayer) atau melibatkan komunitas dari pecinta game yang sama.
- Scaffolding : Pelajar secara berangsur-angsur ditantang dengan tingkat kesulitan yang makin tinggi dan dapat melangkah lebih maju untuk mencapai kemenangan dari permainan, sedangkan game dibangun secara multi level, pemain tidak bisa bergerak ke level yang lebih tinggi sampai dia mampu menyelesaikan permainan di level yang ada.
- Transfer : Pelajar mengembangkan kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dari satu orang ke orang yang lain, sedangkan game, sedangkan game mengijinkan pemain untuk menstransfer informasi dari suatu konteks ke konteks yang lain
- Assessment : Setiap individu mempunyai kesempatan untuk menilai pelajaran mereka sendiri atau membandingkannya dengan orang lain
b. Manfaat game dimainkan
Untuk melatih konsentrasi
Mainan
edukatif memang di
susun dalam rangka melatih untuk lebih menyiapkan konsentrasi ketika
menggunakan mainan tersebut. Misalnya, ketika seorang anak bermain puzzle, maka
konsentrasi dan pandangan matanya di tuntut untuk bisa fokus, supaya ia dapat
menyusun puzzle tersebut dengan benar. Dalam tahap ini, secara tidak sadar,
seorang anak yang bermain puzzle ia sebenarnya sedang berlajar berkonsentrasi.
Untuk melatih kemampuan motorik
Mainan
edukatif akan merangsang sistem motorik halus dan kasar anak. Motorik halus
akan ia dapat ketika ia mengambil mainan, meraba, maupun memegang mainan dengan
kelima jari yang dimilikinya. Sedangkan rangsangan morotik kasar akan didapat
ketika ia menggerak-gerakkan, melempar, maupun mengangkat mainannya.
Untuk mengenalkan konsep sebab akibat
Dalam
tahap ini, bisa di ambil contoh, misalnya ketika seorang anak memasukkan benda
kecil ke dalam benda yang besar, maka secara tidak langsung ia sedang belajar
untuk memahami bahwa benda yang ukurannya lebih kecil bisa muat dalam ruang
yang ukurannya lebih besar, dan benda yang lebih besar tidak akan muat jika di
masukkan pada benda yang ukurannya lebih. Itu merupakan proses belajar dan
memahami dengan cara sederhana tentang konsep sebab-akibat
Untuk melatih bahasa dan wawasan
Mainan
edukatif akan lebih optimal manfaatnya jika diimbangi dengan penuturan secara
lisan oleh guru maupun orang tua yang mendampinginya. Nah, di sinilah seorang
anak akan mendapatkan tambahan pengetahuan kosa kata dan kemampuan bagaimana
harus berucap tentang sesuatu yang diketahuinya.
Untuk mengenalkan wawasan dan bentuk
Tidak
diragukan lagi, dengan mainan edukatif, seorang anak bisa belajar untuk
mengenal berbagai macam bentuk dan warna.
c. Pengertian multimedia!
Multimedia
adalah suatu sarana (media) yang didalamnya terdapat perpaduan (kombinasi)
berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, graphics, animasi, video,
interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya yaitu
menyampaikan informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target audiens-nya.
Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan seperti game. Kata multimedia itu sendiri berasal dari kata multi (Bahasa Latin) yang berarti banyak dan katamedia (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan sesuatu.
Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan seperti game. Kata multimedia itu sendiri berasal dari kata multi (Bahasa Latin) yang berarti banyak dan katamedia (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan sesuatu.
Multimedia dapat dikategorikan menjadi 2 macam,
yaitu mulitimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah
suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan /
lurus), contohnya : TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol (atau alat bantu berupa
komputer, mouse, keyboard dan lain-lain) yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya.
Contohnya seperti aplikasi game. Multimedia interaktif menggabungkan dan
mensinergikan semua media yang terdiri dari teks, grafik, audio, dan
interaktivitas (rancangan).
Multimedia dapat disajikan dalam beberapa metode,
antara lain :
- Berbasis
kertas (Paper-based), contoh : buku, majalah, brosur.
- Berbasis
cahaya (Light-based), contoh : slideshows, transparansi.
- Berbasis
suara (Audi-based), contoh : CD Players, tape recorder, radio.
-
Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh : televisi,
VCR (Video Cassete Recorder, film.
- Berbasis digital (digilatally – based),
contoh komputer.
Dari
hasil wawancara dan survey yang kami lakukan pada anak dan orang tua, terdapat
perubahan pada anak yang memainkan game dan tidak memainkan game. Anak yang
memainkan game lebih cenderung percaya diri dan saat beraktivitas lebih aktif
dan juga pengetahuan mereka tentang beramin game lebih luas sedangkan anak yang
tidak pernah bermain game ini cenderung lebih diam dan menghindari temannya
yang menurut mereka sombong karena dapat bermain game (anak cemburu).
Menurut
orang yang anak nya yang dibolehkan bermain game, anak mereka lebih terpaku
pada game dan kurang memperhatikan tentang sekolah mereka.
d. Kelebihan dan kekurangan game
a. Kelebihan
Menambah pengetahuan baru tentang materi /
pelajaran
Mengingat kembali pelajaran saat sekolah
Menguji kemampuan masing – masing orang
Mengasah otak
Mengembangkan kemampuan membaca
Menguji ketepatan waktu
Ketepatan menjawab soal
Meningkatkan kemampuan berfikir
Menjadi kesenangan tersendiri
b. Kekurangan
/ dampak negatif
Berkurangnya sosialisasi
Mudah bosan yang enjadi malas
Kuarng mempedulika sekitar/lingkungan
Selalu memikirkan dan membahas game
Terganggu dalam penglihatan
Lupa waktu dalam kehidupan real
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
perkembangan zaman sekarang yang menjadi fenomena adalah teknologi yang terus
berkembang, sekarang kiat yang memilih dan menentukan apa yang kita lakukan.
Sama halanya dengan game kita yang main kita yang mendapat hasilnya. Artinya dalam
kita harus timbul kesadaran sendiri tentang membatasi bermain game dan dapat
mengayomi peserta didik kita agar tidak menjadi kecanduan bermain game. Dan
makna yang kiat dapat dari bermain game dapat kita aplikasikan ke orang sekitar
agar menjadi benar – benar bermanfaat.
B. Saran
Game
yang telah dimainkan diperlukan perubahan agar menjadi lebih edukatif karena
menurut kami anak akan lebih cepat bosan jika game tersebut diaplikasikan
kepada anak – anak dan game lain sudah cukup menarik untuk diuji pengetahuan
masing – masing orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar